7 Fakta Ki Kebo Kenongo sang Pawang Ular dari Sumedang

7 Fakta Ki Kebo Kenongo sang Pawang Ular dari Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 13 Nov 2022 07:00 WIB
Darsum Dipa Atmaya (70) atau biasa disapa Ki Kebo Kenongo merupakan pawang ular asal Sumedang.
Ki Kebo Kenongo, sang pawang ular di Sumedang. (Foto: Nur Azis)
Sumedang -

Darsum Diva Atmaya (70) alias Ki Kebo Kenongo, warga Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang merupakan salah satu pawang ular di Jawa Barat. Ia telah menggeluti dunia ular dari sejak berusia 7 tahun.

Kiprahnya yang cukup lama dalam dunia ular menghadirkan sejumlah fakta menarik tentang dirinya.

Berikut 7 fakta tentang pawang ular asal Sumedang ini:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Ayahnya Pawang Ular

Tradisi pawang ular sudah ada sejak dahulu kala. Ada salah satu nama yang kala itu cukup tersohor yakni Buyut Sanem dari Dusun Balerante di sekitaran Kecamatan Tomo dan Ujungjaya.

Buyut Sanem ini boleh dibilang menjadi guru bagi pawang ular di Jawa Barat kala itu. Sebut saja nama-nama yang berguru ke Buyut Sanem seperti Suhar dari Subang, Umar dari Bandung, Bubar dari Banten dan ayahnya Ki Kebo Kenongo sendiri yakni Diva Atmaya merupakan pawang ular di Majalengka lalu baru kemudian pada sekitar 1936 pindah ke Sumedang.

ADVERTISEMENT

2. Akrab dengan Ular Sejak Kecil

Kecintaan Ki Kebo terhadap ular sudah dimulai sejak kecil atau saat berusia 7 tahun. Hal itu tidak lain lantaran pengaruh dari sang ayah bernama Ki Diva Atmaya yang merupakan salah satu tokoh pawang ular di Majalengka.

"Bapak saya itu punya anak banyak tapi yang suka atau menggeluti dunia ular itu hanya saya saja," ungkap Ki Kebo.

Kendati demikian, keahlian Ki Kebo dalam menjinakan ular sendiri didapatnya secara otodidak. Diakuinya, dari pengalamannya bersentuhan langsung dengan berbagai jenis ular menjadikannya banyak memahami karakter dan watak ular dari yang berbisa hingga yang tidak berbisa.

"Dulu itu kalau nangkap ular tetap harus pakai alat awalnya, berupa tongkat kayu bercabang, tapi pada saat nangkap kan suka ada saja kecelakaan semisal ularnya tiba-tiba gigit, nah tapi dari sana saya jadi tahu mana ular berbisa dan tidak berbisa," tuturnya.

3. Dipatuk Ular Belasan Kali

Ki Kebo Kenongo sendiri adalah nama panggung dari profesinya sebagai pekerja seni atraksi ular. Namun jauh sebelum itu, ia pun telah menjalani berbagai profesi yang bertalian dengan dunia ular.

Sebut saja dari mulai menjadi sebagai pemasok ular hingga menjadi pembimbing dalam hal edukasi tentang ular telah dilakoninya. Bahkan hutan-hutan di pulau Jawa, beberapa diantaranya pernah dijelajahinya demi mencari seekor ular.

Maka tidak heran jika ia pun pernah merasakan beberapa kali dipatuk ular selama menjalani profesinya tersebut.

"Ada sekitar 16 kali saya pernah dipatuk ular selama berkecimpung dalam dunia ular. Paling banyak dipatuk king cobra," ungkap Ki Kebo saat diwawancara detikjabar belum lama ini.

Meski Ki Kebo sudah belasan kali dipatuk ular namun dirinya tidak merasa kebal terhadap bisa ular. Ia pun tetap menjalani pengobatan ke rumah sakit jika terkena kembali patukan ular. Namun yang membedakannya adalah proses kesembuhannya.

"Nah aki mah sekarang kalau semisal kepatuk ular terus diobati ke rumah sakit, asal terasa sedikit sudah baikan saja, pihak rumah sakit biasanya ngizinin aki pulang kalau aki minta pulang, karena mereka sudah paham sama kekebalan tubuh aki," paparnya.

4. Pernah Melatih Kopassus

Dari keahliannya menjinakan berbagai jenis ular, Ki Kebo Kenongo bahkan mengaku pernah dipercaya melatih sejumlah prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, TNI Angkatan Darat di Batujajar.

Ki Kebo Kenongo atau yang akrab disapa dengan Ki Kebo menyebut, momen itu terjadi pada sekitar tahun 1986. Saat itu ia dipanggil oleh satuan pasukan elit tersebut untuk membantu dalam pelatihan survival atau bertahan hidup di dalam hutan.

"Jadi kalau Kopassus itu kan ada latihan survival, mereka harus bertahan hidup di dalam hutan hanya dengan dibekali alat seadanya," ungkap Ki Kebo.

Salah satu latihannya, sambung Ki Kebo, adalah bagaimana cara menghadapi atau bertemu ular di dalam hutan.

"Jadi kalau demi bertahan hidup itu hewan apapun bisa jadi makannan, termasuk ular, nah ini yang diajarkan bagaimana cara bersentuhan langsung dengan ular baik yang berbisa ataupun tidak," ujarnya.

Meski tidak secara detail, Ki Kebo menceritakan bagaimana kerasnya latihan yang ditempakan kepada anggota Kopassus saat itu. Menurutnya, maka tidak heran jika Kopassus menjadi salah satu satuan terbaik yang dimiliki Indonesia.

"Latihannya cukup keras, anggota Kopassus ini salah satunya jangan takut ular. Bahkan saat latihan dengan ular sanca, dipatuk pun jadi hal biasa," terangnya.

Ki Kebo menyebut, ada sekitar 25 prajurit Kopassus dari beberapa Batalyon yang mengikuti pelatihan saat itu. Di antaranya, ada yang dari Ujung Pandang, Jakarta, Bandung dan Solo.

"Jadi selain latihan praktik berhadapan dengan beragam jenis ular termasuk King Cobra, juga latihan wawasan secara ilmiah tentang jenis-jenis ular itu," ujarnya.

Atas dedikasinya tersebut, Ki Kebo pun mendapatkan piagam dari Kopassus yang saat itu dikomandani oleh Bambang Soembodo. Bahkan, ia pun saat itu masih suka dipagggil oleh satuan Kopassus dalam acara-acara tertentu.

"Seminggu setelah acara latihan itu, ada kunjungan dari Kerajaan Thailand ke kawasan Citatah atau sekarang masuk wilayah Kabupaten Bandung Barat, saat itu saya juga dipanggil untuk atraksi ular," paparnya.

Aksi Ki Kebo Kenongo bersama ular.Aksi Ki Kebo Kenongo bersama ular. Foto: Istimewa

5. Jadi Penggiat Seni Atraksi Ular Sejak 1996

Beragam profesi dalam dunia ular telah Ki Kebo Lakoni. Hingga pada sekitar tahun 1996-an, ia pun mulai menjadi sebagai pelaku seni atraksi ular.

Selain sebagai wadah edukasi, baginya atraksi ular menjadi sebuah tradisi serta salah satu hiburan bagi masyarakat. Ia telah melakukan atraksi ular ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Profesi satu ini pun masih digelutinya hingga kini.

6. Pandangan Ki Kebo tentang Watak Ular

Menurut Ki Kebo, ular tidak mengenal majikan layaknya seperti hewan peliharaan pada umumnya. Dan ular, tidak mengenal mana orang baik maupun orang jahat. Artinya, potensi ular menyerang dengan bisanya selalu ada.

Bagi pawang ular sendiri, kata dia, ia hanya memahami karakter dan watak dari ular. Maka dari itu, ia pun sangat mengutamakan kewaspadaan cukup tinggi saat bersentuhan dengan ular.

"Ular itu tetap akan mengeluarkan bisanya jika merasa diserang, jadi perlu kewaspadaan tinggi atau safety, caranya gunakan alat saat menangani ular, pokoknya harus super hati-hati karena ada pribahasa mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi tetap jangan sembrono," ungkapnya.

7. Beragam Profesi Ki Kebo dalam Dunia Ular

Dari sejak tahun 1970-an, segala profesi yang bertalian dengan ular telah Ki Kebo Lakoni. Bahkan dirinya memproklamirkan diri sebagai P9U, yakni penangkap ular, pembunuh ular, pembeli ular, penjual ular, pemakan ular, pemelihara ular, penyayang ular, pelatih ular dan pemain ular. Semua pengalaman tersebut pernah dilakoninya.

Ki Kebo mengaku pernah menjadi pemasok ular ke kebun binatang Bandung pada sekitar tahun 1970-an.

Kemudian, ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk salah satu restoran Chinese food di Bandung pada sekitar tahun 1990-an. Dari pengalaman ini, ia pernah menjelajah keluar masuk hutan yang ada di pulau Jawa untuk sekedar mencari ular.

Nama Ki Kebo pun saat itu sudah dikenal sebagai pawang ular. Dari pengetahuannya tersebut, ia bahkan sempat dipercaya melatih prajurit Kopassus pada sekitar tahun 1980-an.

"Aki saat itu dipanggil untuk bantu melatih 25 prajurit bagaimana cara menangani ular untuk kebutuhan survival di hutan, dari mulai cara menangkap, membunuh dan memakannya jika dalam keadaan terdesak di hutan," paparnya.

Tahun 1990-an, Ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk kebutuhan obatan-obatan bagi Bio Farma Bandung serta beberapa profesi lainnya yang bertalian dalam dunia hewan melata satu ini.

Beragam profesi yang telah digelutinya itu menjadikan Ki Kebo Kenongo sangat memahami beragam karakter jenis ular, termasuk ular yang memiliki bisa mematikan seperti King Cobra.

Hingga pada sekitar tahun 1996-an, saat atraksi ular belum begitu banyak digeluti orang, Ki Kebo pun mulai menggeluti profesi satu ini. Selain sebagai wadah edukasi, baginya atraksi ular menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat.

Ia telah melakukan atraksi ular ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Profesi satu ini pun masih digelutinya hingga kini.

Halaman 2 dari 3
(orb/orb)


Hide Ads