Sesar Cugenang yang baru teridentifikasi menjadi penyebab gempa berkekuatan 5,6 Magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa barat. Sesar ini membentang sepanjang 9 kilometer, melintasi sembilan desa di dua kecamatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan dari hasil survei diketahui patahan aktif Cugenang melintasi delapan desa di Kecamatan Cugenang dan satu desa di Kecamatan Cianjur.
Desa-desa yang dilintasi yani Desa Ciherang, Desa Ciputri, Desa Cibeureum, Desa Nyalindung, Desa Mangunkerta, Desa Sarampad, Desa Benjot, dan Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang. Sementara satu desa di Kecamatan Cianjur yang dilintasi sesar tersebut, yakni Desa Nagrak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total ada sembilan desa di dua kecamatan yang dilalui patahan aktif (sesar) Cugenang yang merupakan patahan yang baru teridentifikasi ini," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring, Kamis (8/12/2022).
BMKG merekomendasikan agar sembilan desa yang dilintasi patahan itu disterilkan atau dikosongkan dari bangunan pemukiman. Sebab dikhawatirkan sesar kembali aktif sehingga menimbulkan gempa dan berujung kerusakan.
Namun, dia menjelaskan jika tidak seluruh bagian desa yang dikosongkan, melainkan di titk patahan dan kawasan di sekitarnya dengan radius 300-500 meter.
"Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter. Jadi maksudnya bukan berarti seluruh desa dikosongkan, tapi di jalur utama patahan serta zona berbahaya di radius 300-500 meter," jelasnya.
Dwikorita menambahkan, kawasan di zona berbahaya bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi.
"Lahan tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk kawasan nonstruktural. Bisa untuk lahan pesawahan, dihijaukan, serapan, konservasi, atau bahkan wisata tanpa adanya hotel. Konsepnya ruang terbuka tanpa ada bangunan sehingga jika terjadi gempa agar tidak ada runtuhan bangunan dan korban jiwa," ucap Dwikorita.
(orb/orb)