Memantik Kewaspadaan dari Letusan Dahsyat Gunung Galunggung 1982

Lorong Waktu

Memantik Kewaspadaan dari Letusan Dahsyat Gunung Galunggung 1982

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 17 Nov 2022 14:00 WIB
Pos Pengamatan Gunung Galunggung
Suburnya tanahdi Priangan usai letusan Gunung Galunggung (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Gunung Galunggung menjadi satu dari beberapa gunung api aktif yang ada di Jawa Barat. Gunung yang berlokasi di Tasikmalaya ini berpotensi mengalami erupsi kapan pun. Galunggung tercatat sempat beberapa kali erupsi di masa lampau yakni di tahun 1982, 1918, 1894, 1822 hingga seratusan ribu tahun lalu.

Saat ini Gunung Galunggung sendiri berstatus aman. Dilihat di laman MAGMA Indonesia, Gunung Galunggung kini berada di Level I alias normal. Namun Gunung Galunggung masih termasuk gunung api aktif yang bisa erupsi kapan saja.

"Kejadian erupsi gunung api selalu berulang, tidak menutup kemungkinan erupsi Gunung Galunggung skala 5 (VEI) itu bisa terjadi di kemudian hari. Tetapi untuk saat ini data monitoring Gunung Galunggung tidak punya kecenderungan untuk erupsi skala besar untuk sekarang," kata Koordinator Kelompok Gunung Api di PVMBG, Oktory Prambada.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oktory menjelaskan, dari hasil pemantauan yang dilakukan di beberapa pos pantau, Gunung Galunggung masih sering mengalami gempa hingga suplai magma. Namun menurutnya, kecil kemungkinan Gunung Galunggung mengalami erupsi jika melihat dari hasil pemantauan tersebut.

"Tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa gunung api ini akan meletus dalam waktu dekat. Tapi dia masih ada gempa, suplai magma dari bawah dan gempa permukaan juga ada. Tapi untuk saat ini kemungkinan erupsi besar sangat kecil," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Oktory menuturkan, sebelumnya Gunung Galunggung mengalami erupsi di tiga periode mulai dari periode pembentukan Galunggung purba, kaldera Galunggung hingga pasca kaldera.

"Di pembentukan pertama ini pembentukan tubuh gunung sendiri mulai 100 ribu tahun lalu dan ada penelitian yang kami lakukan secara mendetail yaitu di kisaran umur 25-50 ribu tahun. Jadi kesimpulannya pembentukan gunung Galunggung pertama itu pembentukan tubuh gunung dimulai 100 ribu tahun hingga 25 ribu tahun lalu," kata Oktory saat berbincang dengan detik

Erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982Erupsi Gunung Galunggung pada tahun 1982 Foto: Dokumentasi Pos Pemantau Gunung Galunggung

Jabar belum lama ini.

Setelah itu dia, terjadi erupsi besar pada 4.000 tahun lalu yang membuat kaldera dan salah satu tubuh Galunggung roboh. Sisa-sisa letusan dahsyat saat itu bahkan masih bisa terlihat saat ini pada Bukit 1000

"Setelah itu terjadi erupsi yang besar sekitar 4.000 tahun lalu yang mengakibatkan kaldera dan longsornya salah satu tubuh Galunggung yang dikenal sekarang dengan istilah bukit 1000 di bagian tenggara dan timur," ujarnya.

Pasca erupsi besar itu, Galunggung lama tertidur. Gunung ini baru beraktivitas lagi di tahun 1822. Saat itu, Galunggung kembali erupsi dengan skala letusan 5 VEI. Skala letusan Galunggung saat itu lebih besar dari erupsi Gunung Merapi 2010.

"Aktivitas setelah kaldera dimulai 1822 hingga sekarang. Di 1822 pernah meletus di skala 5 VEI itu kalau analogikan sedikit lebih besar daripada merapi 2010. Itu aktivitas pasca kaldera dan erupsi terakhir di tahun 1982 5 VEI, dan berakhir 1984 mungkin sejarah singkatnya (erupsi Galunggung) begitu," ungkap Oktory.

Ia menjelaskan, dampak dari erupsi Galunggung sejak 1822 hingga terakhir 1982 tidak sebesar erupsi di periode kaldera. Menurutnya pada periode kaldera, letusan membuat sebuah zona amblasan sejauh 40 kilometer.

Sementara erupsi di 1822 hingga 1982, erupsi Galunggung paling parah hanya skala 5 VEI yang diselingi dengan erupsi lebih kecil dengan skala 1 atau 2 VEI. "Dampak letusan di 1982-1982 pada umumnya abu vulkanik menutupi bagian barat pulau Jawa dan menyebar ke Samudera Hindia di bagian barat," jelas Oktory.

Untuk saat ini, dampak erupsi Galunggung di periode pasca kaldera sendiri membawa dampak yang dibilang positif. Dampak positif itu ialah tanah di kawasan Gunung Galunggung menjadi jauh lebih subur ditambah melimpahnya material galian C.

"Untuk saat ini tidak ada karena aktivitas sudah berhenti sehingga yang didapat sekarang adalah keuntungan dari erupsi 1982 itu mendapat tanah subur, material galian C yang banyak itu bisa mensuplai insfratruktur di daerah Jabar dan sekitarnya," tutup dia.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads