Ki Kebo Kenongo Ungkap Racun King Kobra Mematikan Meski Masih Kecil

Ki Kebo Kenongo Ungkap Racun King Kobra Mematikan Meski Masih Kecil

Nur Azis - detikJabar
Rabu, 21 Des 2022 12:01 WIB
King Cobra on brown sand.
Ilustrasi (Foto: iStock)
Sumedang -

Alprih Priyono (26), pemuda asal Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, yang juga merupakan mantan asisten Panji Petualang meninggal dunia akibat terkena gigitan ular.

Ular yang menggigitnya dikabarkan merupakan jenis ular baby king cobra (anak king kobra). Lalu seperti apakah karakteristik racun bisa untuk jenis ular tersebut?

Pawang ular asal Kabupaten Sumedang Darsum Diva Atmaya (70) alias Ki Kebo Kenongo mengatakan selama dirinya menggeluti dunia ular, orang yang tewas akibat gigitan ular kebanyakan memang oleh ular yang masih kecil atau belum dewasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena mungkin (racun) bisanya masih murni belum digunakan," terang Ki Kebo saat dihubungi detikJabar, Rabu (21/12/2022).

Ki Kebo sendiri beberapa kali pernah merasakan bagaimana rasanya digigit oleh ular jenis king kobra. Akan tetapi king kobra yang telah dewasa.

ADVERTISEMENT

"Kalau king kobra anak-anak belum pernah, cuma kebanyakan kalau sama king kobra yang masih anaknya itu banyak yang meninggal dunia," ucap Ki Kebo.

Sementara itu, Andri Reginaldi (29), Pembina dari Komunitas Bangke Laut atau salah satu komunitas pecinta ular di Sumedang menuturkan racun bisa ular king kobra baik yang masih kecil ataupun dewasa tingkat bahayanya sama. Hanya bedanya, pada saat ular itu menggigit dan mengeluarkan racunnya.

"Kalau ular king kobra yang masih kecil itu bahayanya karena pada saat mengigit, ular itu belum bisa mengontrol racun yang harus dikeluarkan untuk membunuh mangsanya," paparnya.

"Sementara kalau ular king kobra dewasa itu sudah bisa menakar racun yang harus dikeluarkan, jadi dia melihat ukuran tubuh mangsanya, semisal untuk mangsa sebesar ini, maka racun yang dikeluarkan segini milimeter, kalau king kobra masih anak-anak belum bisa mengontrol seperti itu," katanya menambahkan.

Menurut sepengetahuannya, bahaya lainnya adalah Indonesia hingga saat ini belum memiliki serum penawar racun bisa untuk jenis ular king kobra.

"Kalau nggak salah, serum di Indonesia itu baru ada serum polivalen, serum ini untuk jenis ular, yakni ular gibug (sunda), ular kobra dan ular welang. Sementara untuk ular king kobra belum ada di Indonesia dan serum khusus king kobra ini adanya di Thailand," paparnya.

Sebelumnya, kabar duka datang dari dunia pencinta reptil. Alprih Priyono (26), pemuda asal Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, yang merupakan mantan asisten Panji Petualang, dikabarkan meninggal dunia.

Dilansir detikJabar, suasana duka menyelimuti kediaman Alprih. Bendera kuning berkibar di gang dekat rumahnya. Pelayat datang silih berganti memberikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan.

Ibunda Alprih, Iroh (68), mengatakan anak bungsunya itu meninggal dunia pada Minggu (18/12/2022), sekitar pukul 23:50 WIB di RSUD Syamsudin SH.

"Meninggal dunia di Bunut (RSUD Syamsudin)," kata Iroh saat ditemui detikJabar di kediamannya di Gang Brawijaya IV, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Selasa (20/12).

Iroh mengatakan Alprih meninggal dunia saat melakukan rescue ular baby king cobra di Gang Lipur. Kepergian Alprih meninggalkan duka di kalangan keluarga dan teman-temannya.

"Kejadiannya (dipatuk ular) bukan di rumah, lagi rescue di Gang Lipur. Jadi warga sini sudah tahu kalau Apih (panggilan Alprih) bisa menangkap ular," ujarnya.

(dir/mso)


Hide Ads