Fahri Hamzah kembali memantik perhatian saat 'koalisi perubahan' yang digadang-gadang bakal menjadi partai pengusung Anies Baswedan tarik-ulur membahas Cawapres 2024. Fahri muncul dan melontarkan serangan cukup pedas terutama bagi Partai NasDem dan Demokrat.
Dilansir detikNews, Partai NasDem dan Partai Demokrat saling sentil usai adanya pembicaraan kans Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka jadi cawapres Anies Baswedan. Kedua partai saling sindir satu sama lain terkait koalisi.
Perseteruan ini bermula ketika Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyoroti pernyataan Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali soal Gibran Rakabuming berpeluang mendampingi Anies. Andi Arief, lewat cuitannya yang dibagikan kepada wartawan, Kamis (17/11), meminta agar NasDem berhenti menawarkan siapapun untuk jadi pendamping Anies Baswedan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebaiknya konsentrasi saja pada apa yang sudah dibicarakan di koalisi. Bulatkan saja tekad, bahwa NasDem bergabung bersama PKS dan Demokrat memilih di jalur perubahan. Jangan setiap bertemu figur di luar PKS dan Demokrat, NasDem menawarkan sana-sini," kata Andi Arief.
Andi Arief juga meminta NasDem untuk disiplin. Dia mengingatkan persoalan cawapres sudah diserahkan kepada Anies.
"PKS dan Demokrat disiplin dalam koalisi. Harusnya NasDem juga demikian. Bukankah sudah diserahkan pada Anies memilih cawapres," ucap Andi Arief.
Fahri Hamzah lalu berkomentar mengenai kondisi itu. Dengan pedas, Fahri menyebut NasDem dan Demokrat tidak jelas. Komentar itu dia sampaikan melalui akun Twitternya @Fahrihamzah.
"Pada gak jelas sih...," cuit Fahri Hamzah seperti dilihat detikcom, Jumat (18/11/2022). Fahri Hamzah sudah mengizinkan cuitannya dikutip.
Kemudian, Fahri Hamzah menjelaskan lebih lanjut terkait cuitannya. Dia menyebut hiruk pikuk keributan seperti yang dialami NasDem dan Demokrat ini ada kaitannya dengan jadwal Pemilu yang baru dimulai bulan September 2023.
"Kita akan mengalami hiruk-pikuk ribut antar calon karena jadwal pemilu baru mulai bulan September sementara calonnya sudah gentayangan di mana-mana," ucap Fahri Hamzah.
Mantan pimpinan DPR RI periode 2014-2019 ini menyebut sebetulnya jadwal Pemilu sudah ideal ditentukan oleh penyelenggara Pemilu. Akan tetapi, dia berpendapat harusnya ada kegiatan yang memfasilitasi perdebatan antara calon yang potensial di 2024.
"Sebenarnya jadwalnya ideal, tetapi kan tidak ada kegiatan ya kan harusnya difasilitasi perdebatan yang memungkinkan publik tahu orang-orang ini siapa aja mereka dan apa idenya memimpin Indonesia," ujarnya.
"Karena orang orang ini akhirnya hanya memfasilitasi apa namanya kelompok-kelompok yang marah yang berbedanya itu bukan karena pikiran tetapi karena emosi dan sentimen. Harusnya kita akhiri perbedaan perasaan kita mulai perbedaan pikiran karena itu lebih sehat dan dewasa bagi demokrasi," lanjut dia.
Fahri Hamzah menilai perpecahan bahkan konflik antar sesama akan terjadi jika terlalu membawa perasaan dalam perbedaan. Dia pun mengajak agar mulai dipikirkan metode untuk memfasilitasi perdebatan pikiran hingga gagasan, bukan perasaan.
"Jadi ini adalah ajakan saya kepada semua pihak agar mulai memfasilitasi diskusi dan perdebatan pikiran, jangan lagi melayani atau bahkan memfasilitasi atau meng-entertaint perbedaan perasaan dan sentimen sebagai selera paling rendah dalam tradisi kita bernegara dan bermasyarakat," tuturnya.
Pernyataan Fahri ini langsung disambar Demokrat. Elite Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan Koalisi Perubahan terus berproses dan mengalami kemajuan.
"Ikhtiar membangun poros 'Koalisi Perubahan' terusberkemajuan, saat initahapannya pada proses pematangan dan penyesuaiannya dengan mekanisme internal partai masing-masing. Ini perlu BangFahri Hamzah ketahui untuk menepis dugaannya bahwa ini tak jelas. Sekiranya masih diPKS pasti bisa melihat dan mengetahui kejelasannya. Meskipun demikian pada saatnya nanti BangFahri akan mengetahui kejelasannya," kata Kamhar.
Simak video 'Anies Soal Pengumuman Cawapres: Bisa Bulan Depan':
Kamhar memaklumi jika selama ini koalisi perubahan belum memasuki pembahasan terkait capres-cawapres. Dia mengatakan pihaknya tengah memberikan kesempatan ruang publik untuk menyampaikan aspirasi.
"Kita juga menghargai pemikiran jika dalam kurun waktu yang masih panjang ini sebelum memasuki tahapan formal jadwal pencapresan agar publik, civil society, media, kampus, dan kelompok strategis lainnya diberi ruang atau difasilitasi untuk menjalankan agenda-agenda yang menguji nama-nama yang saat ini mengemuka sebagai bakal capres dan cawapres agar bangsa ini tak lagi salah pilih pemimpin," ujarnya.
Kamhar mengatakan adanya dinamika saat ini bagian dari pendewasaan internal koalisi.
"Dinamika politik yang mengemuka kepublik seperti ini sejatinya bagian dari proses peningkatan derajat dan pendewasaan demokrasi itu sendiri sepanjang proses dialektikanya dalam konteks penajaman prinsip etik, ide, gagasan dan konsep," ucapnya.
Lebih lanjut, Kamhar menegaskan apa yang disampaikan Andi Arief semata untuk menegaskan kedisiplinan dan integritas. Dia lantas menyinggung sikap awal Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang menyerahkan urusan cawapres ke Anies Baswedan.
"Kami menghargai dan bisa memahami pemikiran Bang Fahri Hamzah. Namun mesti kami tegaskan bahwa apa yang disampaikan Bang Andi Arief terkait kedisiplinan dalam ikhtiar membangun koalisi ini penting sebagai prinsip etik sekaligus integritas," ujarnya.
"Apalagi Ketua Umum NasDem Pak Surya Paloh sudah secara tegas menyerahkan perihal cawapres kepada Mas Anies, jadi mestinya politisi NasDem lainnya taat azas untuk tak membuat manuver-manuver yang bertentangan dengan itu," lanjutnya.
Kamhar mengatakan gerakan di luar tim kecil sangat merugikan Anies dan Koalisi Perubahan. Dia menilai hal itu menciderai semangat perubahan.
"Gerakan tambahan ini akan sangat merugikan baik untuk Mas Anies maupun untuk 'Koalisi Perubahan' jika semangat dan aspirasi yang menjadi kehendak sebagian besar rakyat yakni perubahan dan perbaikan sebagai platform perjuangan didistorsi oleh gerakan tambahan yang mencederai bahkan bertentangan dengan semangat perubahan dan perbaikan itu sendiri," ucapnya.
Serangan Fahri tak sampai di sana. Ia kembali melontarkan sindiran kepada Koalisi Perubahan yang ia sebut tidak punya ide.
"Gak ada idenya (Koalisi Perubahan)," kata Fahri Hamzah ketika ditanya tanggapannya soal sindiran Demokrat, Jumat (18/11/2022).
Fahri Hamzah lalu membeberkan Koalisi Perubahan selama ini tidak pernah memaparkan idenya. Karena itulah, kata dia, muncul tuduhan bahwa Koalisi Perubahan hanya menunggu bandar.
"Kalau ada idenya paparkan, kalau tidak ini dituduh hanya nunggu bandar," ucap Fahri Hamzah.
Baca juga: Keluh Kesah Warga Bandung Pelanggan TMB |
Sebelumnya, Fahri Hamzah juga sempat merespons Koalisi Perubahan. Dia menyinggung Koalisi Perubahan lantaran batal deklarasi di tanggal 10 November lalu.
"Deklarasi tanggal 10 November sudah gagal, gara-gara bandar belum sepakat. Sudahlah, kita kan sudah tahu semua kan, bandar belum sepakat, duit belum terkumpul, 20 persen belum terkumpul, ya gagal," ujar Fahri Hamzah dalam acara Adu Perspektif yang ditayangkan di detikcom berkolaborasi dengan Total Politik, Rabu (9/11).
Fahri tidak menjelaskan lebih lanjut soal 'bandar' yang dimaksud. Dia lanjut menuturkan analisisnya soal pengaruh 'bandar' dalam pemilu.
"Yang bisa jatuhkan partai itu bandar, pembelian tiket itu. Pengumpulan tiket 20 persen itu bukan kerja parpol, itu kerja bandar. Parpol nggak sanggup, Anies Baswedan nggak sanggup," terangnya.
Artikel ini sudah tayang di detikNews, baca selengkapnya di sini.