Tjetje Hidayat Padmadinata, budayawan Sunda sekaligus politikus senior tutup usia. Tjetje dimakamkan di TPU Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (10/11/2022).
Tjetje dimakamkan sekitar pukul 09.00 WIB di TPU Gumuruh. Keluarga, anggota dan pengurus Angkatan Muda Siliwangi (AMS), serta sejumlah tokoh politik turut menghantarkan almarhum Tjetje ke tempat peristirahatan terakhir.
Tampak sejumlah petakziah meneteskan air mata kala jenazah Tjetje dikebumikan. Selawat dan doa dipanjatkan. Politikus senior sekaligus guru bagi sejumlah tokoh di Jabar itu pergi untuk selamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan menyampaikan, Tjetje merupakan guru yang memberikan masukan yang membangun, baik untuk negeri maupun Kota Bandung. Tjetje dikenal sebagai tokoh hebat yang ramah.
Tedy juga menyebut Tjetje seorang politikus sekaligus budayawan yang mengimplementasikan nilai-nilai Sunda dalam keseharian.
"Beliau tak sungkan menyapa siapapun, apalagi beliau orang Sunda. Kami sangat kehilangan. Kami doakan beliau diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di surga," kata Tedy saat memberikan sambutan di pemakaman Tjetje di TPU Gumuruh, Kamis (10/11/2022).
Ajaran Tjetje yang Diwariskan untuk AMS
Sementara itu, Ketua Umum AMS Noeri Firman Ispandi mengatakan Tjetje bisa dijadikan sebagai kakak, bapak hingga guru bagi AMS. Bahkan, dikatakan Noeri, sebelum wafat, Tjetje sempat memberi amanat untuk AMS.
"Almarhum meninggal saat di hari ulang tahun AMS. Kami kehilangan tokoh panutan, bukan hanya untuk organisasi melainkan Jabar juga. Sikapnya berani," kata Noeri usai menghadiri pemakaman Tjetje di TPU Gumuruh Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (10/11/2022).
Noeri mengatakan banyak ajaran yang disampaikan Tjetje untuk AMS. Ajaran Tjetje itu kini masih dipegang teguh AMS.
"Menciptakan falsafah, seperti catur watak, leber wawanen, kukuh kana jangji silih wawangi, mejangkeun kamuliaan. Itu sampai sekarang dipegang AMS. Sikap itu harus, kalau sudah a (sesuatu), ya a. Kalau berani tak nyatakan a (sesuatu), ya jangan lakukan," tutur Noeri.
Menurut Noeri, Tjetje merupakan tokoh luar biasa yang berani melawan kebijakan pemerintah. Bahkan, Noeri menyebut Tjetje pernah dibui dua kali karena menentang kebijakan pemerintah.
"Seorang tokoh yang dihormati, diteladani," ucap Noeri.
Sekadar diketahui, Tjetje meninggal dunia pada pukul 16.45 WIB pada Senin (9/11/2022) di RSHS Bandung. Chrysant Padmadinata mengatakan ayahnya mengalami komplikasi kesehatan. Sepekan terakhir Tjetje menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit.
"Sudah tiga tahunan terasa ada perubahan (menurun) kesehatannya. Komplikasi, gagal ginjal juga," kata Chrysant.
(sud/iqk)