Jabar Hari Ini: Bocoran Parpol Pilihan Ridwan Kamil

Jabar Hari Ini: Bocoran Parpol Pilihan Ridwan Kamil

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 18 Nov 2022 22:00 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Foto: Istimewa)
Bandung -

Berbagai peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Seperti kriteria parpol pilihan Ridwan Kamil hingga kisah Adia, pelajar Sukabumi yang jualan sayur dengan seragam abu putihnya. Semua terangkum dalam berita Jabar hari ini, Jumat (18/11/2022).

Belasan Siswa di Karawang Bolos Sekolah dan Minum Miras

Sedang asyik membolos dan pesta minuman keras (miras), belasan pelajar SMK dan SMP diamankan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Karawang pada Jumat (17/11/2022) pagi.

Kepala Seksi Penindakan Satpol PP Karawang Pakhrul mengatakan, mereka diamankan di sebuah warung, di Jalan Panatayudha, Kabupaten Karawang. "Saat itu kami sedang melaksanakan patroli ketenteraman dan ketertiban umum dengan sasaran pelajar sebagai antisipasi terjadinya tawuran antarpelajar," kata Pakhrul saat ditemui di Kantor Satpol PP Karawang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat melaksanakan patroli, pihaknya mendapati sejumlah pelajar SMP dan SMK di Jalan Panatayudha Karawang tengah nongkrong pada jam belajar. "Kami Satpol PP Kabupaten Karawang mengamankan 11 orang pelajar SMK dan SMP. Berdasarkan rincian hasil patroli 6 orang pelajar sedang nongkrong dan 5 orang pelajar sedang meminum minuman keras," jelas Pakhrul.

Ia mengungkap, tindakan petugas merupakan agenda rutin, sekaligus upaya tindak lanjut laporan orang tua siswa, guru dan pihak sekolah serta masyarakat yang resah dengan aktivitas siswa berseragam sekolah yang kerap membolos.

ADVERTISEMENT

"Kami amankan ke kantor untuk selanjutnya dilakukan pembinaan, kami juga menghubungi pihak sekolah dan orang tua atau wali dari para pelajar tersebut, terhadap pelajar yang terkena razia kami lakukan pembinaan, serta diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi kembali perbuatan tersebut," pungkasnya.

Kriteria Parpol Pilihan Ridwan Kamil

Gubernur Jabar Ridwan Kamil membocorkan kriteria partai politik (parpol) pilihannya menjelang Pemilu 2024 mendatang. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini ingin bergabung dengan partai pancasilais. "Yang paling pancasilais," kata Kang Emil kepada wartawan di JS Luwansa Hotel, Jakarta Selatan, sebagaimana dikutip detikJabar dari detikNews, Jumat (18/11/2022).

Pria yang akrab disapa Kang Emil tersebut belum mengambil keputusan apakah akan bergabung dengan partai Golkar. Ia berkata bila sudah diputuskan, akan segera diinformasikan kepada publik. "Nanti kita lihat. Pasti kalau sudah ada keputusan, diinformasikan. Hanya masalah waktu aja," kata dia.

"Ya, semua indah pada waktunya. Arahnya enggak akan jauh-jauh lah ya," imbuhnya.

Kendati demikian, ia telah memastikan dirinya akan bergabung dengan partai politik pada tahun ini. Dia akan mempertimbangkan menjadi kader Partai Golkar. "Seperti yang saya sampaikan, Insya Allah, kan saya sedang menimang-nimang ya untuk gabung partai. Mudah-mudahan masih di tahun ini nanti pastinya pasti disampaikan. Salah satu pertimbangan ke Golkar juga," ujar Ridwan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (21/10) lalu.

Dia tidak berbicara banyak terkait namanya yang sering kali masuk bursa cawapres 2024. Namun dia tidak menutup kemungkinan akan menerima jika diusung sebagai cawapres. "Ya kemungkinan mah ada. Yang penting kita kerja baik, pasti dapat elektoral juga baik," ucapnya.

Ridwan Kamil juga mengaku telah mengobrol banyak dengan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dia mengaku siap jika diusung sebagai cawapres 2024. "Siap (diusung). Udah banyak (ngobrol dengan Airlangga) sih, insyaallah yang terbaik saja. Semua indah pada waktunya," kata Ridwan Kamil.

UMP Jabar 2023 Diproyeksikan Naik 8 Persen

Pemerintah masih membahas terkait besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) 2023. Di Jawa Barat, UMP 2023 diproyeksikan naik sebesar delapan persen. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Rachmat Taufik Garsadi menjelaskan skema penetapan UMP 2023 ada perubahan dan tidak mengacu lagi ke PP 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Perhitungan UMP tahun depan tak hanya dihitung berdasarkan tingkat inflasi atau laju pertumbuhan ekonomi (LPE), karena ada beberapa poin acuan yang ditambahkan.

"Tadi saya mendengarkan arahan langsung dari Pak Mendagri dan Bu Menaker bahwa 2023 ini ada sedikit perubahan. Jadi perkiraannya 7-8 persen untuk UMP termasuk di Jawa Barat," kata Rachmat saat ditemui wartawan di Rumah Dinas Wagub Jabar, Jalan Rancabentang, Kota Bandung, Jumat (18/11/2022).

Rachmat menyatakan kenaikan UMP Jabar hingga 8 persen baru sebatas perkiraan. Pihaknya masih menunggu surat resmi dari Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengenai besaran UMP untuk tahun 2023 mendatang. "Itu hasil kompromi, karena para buruh menginginkan kenaikan 13 persen. Sementara kondisi sekarang, termasuk di Jawa Barat sedang tidak baik terutama di industri padat karya. Tapi yang jelas, kami masih menunggu secara resmi suratnya. Angka pastinya kita masih menunggu surat dari Kemenaker," ucapnya.

Jika tidak ada perubahan, penetapan UMP di Jabar bakal dilakukan pada 28 November 2022. Sementara untuk upah minimum kabupaten/kota (UMK), Disnaker menargetkan pembahasan itu bisa disahkan pada 7 Desember 2022. "Seharusnya di PP 36 itu UMP ditetapkan tanggal 21 November, hari Senin besok. Tapi sekarang diundur menjadi tanggal 28 November. Kalau untuk UMK, seharusnya tanggal 30 November terakhir ditetapkannya, sekarang mundur ke tanggal 7 Desember," tuturnya.

Di tempat yang sama Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum menyebut UMP Jabar 2023 naik 8 persen. Meskipun tidak sesuai dengan harapan para buruh, namun Uu bersyukur ada jalan tengah yang bisa menjadi solusi untuk para pekerja maupun pengusaha.

"Alhamdulillah, pemerintah pusat sudah ada keputusan kenaikan sekitar 8 persen, jadi kami tidak terlalu buntu berkomunikasi dengan buruh. Walaupun tidak sesuai dengan harapan mereka, mereka kan inginnya 13 persen, tapi sesuai dengan kondisi sekarang, ada kenaikan ini suatu kebahagiaan buat pemerintah daerah," pungkasnya.

Kisah Adia Pelajar Sukabumi Jualan Sayur Sebelum Pergi Sekolah

Pagi itu hujan gerimis mengguyur Warungkiara. Seorang pelajar SMA yang sedang mengenakan seragam, memikul sayuran dengan mantap. Pemuda itu nampak tersenyum ramah ke emak-emak yang terlihat sudah menunggunya sejak pagi.

Namanya Adia Riswandi. Adia, begitu sapaannya, terlihat mantap menapaki jalan lingkungan di Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Cuaca tidak menyurutkan semangat remaja 17 tahun itu berjualan sayur.

Tidak terlihat guratan putus asa meski pundaknya memikul sayur. Pelajar kelas tiga SMA itu sengaja meluangkan waktu sebelum masuk sekolah dengan berjualan sayuran hasil menanam sendiri bersama ayahnya.

"Bapak sakit sudah tiga tahun, lalu ibu yang membiayai jadi buruh cuci. Adia nggak tega, kasihan lihat ibu berangkat pagi pulang magrib bawa pulang Rp 50 ribu. Lalu inisiatif sendiri Adia mulai berjualan, sebelum berangkat sekolah dan pulang sekolah," ungkap Adia saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (17/11/2022).

Kisah Adia terangkat bermula dari unggahan akun Tiktok @kangkris_official diketahui pemilik akun adalah relawan sosial dari Sahabat Kristiawan Peduli (SKP). Unggahan video yang mengisahkan Adia, ditonton sebanyak 1,4 juta kali dengan ribuan komentar.

Dihubungi detikJabar, Kang Kris demikian pria itu biasa disapa, mengatakan Adia adalah anak yang istimewa. "Awalnya dari pengguna media sosial juga Pak Ahmad Taufik warga di sana, saya kemudian mendatangi lokasi itu dan kebetulan menemukan dia sedang beraktivitas berjualan sayur," cerita Kris.

Adia menurut Kris adalah contoh bagi anak-anak seusianya yang bisa mandiri dan tidak mengandalkan orang tua. "Sebagai contoh bagi anak-anak lain di luar sana yang masih mengandalkan orang tuanya," katanya.

Diakui oleh Adia, tak ada rasa malu harus berjualan. Sebaliknya, ia justru bersemangat mencari uang untuk membantu meringankan beban orang tuanya. "Kenapa harus malu, yang penting semangat bisa membantu keluarga, apalagi saat berjualan lihat ibu-ibu yang mau beli sayur Adia pada ramah pada baik, waktu berangkat sekolah suka ada yg kasih uang buat jajan dan makan. Dari situ Adia semangat berjualan," tuturnya.

Adia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Bubun (47) sang ayah mengalami sakit prostat sehingga sulit beraktivitas, sementara sang Ibu, Eni Rokaeni (44) bekerja sebagai buruh cuci untuk menghidupi keluarga. "Adia berangkat sekolah jam 06.00 WIB masih pakai seragam ini, berjualan sampai jam 07.30 WIB masuk sekolah. Kalau sayuran belum habis, sambil pulang Adia berjualan. Semangatnya mau bantu keluarga, apalagi ada adik yang masih sekolah juga perlu biaya," ujar Adia.

Adia mengaku kerap kesiangan masuk sekolah, namun Madrasah Aliyah (MA) di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Mukhlisin kerap memberikan toleransi. Adia juga menyebut pihak sekolah sudah memaklumi kondisi Adia. "Alhamdulillah ketika berjualan Adia sering kesiangan masuk, namun dari guru memberikan toleransi untuk Adia, karena mengerti Adia berjualan demi keluarga. Yang terpenting, kata guru, Adia harus bertanggung jawab, terus berjualan namun pendidikan sekolah harus diutamakan," ungkapnya.

"Alhamdulillah Adia juga digratiskan biaya pendidikan sampai lulus. Terima kasih kepada pihak sekolah sudah menggratiskan Adia sekolah di sana," ucap Adia.

Bos-bos Tempat Hiburan Malam Pangandaran Minta Keadilan

Polemik penutupan 33 tempat hiburan malam di Pangandaran terus berlanjut. Para pengusaha meminta keadilan ke DPRD Pangandaran. Puluhan pengusaha hiburan malam menggeruduk kantor gedung DPRD Pangandaran dengan membawa rasa kecewa meminta kepastian.

Perwakilan pengusaha tempat hiburan malam Pangandaran Nandang Suhendar mengatakan pihaknya meminta kejelasan soal surat peringatan yang diberikan pemerintah daerah (pemda) kepada 33 tempat hiburan malam.

"Minta keadilan dan kemanusiaan kalo ini penutupan atau penertiban, kan itu yang menjadi persoalan. Kalo mau penutupan ya harus semua tempat hiburan malam ditutup. Kan ada banyak," katanya kepada wartawan. Jumat (18/11/2022).

Menurutnya soal perizinan semuanya juga tidak jelas. Ia pun memohon kepada pemda jangan langsung melakukan tindakan penutupan. "Jangan penutupan tapi penertiban saja. Mari kita duduk bersama cari solusi yang terbaik," katanya.

Ia mengatakan warung remang-remang atau tempat hiburan malam akan sulit untuk dihilangkan terlebih ini daerah wisata. "Kalo mau eksekusi semua, semuanya juga tidak ada yang tepat. Kalo berbicara meminimalisir tempat prostitusi di Pangandaran, penginapan dan hotel juga kan sebuah alat," ucapnya.

Sementara Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin mengatakan, pemerintah daerah akan tetap menutup tempat hiburan malam sesuai dengan surat surat perintah. "Bahkan tadi infonya saat ini sudah SP3 dan besok ada penindakan," kata Asep kepada detikJabar.

Ia mengatakan momen ini menjadi refleksi kita semua jadi bahan evaluasi. Dia minta sekalian jenis usaha yang sama di kepariwisataan coba lihat verifikasi di lapangan. "Apakah sesuai dengan izin dan tindakan yang dilakukan para pengusaha. Sesuaikan izinnya atau tidak. Karena pemda punya kewajiban untuk penertiban," kata Asep.

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads