Wejangan Para Pawang Ular Usai Kematian Tragis Alprih

Wejangan Para Pawang Ular Usai Kematian Tragis Alprih

Tim detikJabar - detikJabar
Sabtu, 24 Des 2022 13:40 WIB
King Cobra on brown sand.
Ular kobra (Foto: (iStock))
Bandung -

Gigitan King Kobra menewaskan Alprih Priyono (26), mantan asisten Panji Petualang di Sukabumi pada 18 Desember 2022. Ia terpatuk saat hendak mengevakuasi hewan berbisa itu dari permukiman warga di Gang Brawijaya IV, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Kabar kematian Alprih menyita perhatian pawang ular lainnya. Walau Alprih mengevakuasi ular dengan sangat hati-hati, namun kecelakaan berupa gigitan ular masih bisa terjadi, bahkan kepada pawang yang sudah terlatih selama puluhan tahun sekali pun.

Darsum Diva Atmaya (70) atau yang dikenal dengan nama Ki Kebo Kenongo, selama puluhan tahun melakoni profesi sebagai pawang ular ia pernah mendapatkan beberapa kali gigitan ular. Salah satunya dari king kobra yang lukanya masih membekas di jempol tangannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ular Tak Kenal Majikan

Selama berkecimpung dalam dunia pawang ular dengan segala pengalaman yang dialaminya, ia pun memiliki pandangan sendiri terhadap hewan ular. Menurutnya, hewan reptil satu ini tidak mengenal majikan layaknya seperti hewan peliharaan pada umumnya. Dan ular, tidak mengenal mana orang baik maupun orang jahat. Artinya, potensi ular menyerang dengan bisanya selalu ada.

ADVERTISEMENT

Bagi pawang ular sendiri, ia hanya memahami karakter dan watak dari ular. Maka dari itu, ia pun sangat mengutamakan kewaspadaan cukup tinggi saat bersentuhan dengan ular.

"Ular itu tetap akan mengeluarkan bisanya jika merasa diserang, jadi perlu kewaspadaan tinggi atau safety, caranya gunakan alat saat menangani ular, pokoknya harus super hati-hati karena ada peribahasa mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi tetap jangan sembrono," ungkapnya.

Pawang ular asal Sumedang, Ki Kebo Kenongo menunjukkan luka bekas gigitan ular king kobra.Pawang ular asal Sumedang, Ki Kebo Kenongo menunjukkan luka bekas gigitan ular king kobra. Foto: Nur Azis/detikJabar

Ular Tak Bisa Dijinakkan

Ki Kebo sendiri sudah malang melintang dalam dunia 'perularan' dari sejak tahun 1960-an. Meski demikian, ia mengaku tetap menjaga kewaspadaanya saat berhadapan dengan ular-ular berbisa, terutama jenis ular king kobra. Sebab menurutnya, semua jenis ular berbisa tidak dapat dijinakkan, terutama jenis king kobra.

"Ular-ular berbisa itu tidak ada yang bisa dijinakkan, terutama king kobra. Kalau king kobra dapat dijinakkan, maka tentunya kepala ular itu tidak akan mengembang saat dipegang," ungkap Ki Kebo kepada detikJabar, Jumat (23/12/2022).

Menurutnya, semua pawang ular tidak akan mampu menjinakkan ular. Mereka hanya tahu cara menghadapi dan mengatasinya saja. "Jadi intinya bukan menjinakkan, tapi pawang ular itu hanya tahu bagaimana cara mengatasi ular," ujarnya.

Sehingga menurutnya tidak ada pawang ular yang kebal akan gigitan king kobra. Sedangkan kebanyakan dari mereka yang meninggal dunia lantaran kurang kehati-hatian saat berhadapan dengan ular.

"Mereka yang meninggal dunia itu biasanya yang mainin ular tanpa menggunakan alat, ditambah kurang hati-hati saat berhadapan dengan ular," katanya.

Jangan Hadapi Ular dengan Tangan Kosong

Ki Kebo Kenongo mengimbau terutama kepada para pecinta ular yang masih baru agar senantiasa waspada serta menggunakan peralatan saat menghadapi ular berbisa.

"Sekarang itu, banyak pecinta ular yang tidak menggunakan alat saat berhadapan dengan ular yang berbisa, karena ada anggapan kalau pakai alat itu tidak jagoan, padahal semestinya harus," ucapnya.

Selanjutnya Wejangan Steve Ewon

Sama halnya dengan Ki Kebo Kenongo, Steve Ewon juga mengungkapkan wejangan yang serupa. Pria kini menjadi sebagai kepala desa di Cisarua, itu dikenal sebagai pecinta hewan, termasuk ular sejak puluhan tahun yang lalu.

Steve Ewon.Steve Ewon. Foto: Instagram @steve_ewon

Identifikasi Kenapa Ular Bisa Ada di Permukiman Warga

Ewon tak sekali dua kali menerima permintaan mengevakuasi ular dari orang-orang yang mengenalnya. Namun dia tak langsung mengiyakan, melainkan mengidentifikasi situasi dan kondisi terlebih dahulu.

"Pengalaman saya ini ya, semakin orang paham dan mengerti dengan ular, semakin paham dengan konsekuensinya. Seperti saya sering diminta evakuasi ular. Namun di awal selalu saya tanya, di mana posisi ular, seberapa dekat dengan permukiman," ucap Ewon.

"Jadi identifikasi dulu kenapa ular mendekat ke permukiman. Jangan-jangan ularnya ada di habitat dia, cuma manusia merasa terganggu akhirnya dievakuasi. Padahal ular itu juga sebetulnya takut dengan manusia seperti yang tadi saya bilang," kata Ewon menambahkan.

Konsekuensi Memelihara Ular

Ewon mengatakan insiden pawang ular meninggal dunia akibat gigitan ular berbisa yang dipelihara maupun hendak dievakuasi, tak terjadi cuma kali ini saja melainkan sudah beberapa kali.

"Selalu saya bilang, konsekuensi orang yang bermain ular itu ya digigit atau dibelit. Saya juga selalu berpesan, jangan bermain dengan ular karena sejinak-jinaknya ular berbisa, saat mereka terganggu atau terancam mereka akan membela diri," tutur Ewon.

Halaman 2 dari 2
(yum/yum)


Hide Ads