Bupati Indramayu Nina Agustina meninjau lokasi terdampak gelombang tinggi air laut di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Minggu (01/01/2023). Selain upayakan pembangunan breakwater, Nina juga akan dorong relokasi permukiman warga.
Pantauan detikJabar, Bupati Nina memantau kondisi sebagian warga di posko pengungsian serta melihat sejumlah rumah warga yang ambruk. "Untuk kerusakan ada, tadi dari masyarakat juga laporan bahwa ada beberapa yang rusak dan mereka langsung berada di bibir pantai jadi mau bagaimana pun harus relokasi," kata Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Namun rencana relokasi masih perlu peninjauan ulang. Sebab, butuh lahan khusus untuk merealisasi rencana tersebut. "Kita akan lihat kembali, karena kemarin saya ketemu dengan Menteri Sosial. Insyaallah akan dibantu Kementerian Sosial untuk relokasi tapi untuk tempatnya atau apapun kita harus pikirkan kembali," ujar Nina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain rumah, kondisi tembok beton penahan ombak atau breakwater yang rusak pun akan segera diperbaiki. Upaya itu akan dilakukan secara bertahap.
"Untuk breakwater Insyaallah ada. Kita bertahap semuanya dan Alhamdulillah di beberapa titik sudah ada breakwater nya" jelas Nina.
Pemerintah Kabupaten Indramayu menerapkan status siaga bencana cuaca ekstrem. Sesuai prediksi BMKG kesiapsiagaan dilakukan hingga Selasa (03/01/2023) Nanti.
Sekadar diketahui, gelombang tinggi air laut di Pesisir Indramayu, Jawa Barat, mengakibatkan puluhan rumah rusak, Sabtu (31/12/2022). Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu Dadan Oce Iskandar menjelaskan gelombang tinggi pada puncak cuaca ekstrem mengakibatkan puluhan rumah di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu rusak. Ia mencatat 2.095 unit rumah di 26 RT terendam banjir rob.