Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut tahun 2022 merupakan tahun yang berat untuk Kabupaten Cianjur. Berbagai bencana, mulai dari banjir, longsor, hingga gempa bumi meluluhlantakan Cianjur.
Bencana itu menyebabkan ratusan orang meninggal dunia, puluhan ribu rumah rusak, dan 114 ribu orang mengungsi. Bencana juga membuat pembangunan Cianjur tertunda lantaran para perangkat daerah difokuskan untuk melakukan penanganan pascabencana.
Herman mengatakan pada 23 November 2022 bencana banjir bandang melanda tiga kecamatan di Cianjur selatan, menyebabkan ratusan rumah terendam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selang dua pekan tepatnya pada 5 November 2022, bencana banjir juga kembali terjadi di Cianjur selatan menyebabkan ratusan rumah di Desa Cidaman Kecamatan Cidaun terendam.
"Pada akhir September dan awal November kita dilanda dua banjir bandang di selatan. Tidak ada korban jiwa, tapi ratusan rumah warga terendam dan barang berharganya habis terbawa arus air," kata dia, Sabtu (31/12/2022).
Menurutnya pada 21 November 2022, Kota Santri alami duka mendalam, gempa berkekuatan 5,6 magnitudo membuat wilayah Utara Cianjur porak poranda. Sebanyak 603 orang meninggal, puluhan ribu rumah rusak, dan 114 ribu orang mengungsi.
Bahkan hingga saat ini, sebagian besar warga terutama di Kecamatan Cugenang dan Cianjur yang menjadi daerah paling terdampak masih bertahan di pengungsian.
"November ini jadi bulan paling berduka untuk Cianjur. Gempa mengakibatkan 12 Kecamatan terdampak. Ratusan orang meninggal dunia, dan banyak orang yang kehilangan rumah akibat guncangan gempa Sesa Cugenang," ucap dia.
Belum usai duka akibat banjir, Cianjur kembali dilanda banjir bandang pada 16 Desember 2022 banjir. Ratusan rumah di enam desa di Kecamatan Sukanagara terendam dengan menyisakan lumpur tebal menutupi rumah-rumah warga.
"Tahun ini merupakan tahun terberat untuk Cianjur. Bencana dimana-mana, mulai dari banjir, longsor, dan paling parah dampaknya ialah gempa bumi," kata dia.
Menurut Herman, pembangunan infrastruktur di Cianjur juga tertunda akibat adanya bencana. Sebab seluruh perangkat daerah ditugaskan untuk fokus penanganan pascabencana.
"Jadinya ada sejumlah kegiatan yang tidak terlaksana dan tertunda. Penyerapan anggaran juga tidak maksimal, hanya 80 persen. Karena memang kegiatan seperti bimtek saya larang dulu, selurunya fokus penanganan bencana, terutama gempa," ucap dia.
Namun, Herman berharap di 2023 duka di tahun sebelumnya tidak lagi terjadi. Herman menargetkan Cianjur bangkit dan pulih di tahun depan.
"Resolusi di 2023, Cianjur harus bangkit dan pulih. Semua pihak berkolaborasi mewujudkan kebangkitan Cianjur pascabencana," kata dia.
Selain itu, Pemkab juga akan ngebut pembangunan infrastruktur terutama jalan di wilayah selatan. Herman menyebut Pemkab juga jadi melakukan peminjaman sebesar Rp 150 miliar untuk pembangunan di 4 ruas jalan di Cianjur selatan.
"Tidak hanya bangkit dan pulih dari bencana, kita juga akan kebut pembangunan, mulai dari jalan, kesehatan, pendidikan, hingga perekonomian. Kita sama-sama berdoa agar resolusi itu bisa terwujud," kata dia.
(yum/yum)