Aksi sekelompok orang viral di media sosial. Mereka mencabuti label gereja di tenda bantuan yang diberikan tim berbagai dari rumah ibadah untuk korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Aksi itu sontak memicu kegeraman warganet, ironisnya dampak dari pencabutan itu membuat tenda bantuan bocor karena jahitan yang sebelumnya terpasang label ikut copot dan meninggalkan lubang.
Viral di Media Sosial
Dalam video yang beredar di media sosial, awalnya terlihat seseorang memideokan deretan tenta yang berlabel aksi kasih dari rumah ibadah dengan narasi yang cukup provokatif. Setelah itu, tampak sekelompok orang mencabuti label di tenda pengungsian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan aksi pencopotan label pada tersebut dilakukan salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Kabupaten Cianjur.
"Itu dilakukan salah satu ormas. Informasinya di empat titik, di antaranya di posko pengungsian di Mangunkerta, Sarampad, dan dua titik lainnya," ujar Doni, Sabtu (26/11/2022).
Namun Doni menegaskan jika para pengungsi dan ormas tersebut tidak menolak bantuan tenda, melainkan sebatas mencabut label pada tenda.
"Jadi perlu ditegaskan jika ini bukan aksi intoleran. Tendanya masih digunakan masyarakat, tidak ditolak. Hanya stiker atau labelnya yang dicabut," tuturnya.
"Itu dilakukan agar netral semuanya, bergerak dengan atas nama kemanusiaan, tidak menonjolkan kelompok tertentu," tambahnya.
Senada Bupati Cianjur Herman Suherman, mengatakan aksi pencopotan tersebut seharusnya tidak dilakukan. Sebab kemungkinan pihak yang memberikan bantuan tidak memiliki maksud tertentu selain kemanusiaan.
Tetapi Herman berharap dalam gerakan kemanusiaan terlebih terkait kebencanaan di Cianjur, para donatur tidak menonjolkan label tertentu dari kelompoknya.
"Pencopotan itu salah, tapi menonjolkan label juga tidak benar. Kita sama-sama saling mengerti, membantu secara tulus tanpa label di bantuannya. Saya harap ini tidak terulang, dan kita fokus pada penanganan kebencanaan hingga pemulihan nantinya," jelasnya.
Polisi Amankan Lima Orang
Pencopotan atribut gereja di tenda pengungsian korban bencana alam yang dilakukan oknum ormas di lokasi bencana gempa bumi Cianjur ditindaklanjuti pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, ada lima terduga pelaku yang diamankan Polres Cianjur.
"Dari kita sudah lakukan klarifikasi dan mengamankan yang bersangkutan, ada lima orang terkait dengan kejadian tersebut," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Senin (28/11/2022).
Ibrahim menyebut, saat ini Polres Cianjur masih melakukan pendalaman terkait kejadian ini. Pemeriksaan-pemeriksaan masih berlanjut.
"Sekarang sedang dilakukan pendalaman, menyimpulkan kejadian tersebut. Sekarang masih dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan," tuturnya.
Polda Jabar sendiri sangat menyayangkan kejadian itu. Hal seperti itu tak seharusnya terjadi. "Oknum warga yang melakukan pencopotan atribut gereja di pengungsian, itu kita sangat menyayangkan pencopotan atribut," tuturnya.
Ibrahim menegaskan, polisi berkomitmen mengusut tuntas kasus tersebut. Tapi butuh waktu untuk menuntaskannya.
"Kita butuhkan waktu untuk lakukan progres terkait dengan beberapa orang yang dimintai keterangan, kita berkomitmen ini akan diproses," jelasnya.
Dua Saksi Diperiksa Polres Cianjur
Kapolres Cianjur AKBP Doni mengatakan ada dua saksi yang menjalani pemeriksaan terkait aksi yang dilakukan anggota ormas tersebut.
"Sebelumnya kita sudah periksa lima orang terhadap orang-orang yang melakukan pencopotan label di tenda. Hari ini kita mintai keterangan dari dua orang saksi di lokasi kejadian," ujar Doni, Selasa (29/11/2022).
"Pemeriksaan saksi ini dilakukan untuk mendalami perkara yang terjadi (pencopotan label tenda)," tambah dia.
"Terindikasi juga jika dilakukan oleh ormas, dengan salah satu anggotanya berperan sebagai perencana serta menyampaikan ujaran kebencian," ungkapnya.
Doni mengatakan pihaknya masih kumpulkan bukti-bukti lainnya terkait kasus tersebut untuk proses penyelidikan lebih lanjut. Bahkan pihaknya akan meminta keterangan dari ahli bahasa terkait ujaran kebencian yang dilakukan.
"Kita akan proses lebih lanjut, mulai dari pemeriksaan saksi hingga kumpulkan bukti-bukti terkait kasus tersebut untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata dia.
Dia menegaskan jika masyarakat Cianjur sangat toleran, bantuan yang diberikan akan diterima tanpa memandang latar belakang relawan yang memberi bantuan.
"Warga Cianjur sangat toleran, itu hanya ulah oknum. Seharusnya bencana ini menjadi momentum untuk mempersatukan dan mempererat pesaudaraan dengan nilai kemanusiaan. Tindakan para pelaku tentunya intoleran, tidak ada tempat bagi siapapun di Indonesia dan Cianjur bagi orang-orang yang intoleran," pungkasnya.
Belum Ada Tersangka
Hingga Rabu (30/11/2022) polisi telah memeriksa 7 orang berkaitan dengan pencopotan atribut di tenda pengungsian Cianjur. Sejauh ini, polisi belum menetapkan tersangka.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, kasus ini masih didalami.
"Sedang dilakukan pendalaman, terkait perbuatan tersebut, nanti akan diinfokan kalau hasil pendalaman dan pengembangannya sudah selesai," kata Ibrahim dihubungi via sambungan telepon, Rabu (30/11/2022).
Ibrahim menyebut, meski sudah ada sejumlah terduga pelaku yang diamankan belum ada tersangka dalam kasus ini.
"Sementara diproses, sekarang sedang diperiksa tujuh orang, penetapan tersangkanya belum," ujarnya.
Begitupun terkait motif dalam kejadian ini, Ibrahim belum dapat menyampaikan karena masih dalam proses mendalam.
"Motif belum kita infokan, karena harus diperdalam," tuturnya.
Selain yang melakukan pencopotan, Polda Jabar juga akan dalami dalang dibalik kasus ini.
"Mau dicek nih, giatnya apa, siapa yang memotivasi, segala macam itu kan harus jelas juga, inikan masih diurai," pungkasnya.
Tenda Bantuan Bocor
Usai aksi pencabutan atribut oleh oknum ormas, tenda pengungsian warga di Kampung Bayabang, Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, kini rusak. Tenda ini bahkan bocor jika diguyur hujan.
Akibatnya, jika sedang bocor, warga terpaksa bertumpuk di tengah tenda. Sebagian tenda pun dilapis dengan terpal agar terhindar dari air hujan yang merembes kendalam tenda tersebut.
"Ya karena kemarin dicabut ormas, jadi tendanya rusak. Kalau hujan airnya bocor ke dalam tenda. Karena kan yang dicopot itu bagian yang dijahit, jadi ada lubang. Makanya air rembes ke dalam," ungkap Ketua RT 02 Desa Talaga Ade Sopyandi, Rabu (30/11/2022).
Dia mengaku terpaksa mencari lagi bantuan tenda dari posko utama atau desa untuk menutupi bagian tenda yang berlubang. Sebab jika tak begitu, kondisi di tenda dikhawatirkan terus tidak nyaman.
"Ada beberapa yang sudah dilapis dengan terpal, ada juga yang belum," jelas Ade.
Dia menyayangkan aksi dari ormas tersebut. Pasalnya warga sudah terbantu dengan tenda tersebut. Bahkan warga tidak pernah mempermasalahkan dari mana dan siapa bantuan didapat, karena saat ini para pengungsi sangat membutuhkan bantuan usai diguncang gempa yang menghancurkan rumah hingga barang berharganya.
"Padahal sebelumnya kami sudah bisa nyaman tinggal sementara di dalam tenda, tapi karena ulah oknum ormas tersebut, warga jadi susah lagi. Kami sebenarnya tidak alergi dengan kelompok manapun yang memberi bantuan, kami sangat menerima. Tapi sekarang, jadinya begini, tenda rusak, warga jadi susah kalau turun hujan," ucapnya.