Keluh Siswa di Eretan Indramayu. 'Sekolah Sering Libur Gara-gara Banjir'

Round-up

Keluh Siswa di Eretan Indramayu. 'Sekolah Sering Libur Gara-gara Banjir'

Tim detikJabar - detikJabar
Kamis, 16 Jan 2025 07:00 WIB
Para siswa SD di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu melangkah pulang ke rumah lewati genangan banjir rob
Para siswa SD di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu melangkah pulang ke rumah lewati genangan banjir rob (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Indramayu -

Siswa-siswi di SDN 1 Eretan, Kabupaten Indramayu tak pernah lelah menerjang banjir rob yang saban hari menggenangi jalan menuju sekolah. Meski melelahkan, mereka tetap berjuang demi cita-cita.

Hampir setiap hari, mereka harus melintasi jalanan dengan genangan air yang nyaris merendam lutut mereka. Hal itu memaksa para siswa-siswi di sana bertelanjang kaki karena khawatir sepatu mereka basah terkena air.

Ilustrasi banjir rob di Eretan IndramayuIlustrasi banjir rob di Eretan Indramayu Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar

Banjir rob memang kerap terjadi di Desa Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Indramayu. Bencana yang disebabkan karena abrasi pantai ini membuat aktivitas warga Eretan terganggu, termasuk anak-anak yang akan menuju sekolah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berangkat sama pulang (kondisi banjir). Sering banjir setiap hari. Capek berangkatnya," kata Arfa Kenzie Gunawan (12) ditemui detikJabar, Rabu (15/1/2025).

Air yang kerap meninggi juga memaksa Arfa dan siswa-siswi lainnya harus belajar di rumah karena sekolah mereka yang ikut tergenang banjir rob dan mengganggu kegiatan belajar mengajar.

ADVERTISEMENT

"Basah. Sering libur gara-gara banjir, sekarang masuk. Kemarin Senin nggak masuk karena banjirnya besar," tuturnya.

Namun semua rintangan itu tak menyurutkan asa Arfa untuk menggapai cita-citanya. Dia hanya berharap, banjir rob tak lagi terjadi di kampung halamannya itu. "Nggak ada banjir lagi," ungkapnya.

Situasi sulit karena banjir rob juga dialami Robhiatulhusna (12). Siswi kelas 6 SD ini hanya memiliki satu setel seragam sekolah yang seringnya basah terkena percikan air. Mau tak mau, dia harus selalu mencuci dan menjemur seragam sepulang sekolah.

"Kalau basah ya dicuci terus dijemur lagi," katanya sambil tersipu malu.

Hebatnya, ia tak pernah absen berangkat ke sekolah. Meski harus terus menerjang banjir rob, namun Robhiatulhusna tetap bersemangat belajar. "Ya karena takut dimarahi ibu kalau nggak berangkat. Paling kalau sakit aja," tandasnya.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads