Muncul Retakan Tanah di Jalur Sesar Cugenang Cianjur

Ikbal Selamet - detikJabar
Sabtu, 10 Des 2022 15:16 WIB
Retakan tanah muncul akibat gempa di jalur sesar Cugenang, Cianjur (Foto: Ikbal Selamet/detikJabar)
Cianjur -

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengidentifikasi adanya Sesar Cugenang yang menjadi penyebab gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Berdasarkan rilis dari BMKG, diketahui jika panjang sesar tersebut mencapai 9 kilometer, melintasi 9 desa di dua kecamatan.

Bahkan warga menceritakan jika saat retakan pertama terjadi, tanah terbelah seolah menelan setiap benda di atasnya. Akibatnya kolam ikan langsung surut, pondasi bangunan yang seolah tertelan, hingga mengakibatkan jalan serta tanah retak.

Muchlis (58), warga Kampung Kawunggading Desa Cibulakan , Kecamatan Cugenang mengungkapkan jika saat terjadi gempa pertama, langsung muncul retakan tanah dengan lebar sekitar 20 centimeter.

"Waktu gempa pertama langsung muncul retakan, bahkan tanah seperti terbelah. Dari arah Barat, di pesawahan kemudian ke kolam ikan dan ke jalan hingga pemukiman warga," ucap dia, Sabtu (10/12/2022).

Bahkan retakan tanah membuat air dalam kolam dan sawah tersedot hingga kering. "Jangankan air, ikan di kolam semuanya tersedot," kata dia.

Retakan tanah muncul akibat gempa di jalur sesar Cugenang, Cianjur Foto: Ikbal Selamet/detikJabar

Beberapa rumah yang dilintasi jalur patahan juga amblas tertelan tanah.

Namun retakan tersebut kini sudah mulai menutup seiring adanya gempa susulan. "Kalau sekarang sudah ada yang rapat lagi, ada yang masih terlihat retakannya," kata dia.

Di sisi lain, Ahmad Anwar (54) warga Kampung Rawacina RT 03 / RW 11 Desa Nagrak Kecamatan Cianjur yang juga menjadi saksi hidup kengerian bencana gempabumi Cianjur 5,6 magnitudo akibat Sesar Cugenang menceritakan jika saat kejadian dirinya tengah bersiap-siap untuk bekerja di kamarnya.

Selang beberapa saat, ia merasa seperti rumahnya sedang diombang-ambing oleh ombak. Rumahnya bergetar kencang. Plafon rumahnya, digambarkan seperti benda yang ditendang kaki.

"Siang itu saya sedang siap-siap di kamar, lagi pakai celana, tiba-tiba rumah goyang seperti ada ombak, saya lihat plafon rumah seperti ditendang-tendang. Pada pecah semua," ujarnya.

Tak lama kemudian, terdengar dentuman hebat dari belakang rumahnya, yang diikuti retakan dari arah belakang rumahnya dan mengarah ke Barat Daya yang kini diketahui sebagai arah bentangan Patahan Aktif Cugenang.

"Awalnya tanah seperti ombak, kemudian muncul retakan. Kalau di rumah saya, terlihat lantai terbelah dengan panjang patahan sekitar tiga sentimeter," jelas Ahmad.

Selain itu, kampung Ahmad diketahui juga menjadi titik terujung Sesar Cugenang. Bukan hanya retakan, tapi juga terjadi tanah amblas di kawasan tersebut. .

Tampak permukaan tanah seperti dijatuhkan mengakibatkan rumah di atasnya hancur dan rata. Terlihat puing-puing rumah, terhambur seperti bekas terkena ledakan bom.

Retakan tanah muncul akibat gempa di jalur sesar Cugenang, Cianjur Foto: Ikbal Selamet/detikJabar

Ahmad menjelaskan, sebelumnya ada 10 rumah yang berdiri lokasi itu. Namun kini semuanya hilang, porak poranda.

Sementara itu, di patahan Sesar Cugenang juga terlihat jelas di Desa Sarampad Kecamatan Cugenang. Terlihat beberapa rumah tertelan tanah yang terbelah dan ambles.

Sebagian rumah masih utuh namun miring, tetapi beberapa rumah ambruk rata dengan tanah. Patahan tanah dengan lebar sekitar 50 centimeter juga masih terlihat jelas.

Jalan utama penghubung Desa Sarampad dan Benjot bergeser 10 meter dari jalurnya.

Rismayani (42) warga Kampung Cisarua Desa Sarampad, menjelaskan jika gempa dan retakan terjadi berbarengan. Suara gemuruh gempa serta patahan tanah masih terngiang di ingatannya.

"Ngeri kang saat kejadian, suara gemuruh gempa, rumah yang ambruk, kemudian ada retakan tanah masih terbayang. Saya dan cucu sudah bingung mau selamatkan diri kemana, rumah saya juga terlihat ambruk bersama tanah yang amblas," kata dia.

Gempa akibat pergeseran Sesar Cugenang juga merenggut nyawa menantu dan satu cucunya yang lain. "Menantu saya dan cucu saya yang satu lagi meninggal tertimpa bangunan, ditemukan tiga hari setelah kejadian. Makanya gempa ini jadi hal paling mengerikan di hidup saya," pungkasnya.




(orb/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork