BMKG mengungkap gempa M 5,6 di Cianjur, Jawa Barat, berasal dari aktivitas Sesar Cugenang. Sesar itu membentang di sembilan desa di Cianjur.
PVMBG saat ini masih mengkaji karakteristik Sesar Cugenang. Dari hasil temuan sementara, PVMBG menemukan adanya indikasi likuifaksi di Cugenang.
Mengutip dari glosarium Kementerian ESDM, likuifaksi adalah proses yang membuat tanah kehilangan kekuatannya dengan cepat dikarenakan getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi kuat pada kondisi tanah berbutir halus dan jenuh air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya indikasi likuifaksi. Penemuan ini harus didiskusikan minggu depan," kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi PVMBG Supartoyo saat dihubungi detikJabar, Jumat (9/12/2022).
Supartoyo menyatakan hasil temuan sementara ini harus dianalisis lebih lanjut dengan tim. Saat ini, Supartoyo mengaku masih berada di Cugenang untuk mengumpulkan data-data tambahan terkait Sesar Cugenang.
"Saat ini kita masih mapping. Kalau untuk retakan tanah yang kita temui relatif kecil-kecil, dua sampai tiga senti. Dan, harus kita analisa lagi data-datanya," kata Supartoyo.
Sekadar diketahui, Sesar Cugenang membentang sepanjang sembilan kilometer, melintasi sembilan desa di dua kecamatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan dari hasil survei diketahui patahan aktif Cugenang melintasi delapan desa di Kecamatan Cugenang dan satu desa di Kecamatan Cianjur.
Desa-desa yang dilintasi yani Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Benjot, dan Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang. Sementara satu desa di Kecamatan Cianjur yang dilintasi sesar tersebut, yakni Desa Nagrak.
(sud/yum)