Ki Kebo Kenongo, Pawang Ular Asal Sumedang yang Sempat Latih Kopassus

Ki Kebo Kenongo, Pawang Ular Asal Sumedang yang Sempat Latih Kopassus

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 10 Nov 2022 09:30 WIB
Ki Kebo Kenongo alias Dasum Diva Atmaya (70) sedang menunjukan piagam dari Satuan Kopassus TNI AD atas dedikasinya.
Ki Kebo Kenongo alias Dasum Diva Atmaya (70) sedang menunjukan piagam dari Satuan Kopassus TNI AD atas dedikasinya (Foto: Nur Azis/detikJabar).
Sumedang -

Ki Kebo Kenongo alias Dasum Diva Atmaya (70) merupakan salah satu pawang ular di Kabupaten Sumedang. Disebut pawang ular lantaran pengalamannya berkecimpung dalam dunia per-ular-an sudah sejak 1970-an.

Dari keahliannya menjinakan berbagai jenis ular tersebut, Warga Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang ini bahkan pernah dipercaya melatih sejumlah prajurit Komando Pasukan Khusus atau Kopassus, TNI Angkatan Darat di Batujajar.

Ki Kebo Kenongo atau yang akrab disapa dengan Ki Kebo menyebut momen itu terjadi pada sekitar tahun 1986. Saat itu ia dipanggil oleh satuan pasukan elit tersebut untuk membantu dalam pelatihan survival atau bertahan hidup di dalam hutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau Kopassus itu kan ada latihan survival, mereka harus bertahan hidup di dalam hutan hanya dengan dibekali alat seadanya," ungkap Ki Kebo kepada detikJabar belum lama ini.

Salah satu latihannya, sambung Ki Kebo, adalah bagaimana cara menghadapi atau bertemu ular di dalam hutan.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau demi bertahan hidup itu hewan apapun bisa jadi makanan, termasuk ular, nah ini yang diajarkan bagaimana cara bersentuhan langsung dengan ular baik yang berbisa atau pun tidak," ujarnya.

Meski tidak secara detail, namun Ki Kebo menceritakan bagaimana kerasnya latihan yang ditempakan kepada anggota Kopassus saat itu. Menurutnya, maka tidak heran jika Kopassus menjadi salah satu satuan terbaik yang dimiliki Indonesia.

"Latihannya cukup keras, anggota Kopassus ini salah satunya jangan takut ular. Bahkan saat latihan dengan ular sanca, dipatuk pun jadi hal biasa," terangnya.

Ki Kebo menyebut ada sekitar 25 prajurit Kopassus dari beberapa Batalyon yang mengikuti pelatihan saat itu. Di antaranya, ada yang dari Ujung Pandang, Jakarta, Bandung dan Solo.

"Jadi selain latihan praktik berhadapan dengan beragam jenis ular termasuk King Cobra, juga latihan wawasan secara ilmiah tentang jenis-jenis ular itu," ujarnya.

Atas dedikasinya tersebut, Ki Kebo pun mendapatkan piagam dari Kopassus yang saat itu dikomandani oleh Bambang Soembodo. Bahkan, ia pun saat itu masih suka dipagggil oleh satuan Kopassus dalam acara-acara tertentu.

"Seminggu setelah acara latihan itu, ada kunjungan dari Kerajaan Thailand ke kawasan Citatah atau sekarang masuk wilayah Kabupaten Bandung Barat, saat itu saya juga dipanggil untuk atraksi ular," paparnya.

Ki Kebo Kenongo sendiri diketahui dari sejak kecil atau saat berusia 7 tahun sudah bergaul dengan dunia ular. Hal itu tidak lain lantaran pengaruh dari sang ayah bernama Ki Diva Atmaya yang merupakan salah satu tokoh pawang ular di Majalengka. Ayahnya tersebut, kemudian pindah ke Sumedang pada sekitar 1936.

"Bapak saya itu punya anak banyak tapi yang suka atau menggeluti dunia ular itu hanya saya saja," ungkap Ki Kebo.

Kendati demikian, keahlian Ki Kebo dalam menjinakan ular sendiri didapatnya secara otodidak. Diakuinya, dari pengalamannya bersentuhan langsung dengan berbagai jenis ular menjadikannya banyak memahami karakter dan watak ular dari yang berbisa hingga yang tidak berbisa.

"Dulu itu kalau nangkap ular tetap harus pakai alat awalnya, berupa tongkat kayu bercabang, tapi pada saat nangkap kan suka ada saja kecelakaan semisal ularnya tiba-tiba gigit, nah tapi dari sana saya jadi tahu mana ular berbisa dan tidak berbisa," tuturnya.

Dari sejak tahun 1970-an, segala profesi yang bertalian dengan ular telah Ki Kebo Lakoni. Bahkan dirinya memproklamirkan diri sebagai P9U, yakni penangkap ular, pembunuh ular, pembeli ular, penjual ular, pemakan ular, pemelihara ular, penyayang ular, pelatih ular dan pemain ular. Semua pengalaman tersebut pernah dilakoninya.

Ki Kebo mengaku pernah menjadi pemasok ular ke kebun binatang Bandung pada sekitar tahun 1970-an.

Kemudian, ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk salah satu restoran Chinese food di Bandung pada sekitar tahun 1990-an. Dari pengalaman ini, ia pernah menjelajah keluar masuk hutan yang ada di pulau Jawa untuk sekedar mencari ular.

Nama Ki Kebo pun saat itu sudah dikenal sebagai pawang ular. Dari pengetahuannya tersebut, ia bahkan sempat dipercaya melatih prajurit Kopassus pada sekitar tahun 1980-an.

"Aki saat itu dipanggil untuk bantu melatih 25 prajurit bagaimana cara menangani ular untuk kebutuhan survival di hutan, dari mulai cara menangkap, membunuh dan memakannya jika dalam keadaan terdesak di hutan," paparnya.

Tahun 1990-an, Ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk kebutuhan obatan-obatan bagi Bio Farma Bandung serta beberapa profesi lainnya yang bertalian dalam dunia hewan melata satu ini.

Beragam profesi yang telah digelutinya itu menjadikan Ki Kebo Kenongo sangat memahami beragam karakter jenis ular, termasuk ular yang memiliki bisa mematikan seperti King Cobra.

Hingga pada sekitar tahun 1996-an, saat atraksi ular belum begitu banyak digeluti orang, Ki Kebo pun mulai menggeluti profesi satu ini. Selain sebagai wadah edukasi, baginya atraksi ular menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat.

Ia telah melakukan atraksi ular ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Profesi satu ini pun masih digelutinya hingga kini.

Meski pengalamannya dalam dunia ular sudah tidak diragukan lagi. Namun bagi dia sikap kewaspadaan yang tinggi tetap perlu dilakukan dalam menangani ular.

"Ular itu tidak mengenal orang baik orang jahat, tidak mengenal majikan seperti hewan peliharaan lainnya. Ular itu tetap berbisa, jadi perlu kewaspadaan tinggi atau safety, caranya gunakan alat saat menangani ular, pokoknya harus super hati-hati karena ada pribahasa memgatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi tetap jangan sembrono," ungkapnya.

(mso/mso)


Hide Ads