Sungai Nippon Jadi Pintu Masuk Air Rob di Eretan Kulon Indramayu

Sungai Nippon Jadi Pintu Masuk Air Rob di Eretan Kulon Indramayu

Sudedi Rasmadi - detikJabar
Senin, 14 Nov 2022 21:31 WIB
Sungai Ciperawan Kecamatan Kandanghaur, Indramayu.
Sungai Ciperawan Kecamatan Kandanghaur, Indramayu (Foto: Sudedi Rusmadi/detikJabar).
Indramayu -

Fenomena air laut pasang memang biasa bagi warga di pesisir. Namun, dangkalnya sungai menjadi satu faktor yang menimbulkan air laut masuk ke permukiman.

Seperti dialami desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, sejak 3 tahun belakangan, sering terdampak banjir rob. Bahkan, diakui warga air pasang hampir terjadi setiap hari.

Kondisi itu disebabkan adanya pemeliharaan sungai yang kurang optimal. Pasang air laut masuk ke Sungai Ciperawan yang berada di batas Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan. Akibatnya, air pun masuk ke saluran sungai Nippon. Sehingga, posisi daratan terlihat lebih rendah dari sungai maupun laut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya sering banjir rob itu setelah ada bendungan di desa Kertawinangun, Kecamatan Kandanghaur 3 tahun lalu. Tapi memang kondisi sungai Nippon di desa kita cukup dangkal," kata Perangkat Desa Eretan Kulon Saeful Basri, Senin (14/11/2022).

Saeful menjelaskan terdapat 3 blok di Desa Eretan Kulon yang terdampak banjir rob cukup parah. Ketiga dusun tersebut, dilintasi sungai bersejarah itu. Sehingga tak heran, banjir di lokasi tersebut cukup tinggi.

ADVERTISEMENT

"Jadi ketika air pasang, masuk ke Sungai Ciperawan itu, kan ada saluran ke arah Sungai Nippon itu, airnya masuk ke blok Desa, blok pangpang 1 (Mara) dan blok Pangpang 2," jelas Saeful saat ditemui detikJabar di kantor desa.

Berbagai upaya acap kali dilakukan oleh pemerintah desa dan kecamatan setempat. Mulai dari merekomendasikan warga untuk pindah tempat tinggal hingga mengajukan penanganan terhadap sungai maupun breakwater kepada pihak-pihak terkait.

"Intinya kami sudah sering berupaya, dari pemdes, kecamatan sampai pemda, mengajukan permohonan untuk melakukan normalisasi sungai dan pembenahan breakwater," kata Saeful.

Masyarakat desa Eretan Kulon rata-rata bermatapencaharian sebagai nelayan. Namun, sebagian warga juga melakukan cocok tanam padi di sekitar lahan persawahan.

"85 persen warga eretan kulon jadi nelayan. Tapi di seberang jalan pantura ada juga sebagai petani yang mengelola persawahan," ujarnya.

(mso/mso)


Hide Ads