Jauh sebelum Tim Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menemukan Ular Naga Jawa atau Xenodermus javanicus, YouTuber Panji Petualang sudah lebih dulu menemukan ular tersebut.
Panji diketahui pernah mengunggah video soal Ular Naga Jawa di kanal YouTube miliknya delapan bulan hingga tiga tahun yang lalu.
Berikut fakta-fakta Panji Petualang soal Ular Naga Jawa:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pernah Mengunggah Video Ular Naga Jawa 3 Tahun Lalu
Video berjudul 'Panji petualang akhirnya menemukan ular naga penghuni gunung sunda' diunggah delapan bulan lalu dan telah diputar sebanyak 760 ribu kali. Panji juga sempat mengunggah video ular itu setahun dan tiga tahun yang lalu.
"Sudah sering bahas itu. Itu ular yang langka sebenarnya, bisa ditemukan lebih dari 1.000 mdpl di area pegunungan yang suhunya adem, di suhu dingin nggak, jadi lembab. Hidup di pinggir sungai dan kerap memakan cacing," kata Panji, Minggu (6/11/2022).
2. Punya Karakter Mirip Ular Kadut
Panji juga mengungkapkan, karakteristik Ular Naga Jawa sama seperti ular kadut karung, yang punya kulitnya kasar berbeda pada ular umumnya. Sisik itu bisa digunakan untuk beraktivitas di sekitar sungai.
"Sebenarnya bisa ditemukan di seluruh dataran tinggi di Indonesia, tapi nggak semua gunung ada sebenarnya. Cuman kalau seperti Gunung Selamet, Ciremai, Gunung Salak itu ada, karena namanya Xenodermus javanicus," ungkap Panji.
![]() |
3. Tak Mudah Dijumpai
Menurut Panji, tak mudah berjumpa dengan ular satu ini. Pengalamannya, pernah bertemu ular ini pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl.
"Nyarinya setengah mati, habitat ada, banyak, tapi beda dengan habitat kobra atau king kobra yang disebut sebagai ular kebun," tambahnya.
Menurut Panji, ular ini merupakan spesies endemik. Panji juga belum pernah mendengar cerita teman-teman yang ada di Sumatera atau di Kalimantan menemukan ular ini.
"Kalau di Jawa memang hampir di setiap area pegunungan antara 1.800-2.000 mdpl itu ada, dia juga nokturnal aktif di malam hari, juga terestial dan dia tidak bisa naik," tuturnya.
4. Punya Kulit Seperti Biawak
Panji juga menyebutkan, bagian yang kasar pada tubuh Ular Naga Jawa bukanlah sisik, melainkan kulit seperti biawak. Kulit ini memiliki fungsi untuk ular ini bertahan hidup.
"Kalau kulitnya seperti ular pada umumnya dia tidak akan hidup, itu dia nggak bisa hidup karena tidak akan leluasa untuk mengali-gali (mencari makanan)," tuturnya.
5. Mitos Nyawa Hilang
Ular Naga Jawa itu juga tidak hanya dikaitkan dengan hewan mitologi, namun juga mitos yang cukup mengerikan. Kabarnya orang yang memegang ular tersebut bisa mati!
Menurut Panji, mitos yang terus berulang itu memiliki tujuan baik, yakni untuk menjaga habitat dan kelestarian ular naga tersebut. Sehingga ular itu diharapkan tetap berkembang biak di alam dan menjaga rantai makanan yang ada di Gunung Sanggabuana.
"Mitos! Memang bagusnya gitu, mitos lama naik lagi, tapi publik tuh ketika kita edukasi malah penasaran," kata Panji.
"Bener orang tua dulu, jangan dipegang ntar mati. Mereka tahu bahwa itu adalah spesies itu langka. Daripada anaknya ntar merusak, jadi diboongin, itu kearifan lokal," ungkap Panji.
6. Sulit Dipelihara
Panji juga mengungkapkan, Ular Naga Jawa sulit dipelihara. Sebab karakteristik ular ini tidak seperti ular pada umumnya.
"Aku coba memelihara, tetapi berakhir mati, memang ribet banget set up-nya, harus benar-benar seperti alam liar, harus seperti habitatnya banget," kata Panji.
Meski demikian, Panji mengatakan ada saja yang merawat ular naga. Akan tetapi jumlahnya tidak banyak.
Panji juga menyebut, tidak mudah untuk menemukan ular satu ini. Bahkan ia menyebut mereka yang menemukannya hanya kebetulan semata.
"Ngak gampang, dan kalau ada yang nemu kebetulan," ujarnya.
7. Mengubur Diri Saat Siang Hari
Ular Naga Jawa diketahui hidup di malam hari dan jika siang hari, ular ini akan mengubur diri dalam pasir, di dekat aliran sungai dan hanya memunculkan lubang hidungnya ke atas.
"Dia tuh nokturnal, pasti ngumpet di bawah pasir," tuturnya.
8. Punya Hidung di Atas
Menurut Panji, jika pada umumnya ular memiliki hidung di pinggir dekat mulutnya, ular naga ini justru punya hidung di bagian atas.
"Idungnya nongol ke atas seperti buaya, uler-uler lainnya idungnya kan di pinggir lobangnya, ini di atas idungnya," ucapnya.
"Kalau siang diam di pinggir sungai, nongol idungnya saja," kata Panji.