Keluh Kesah Warga Bandung Pelanggan TMB

Keluh Kesah Warga Bandung Pelanggan TMB

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 19 Nov 2022 10:00 WIB
Suasana TMB Bandung.
Suasana TMB Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar).
Bandung -

Layanan angkutan umum di Kota Bandung, khususnya Trans Metro Bandung (TMB) memang harus diperbaiki. Sebagian masyarakat yang mengandalkan angkutan umum berharap TMB bisa terus bertransformasi.

Rani Rosdiana (35) mengaku rutin menggunakan TMB. Rani sudah tiga bulan terakhir berlangganan menggunakan TMB. Namun, ia pernah merasakan pengalaman tidak enak.

"Ya kan tarifnya Rp 4 ribu. Saya kan selalu bawa anak, pernah itu anak saya kena tarif juga. Harusnya mah jangan kena tarif ya," kata Rani sat berbincang dengan detikJabar, Selasa (15/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rani hendak menuju Masjid Trans Studio Bandung. Ia berangkat dari Terminal Elang menuju Trans Studio Bandung menggunakan TMB koridor dua. Karena rutenya tak sampai ke Jalan Gatot Subroto, Rani harus turun di pos polisi Pasar Cikutra. Kemudian ia melanjutkan perjalanan menuju Trans Studio menggunakan angkot.

Menurutnya jadwal perjalanan TMB tidak pernah ngaret. Namun, penumpangnya terbilang masih kurang.

ADVERTISEMENT

"Ya nggak pernah penuh. Paling di jam tertentu ya ramai," kata Rani.

Rani mengaku terbantu dengan adanya angkutan semacam TMB. "Paling soal rute ya. Karena tidak semua kena kan, rutenya beda-beda. Jadi, saya harus naik angkot dulu, baru naik TMB," kata Rani.

Rani tentunya menyoroti soal integrasi angkutan perkotaan. Ia berharap angkutan perkotaan lebih memudahkan mobilitas warga.

Bus Kecil

Warga lainnya, Fitri juga menaruh harapan pada transportasi publik. Fitri mengaku rajin menggunakan TMB untuk membantu mobilitas.

"Kalau menurut saya mah busnya kecil. Ya harapannya lebih besar lagi," kata pelajar yang baru lulus itu.

Fitri sempat merantau ke Malang. Ia baru pertama kali lagi naik TMB. Ia juga menilai tak banyak perubahan di TMB.

"Sama saja seperti ini. Dulu mah busnya panjang kalau tidak salah," katanya.

Fitri juga mengaku nyaman menggunakan TMB. Ia menyoroti soal jumlah armada dan dimensinya.

"Semoga diperbanyak lagi. Semoga biar tambah ramai juga," katanya.

Fitri bersama teman-temannya hendak belanja di Pasar Andir. Ia naik TMB dari Alun-alun Bandung. Fitri dan rekannya tak kebagian tempat duduk.

Senada juga disampaikan Enot (43) warga Sumedang. Enot mengaku sudah belasan tahun mengandalkan transportasi umum dari Sumedang menuju Kota Bandung. Namun, tak banyak perubahan yang dirasakan Enot.

Kadang Enot harus berjalan kaki dulu untuk melanjutkan perjalanan. Berpindah angkutan. Dari Sumedang, Enot menuju ke Terminal Cicaheum menggunakan bus. Kemudian, melanjutkan perjalanan menggunakan TMB koridor dua.

"Misal turun dari TMB menuju tempat tujuan itu kadang kita harus naik angkot lagi, kadang juga jalan kaki dulu," ucap Enot.

Enot bolak-balik Bandung hanya untuk membeli spare part. Ia membuka bengkel.

"Sebenarnya enak naik angkutan umum itu. Bisa santai. Menurut saya, TMB ini murah. Penumpang kadang penuh, kadang sepi memang," katanya.

Lebih Hemat

Enot mengaku merasakan nikmatnya naik angkutan umum. Ia tak pernah menggunakan mobil pribadinya saat belanja sejumlah barang di Bandung.

Biasanya, Enot menghabiskan uang sekitar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu ketika menggunakan mobil pribadi. Sementara itu, jika menggunakan angkutan umum, Enot hanya menghabiskan uang kurang dari Rp 100 ribu untuk pulang pergi.

"Naik bus ke terminal Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu. Naik TMB Rp 4 ribu. Angkot paling Rp 3 ribu atau Rp 4 ribu. Sudah, sisanya jalan kaki. Lebih hemat ya," kata Enot.

Bagi Enot, angkutan umum adalah wajah kota. Ia berharap di masa mendatang angkutan umum di Kota Bandung lebih masif dan nyaman.

"Sekarang memang sudah lumayan. Tapi perlu ditingkatkan ya," katanya.

Lihat juga video 'Jelang Uji Coba KCJB Berhasil Melaju hingga 80 Km Per Jam':

[Gambas:Video 20detik]



(sud/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads