Ki Kebo Kenongo, Sang Pawang Ular Legendaris dari Sumedang

Ki Kebo Kenongo, Sang Pawang Ular Legendaris dari Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Kamis, 10 Nov 2022 05:00 WIB
Darsum Dipa Atmaya (70) atau biasa disapa Ki Kebo Kenongo merupakan pawang ular asal Sumedang.
Darsum Dipa Atmaya (70) atau biasa disapa Ki Kebo Kenongo merupakan pawang ular asal Sumedang (Foto:
Sumedang -

Bagi para pecinta ular di Jawa Barat, namanya mungkin sudah tidak asing lagi. Ia telah malang melintang dalam dunia per-ular-an sejak tahun 1970-an.

Ki Kebo Kenongo adalah nama panggung untuk profesi yang digelutinya saat ini dalam hal atraksi ular. Nama aslinya adalah Darsum Diva Atmaya (70) yang merupakan Warga Cibeureum, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.

Pengalaman Ki Kebo Kenongo atau biasa disapa dengan panggilan Ki Kebo ini sudah tidak bisa diragukan lagi dalam dunia ular. Bahkan ia memproklamirkan dirinya dengan istilah P9U.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

P9U sendiri kepanjangan dari penangkap ular, pembunuh ular, pembeli ular, penjual ular, pemakan ular, pemelihara ular, penyayang ular, pelatih ular dan pemain ular. Semua pengalaman tersebut pernah dilakoninya.

Ki Kebo mengaku kecintaannya terhadap hewan melata satu ini sudah dimulai sejak kecil atau saat berusia 7 tahun. Hal itu tidak lain lantaran pengaruh dari sang ayah bernama Ki Dipa Atmaya yang merupakan salah satu tokoh pawang ular di Majalengka.

ADVERTISEMENT

"Bapak saya itu punya anak banyak tapi yang suka atau menggeluti dunia ular itu hanya saya saja," ungkap Ki Kebo dalam bahasa Sunda yang dialih bahasakan oleh detikjabar saat berkesempatan mewawancarainya belum lama ini.

Ki Kebo menuturkan pawang ular saat itu menjadi salah satu keahlian cukup spesial lantaran tidak banyak orang bisa.

"Jadi pesan ayah dulu itu begini kenapa mengizinkan saya menggeluti dunia ular, agar jika ada ular yang masuk ke pemukiman warga maka saya bisa membantu untuk menangkapnya," terangnya.

Meski ayahnya seorang pawang ular namun keahlian Ki Kebo dalam menjinakan ular sendiri diakuinya didapatnya secara otodidak. Dari pengalamannya bersentuhan langsung dengan berbagai jenis ular menjadikannya banyak memahami karakter dan watak ular dari yang berbisa hingga yang tidak berbisa.

"Dulu itu kalau nangkap ular tetap harus pakai alat awalnya, berupa tongkat kayu bercabang, tapi pada saat nangkap kan suka ada saja kecelakaan semisal ularnya tiba-tiba gigit, nah tapi dari sana saya jadi tahu mana ular berbisa dan tidak berbisa," tuturnya.

Seiring berjalanya waktu, dari keahlian yang dimilikinya itulah mengantarkan Ki kebo menggeluti beragam profesi yang disebut diatas atau P9U.

Ki Kebo menyebut, ia pernah menjadi pemasok ular ke kebun binatang Bandung pada sekitar tahun 1970-an.

"Bahkan waktu itu jika ada orang yang mau menjual atau mengirim ular ke kebun bantang Bandung harus lewat aki dulu," tutur Ki Kebo.

Kemudian, ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk salah satu restoran Chinese food di Bandung pada sekitar tahun 1990-an. Dari pengalaman ini, ia pernah menjelajah keluar masuk hutan yang ada di pulau Jawa untuk sekedar mencari ular.

"Dulumah kan masih jarang, jadi asa sendiri kalau sedang lagi nyari ular itu atau saya carinya ke para bandar yang tersebar di pulau Jawa," paparnya.

Nama Ki Kebo pun saat itu sudah dikenal sebagai pawang ular. Dari pengetahuannya tersebut, ia bahkan sempat dipercaya melatih pasukan RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat atau sekarang menjadi Kopassus) pada sekitar tahun 1980-an.

"Aki saat itu dipanggil untuk bantu melatih 25 prajurit bagaimana cara menangani ular untuk kebutuhan survival di hutan, dari mulai cara menangkap, membunuh dan memakannya jika dalam keadaan terdesak di hutan," paparnya.

Selain pernah melatih Kopassus, ia pun pernah melatih beberapa pegawai salah satu perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia.

"Pernah juga dipanggil untuk memberikan edukasi tentang ular di Cevron, karena mereka suka ada survei lapangan kan, seperti memasang atau memeriksa pipa-pipa di hutan," terangnya.

Tahun 1990-an, Ia pun pernah menjadi pemasok ular untuk kebutuhan obatan-obatan bagi Bio Farma Bandung serta beberapa profesi lainnya yang bertalian dalam dunia hewan melata satu ini.

Pada sekitar tahun 1996-an, ia pun berhenti dari profesi yang disebutkan diatas. Pengalaman yang telah dilakoninya membawa Ki Kebo Kenongo sangat memahami beragam karakter jenis ular, termasuk ular yang memiliki bisa mematikan seperti King Cobra.

Hingga pada akhirnya di tahun itu pula ia pun alih profesi menjadi pemain atraksi ular. Saat itu, profesi ini sangat sedikit digeluti oleh orang.

Selain sebagai wadah edukasi, baginya atraksi ular menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat dan sebagai media untuk melestarikan kebudayaan dari pawang ular.

Ia telah melakukan atraksi ular ke sejumlah daerah di Jawa Barat. Profesi satu ini pun masih digelutinya hingga kini.

Meski pengalamannya dalam dunia ular sudah tidak diragukan lagi. Namun bagi dia sikap kewaspadaan yang tinggi tetap perlu dilakukan dalam menangani ular.

"Ular itu tidak mengenal orang baik orang jahat, tidak mengenal majikan seperti hewan peliharaan lainnya. Ular itu tetap berbisa, jadi perlu kewaspadaan tinggi atau safety, caranya gunakan alat saat menangani ular, pokoknya harus super hati-hati karena ada pribahasa memgatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati, jadi tetap jangan sembrono," ungkapnya.

(mso/mso)


Hide Ads