Ki Kebo Kenongo Akui Tak Kebal Racun Meski Pernah Dipatuk King Kobra

Ki Kebo Kenongo Akui Tak Kebal Racun Meski Pernah Dipatuk King Kobra

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 10 Nov 2022 11:00 WIB
Pawang ular asal Sumedang, Ki Kebo Kenongo menunjukkan luka bekas gigitan ular king kobra.
Pawang ular asal Sumedang, Ki Kebo Kenongo menunjukkan luka bekas gigitan ular king kobra. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Pawang ular atau penjinak ular adalah satu keahlian yang terbilang tidak semua orang bisa. Pasalnya selain butuh keberanian, juga dibutuhkan jam terbang atau pengalaman yang mumpuni.

Kendati demikian, tidak ada satu pun pawang ular yang kebal akan semua jenis bisa ular. Hal itu sebagaimana pengalaman yang dirasakan oleh pawang ular asal Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, yakni Darsum Diva Atmaya (70) atau yang dikenal dengan nama Ki Kebo Kenongo.

Ki Kebo Kenongo sendiri adalah nama panggung dari profesinya sebagai pekerja seni atraksi ular. Namun, jauh sebelum itu, ia pun telah menjalani berbagai profesi yang bertalian dengan dunia ular.

Sebut saja dari mulai menjadi pemasok ular hingga pembimbing dalam hal edukasi tentang ular telah dilakoninya. Bahkan hutan-hutan di pulau Jawa, beberapa diantaranya pernah dijelajahinya demi mencari seekor ular. Maka tidak heran jika ia pun pernah merasakan beberapa kali dipatuk ular selama menjalani profesinya tersebut. "Ada sekitar 16 kali saya pernah dipatuk ular selama berkecimpung dalam dunia ular. Paling banyak dipatuk king kobra," ungkap Ki Kebo saat diwawancara detikJabar belum lama ini.

Meski Ki Kebo sudah belasan kali dipatuk ular namun dirinya tidak merasa kebal terhadap bisa ular. Ia pun tetap menjalani pengobatan ke rumah sakit jika terkena kembali patukan ular. Namun, yang membedakannya adalah proses kesembuhannya. "Nah aki mah sekarang kalau semisal kepatuk ular terus diobati ke rumah sakit, asal terasa sedikit sudah baikan saja, pihak rumah sakit biasanya ngizinin aki pulang kalau aki minta pulang, karena mereka sudah paham sama kekebalan tubuh aki," paparnya.

Ia pun menceritakan salah satu pengalamannya saat terkena gigitan ular berbisa, yakni ular king kobra. Bekas lukanya hingga kini masih tampak terlihat di salah satu jempol tangannya. Luka tersebut ia dapati saat dirinya bekerja di salah satu restoran di Bandung. "Saat itu aki mau motong ular king kobra tapi aki saat itu bawanya langsung dua ekor dan tiba-tiba saja salah satunya gigit jempol aki," terangnya.

Awalnya Ki Kebo tidak menghiraukan akan gigitan ular tersebut. Namun selang beberapa jam kemudian, ia pun merasakan gejala cukup parah. "Gejala yang saya rasakan saat itu, pandangan mulai kabur lalu saya pun muntah-muntah. Saya masih ingat, saat itu sedang di dalam angkutan kota lantaran hendak pulang dan saya masih ingat saat itu pas baru nyampe Cicaheum hingga akhirnya saya pun dibawa ke rumah sakit," paparnya.

Selama berkecimpung dalam dunia pawang ular dengan segala pengalaman yang dialaminya, ia pun memiliki pandangan sendiri terhadap hewan ular. Menurutnya, hewan reptil satu ini tidak mengenal majikan layaknya seperti hewan peliharaan pada umumnya. Dan ular, tidak mengenal mana orang baik maupun orang jahat. Artinya, potensi ular menyerang dengan bisanya selalu ada.

Bagi pawang ular sendiri, ia hanya memahami karakter dan watak dari ular. Maka dari itu, ia pun sangat mengutamakan kewaspadaan cukup tinggi saat bersentuhan dengan ular. "Ular itu tetap akan mengeluarkan bisanya jika merasa diserang, jadi perlu kewaspadaan tinggi atau safety, caranya gunakan alat saat menangani ular, pokoknya harus super hati-hati karena ada pribahasa mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi tetap jangan sembrono," ungkapnya.

Ki Kebo Kenongo sendiri diketahui dari sejak kecil atau saat berusia 7 tahun sudah bergaul dengan dunia ular. Hal itu tidak lain lantaran pengaruh dari sang ayah bernama Ki Diva Atmaya yang merupakan salah satu tokoh pawang ular di Majalengka. Ayahnya tersebut, kemudian pindah ke Sumedang pada sekitar 1936. "Bapak saya itu punya anak banyak tapi yang suka atau menggeluti dunia ular itu hanya saya saja," ungkap Ki Kebo.

Kendati demikian, keahlian Ki Kebo dalam menjinakkan ular sendiri didapatnya secara otodidak. Diakuinya, dari pengalamannya bersentuhan langsung dengan berbagai jenis ular menjadikannya banyak memahami karakter dan watak ular dari yang berbisa hingga yang tidak berbisa. "Dulu itu kalau nangkap ular tetap harus pakai alat awalnya, berupa tongkat kayu bercabang, tapi pada saat nangkap kan suka ada saja kecelakaan semisal ularnya tiba-tiba gigit, nah tapi dari sana saya jadi tahu mana ular berbisa dan tidak berbisa," tuturnya.

Dari sejak tahun 1970-an, segala profesi yang bertalian dengan ular telah Ki Kebo Lakoni. Bahkan dirinya memproklamirkan diri sebagai P9U, yakni penangkap ular, pembunuh ular, pembeli ular, penjual ular, pemakan ular, pemelihara ular, penyayang ular, pelatih ular dan pemain ular. Semua pengalaman tersebut pernah dilakoninya.

(iqk/iqk)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT