Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum lama ini mengungkapkan gempa 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur disebabkan patahan Sesar Cugenang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan patahan tersebut baru teridentifikasi dan tidak berkaitan dengan patahan aktif lain di Jawa Barat.
"Dari hasil penelusuran, ditemukan ada patahan yang baru teridentifikasi, karena patahan ini melintasi kecamatan Cugenang maka ditetapkan (namanya) Patahan Cugenang," kata dia, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Muncul Sesar Cugenang Usai Gempa Mengguncang |
Dia mengatakan jika patahan yang baru saya terbentuk atau ditemukan ini melintasi 9 desa di dua kecamatan dengan straight atau lintasan yang mengarah ke barat laut tenggara.
Sembilan desa yang dilintasi garis patahan tersebut ialah 8 desa di Kecamatan Cugenang yang terdiri dari Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Cibulakan, dan Desa Benjot. Selain itu ada juga satu desa lainnya di ujung patahan yakni Desa Nagrak Kecamatan Cianjur.
Dampak pergerakan sesar Cugenang di Sarampad
Dampak gempa Cianjur (Foto: Aditya Irawan/NurPhoto/Getty Images)
|
Warga menyebut jika retakan tersebut awalnya selebar 30 sentimeter, tetapi seiring adanya gempa susulan retakan tersebut kembali rapat menyisakan retakan selebar kurang dari 10 sentimeter.
Retakan Tanah di Cibulakan
Dampak gempa di Cibulakan (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
|
Porak-poranda di Sarampad
Foto: Situasi Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Usai Diguncang Gempa (Rizky/detikcom)
|
Khusus di Desa Sarampad, dampak gempa dan pegerakan Sesar Cugenang masih terlihat jelas. Kalau penghubung antar desa bergeser sejauh 10 meter dari jalurnya.