Awas! Mata Air Asin di Ciuyah Sumedang Berbahaya Bagi Ginjal

Awas! Mata Air Asin di Ciuyah Sumedang Berbahaya Bagi Ginjal

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 19 Jan 2023 08:10 WIB
Petugas dari Badan Geologi mengecek kualitas air dari mata air di Ciuyah, Sumedang
Petugas dari Badan Geologi mengecek kualitas air dari mata air di Ciuyah, Sumedang (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Petugas dari Badan Geologi Kementerian ESDM melakukan pengecekan terhadap kualitas mata air asin yang berada di Blok Ciseupan, Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Rabu (18/1/2023). Hasil pengecekan didapati bahwa mata air asin tersebut disarankan tidak dikonsumsi (diminum).

Pantauan di lokasi, petugas dari Badan Geologi Kementerian ESDM yang berjumlah 4 orang itu datang dengan membawa alat khusus berupa multimeter kualitas air. Alat itu digunakan dengan cara dicelupkan ke dalam kolam mata air.

Penyelidik Bumi Muda di Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Badan Geologi, Budi Joko Purnomo memaparkan, mata air asin yang muncul di Desa Ciuyah berada di lahan persawahan dengan tipe terasering.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mata airnya ini berbentuk lingkaran dengan diamater sekitar setengah meter," papar Budi kepada detikJabar di lokasi.

Budi melanjutkan, debit mata air yang keluar terbilang kecil atau kurang dari setengah liter per detik. Sementara tingkat kadar garamnya terbilang cukup tinggi.

ADVERTISEMENT

"Tingkat kegaramannya mendekati air laut dan saat dirasakan memang pekat tapi tidak sepekat air laut," terangnya.

Meski demikian, lanjut Budi, kandungan pH atau tingkat keasaman dari mata air tersebut masih terhitung normal.

"PH relatif normal, jadi masih diangka pH yang normal," ujarnya.

Desa Ciuyah di Kabupaten Sumedang.Desa Ciuyah di Kabupaten Sumedang. Foto: Nur Azis/detikJabar

Budi menyarankan, mata air asin di Desa Ciuyah sebaiknya tidak untuk dikonsumsi. Terlebih dikonsumsi secara terus menerus.

"Harusnya tidak ya (tidak dikonsumsi), ini sekarang kita baru melihat tingkat kegaramannya, itu asin sekali, tinggi sekali, jadi itu bisa berbahaya pada ginjal, apalagi dikonsumsi dalam jangka waktu lama, jadi sebaiknya jangan," terangnya.

Untuk lebih memastikan kandungan dari mata air asin tersebut, Tim dari Badan Geologi pun mengambil sampel air yang akan diperiksakan di laboratorium.

"Air ini kami ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium Badan Geologi Kementerian ESDM, untuk mengetahui kandungan mineral, kandungan isotop dan kandungan lainnya," ucapnya.

Budi pun menambahkan, mata air asin di Desa Ciuyah tidak dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Tampomas.

"Sebelumnya juga pernah ada penelitian dari salah seorang dosen di Bandung, di situ menyebutkan bahwa air ini berbeda dengan mata air dari Gunung Tampomas," tuturnya.

Berita sebelumnya, Sebuah mata air di lahan pesawahan salah seorang warga di Blok Ciseupan, Desa Ciuyah, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang memiliki keistimewaan. Pasalnya mata air tersebut mempunyai rasa asin yang pekat padahal jauh dari pantai atau laut.

Berdasarkan penuturan warga mata air dengan rasa asin di kawasan desa tersebut bukan hanya satu. Tapi ada beberapa sumber mata air yang memiliki rasa asin lainnya.

"Di sini itu ada beberapa lahan sawah warga yang tidak bisa ditanami padi karena di lahan itu mengeluarkan air yang rasanya asin," ungkap Ruminah (63), salah seorang petani kepada detikJabar belum lama ini.

Ia kemudian menunjuk ke arah beberapa petak sawah. Di sana tampak padi yang tumbuh tidak merata.

"Lihat ke petak sawah itu, setengahnya tidak ditumbuhi padi, itu karena tanah di sana mengeluarkan air yang rasanya asin," ujarnya.

Ia sendiri tidak mengetahui sebab atau asal muasal kenapa di sekitar area pesawahannya bisa terdapat sumber mata air dengan kandungan rasanya yang asin.

"Kalau ditanya sebabnya saya sendiri tidak tahu, tapi memang di sini itu banyak sumber mata air asin," ucapnya.

Hal yang sama diutarakan petani lainnya, yaitu Musohanah (54).

"Kalau dihitung, di sini itu kayanya tidak bakal ke hitung ada berapa sumber mata air yang mengeluarkan air asin, tapi kalau sumbernya memang di sana (mata air milik salah seorang petani bernama Uka)," paparnya.

Sekadar diketahui, sumber mata air yang paling dikenal di area tersebut memang milik warga bernama Uka (68). Di sana dibuatkan kolam kecil sebagaimana sumber mata air pada umumnya.

(yum/yum)


Hide Ads