Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Sampai awal Desember 2022, tercatat kasus DBD di Kota Tasikmalaya mencapai 1.803 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 27 orang.
"Iya kasus DBD di Kota Tasikmalaya meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dan itu fenomena itu terjadi juga di daerah-daerah lain," kata Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Asep Hendra, Kamis (1/12/2022).
Dia mengatakan ada beberapa fakta yang menjadi bahan evaluasi di balik peningkatan kasus DBD di ahun 2022. "Kalau dikatakan akibat curah hujan, saya pikir tidak juga. Karena faktanya jentik nyamuk justru banyak ditemukan di dalam rumah," kata Asep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini juga menjadi tantangan bagi petugas saat melakukan pemberantasan jentik nyamuk. "Kan kader atau petugas Puskesmas tidak bisa masuk rumah orang kemudian periksa-periksa. Apalagi tak semua warga berkenan ada orang lain masuk ke wilayah privasinya," kata Asep.
Selain itu fakta lain yang ditemukan adalah kondisi nyamuk kebal dengan insektisida. "Nyamuk sudah resistant oleh insektisida. Saat difogging mereka mungkin kelimpungan, tapi setelah dapat udara segar lagi, hidup lagi," kata Asep.
Merujuk data yang disampaikan Lokalitbangkes Pangandaran, Asep mengatakan saat ini banyak ditemukan jentik nyamuk sudah mengandung virus DBD. "Temuan Lokalitbangkes Pangandaran, yang sulit itu sekarang karena jentik pun sudah membawa virus DBD. Sehingga dia pun sudah menjadi vektor pembawa virus," kata Asep.
Tantangan lain yang dihadapi Dinkes Kota Tasikmalaya adalah ketersediaan alat pendeteksi DBD atau NS 1 bagi pasien yang diduga DBD sudah menipis. Saat meminta bantuan ke Pemprov Jabar pun ternyata stoknya sudah menipis. "NS 1 masih ada, tapi stoknya menipis. Ketika meminta bantuan ke Jawa Barat pun ternyata sama sudah menipis, karena memang terjadi peningkatan kasus DBD di banyak daerah," kata Asep.
Dia menekankan agar pemahaman penanggulangan DBD seperti gerakan 3M bisa dilaksanakan oleh masyarakat. "Cara penanggulangannya sering kami sampaikan, mungkin masyarakat juga sudah paham. Yang terpenting kesadaran untuk melaksanakannya," kata Asep.
(iqk/iqk)