Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi buka suara soal investasi di kawasan Rebana yang dinilainya belum maksimal. Dalam forum detikcom Regional Summit 2025, Dedi bicara blak-blakan soal tantangan, apa yang mesti dilakukan agar kawasan strategis ini tak hanya jadi wacana di atas kertas.
Dalam paparannya, Dedi menyebut, serapan investasi di di Jawa Barat pada triwulan pertama tahun 2025 yang mencapai Rp68 triliun, sebagian besar investasi masuk di daerah-daerah yang berada di luar Rebana.
"Tetapi dari total investasi yang masuk ke Jawa Barat pada triwulan I dengan nilai total Rp68 triliun dengan daya serap tenaga kerja 91.082 ribu, itu masuknya baru di Kabupaten Cirebon Rp878,31 miliar, Kota Cirebon Rp252,46 miliar, Majalengka Rp699,57 miliar, Kuningan Rp67,54 miliar, Indramayu Rp362,33 miliar, Subang Rp2,39 triliun," kata Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih besar masih di wilayah Kabupaten Bekasi Rp21,4 triliun, Karawang Rp15,3 triliun, Kota Bekasi Rp3,5 triliun, Purwakarta Rp4 triliun," lanjutnya.
Dengan data tersebut, Dedi mengungkapkan, serapan investasi di Rebana belum mendapat hasil yang maksimal. Dia juga menyebut sejumlah hal yang dianggap jadi faktor yang menghambat masuknya investor ke Rebana yang salah satunya karena masalah infrastruktur.
"Problem utama adalah yang pertama konektivitas infrastrukturnya belum terbangun dengan baik, Patimban progresnya belum sesuai dengan harapan yang kedua adalah sarana dan prasarana misalnya ketersediaan listrik, jaringan air bersih," terangnya.
Di sisi lain, Dedi juga menyebut, belum terpenuhinya seluruh kebutuhan di kawasan industri jadi faktor lain yang menghambat pertumbuhan Rebana. Namun Dedi mengaku, dirinya paham betul cara mengatasi berbagai persoalan tersebut.
"Posisi saya karena saya pernah jadi Bupati di sebuah kawasan industri ngerti betul cara menyelesaikan begini, sehingga saya menjadi naik turun posisi gubernurnya bagaimana satu sisi saya mendorong regulasi, tetapi di sisi lain saya harus mengerjakan teknis," tegasnya.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, setelah kawasan industri terbangun, pemerintah harus memastikan masyarakat lokal bisa merasakan langsung manfaat hadirnya sebuah industri di sekitarnya. Sebab menurut Dedi, banyak masyarakat Jabar yang justru kalah saing dengan pendatang di daerahnya sendiri.
"Kalau industrinya garmen yang sekolahnya rata-rata SMP pasti masyarakat lokal mendominasi menjadi pekerja, orang Jawa Barat mendominasi menjadi pegawai. Tapi kalau industrinya sudah industri elektronik yang bersifat digitalisasi,.maka pekerja setempatnya itu mengalami penurunan yang secara sangat deras," terangnya.
Karena itu, Dedi menegaskan Pemprov Jabar akan mendorong pertumbuhan Rebana melalui pengembangan kerangka pendidikan yang terencana dalam 10 tahun ke depan.
"Rencana itu harus dipastikan terintegrasi dengan pendidikan berkarakter yang memiliki ruang lingkup dunia usaha, maka kurikulumnya harus dimodifikasi dengan dua, satu kurikulum pendidikan berbasis disiplin kedua adalah pendidikan yang berbasis kompetensi," kata Dedi.
Untuk diketahui, detikcom Regional Summit 2025 digelar hari ini, Senin (19/5/2025), di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati, Majalengka. Acara ini secara khusus membedah masa depan kawasan Rebana yang disebut-sebut bakal menjadi pusat pertumbuhan dan investasi baru di Jawa Barat.
Mengusung tema "Investasi dan Pengembangan Berkelanjutan di Jantung Jawa Barat", forum ini menghadirkan sejumlah tokoh penting dari pemerintah pusat dan daerah.
Di antara pembicara utama adalah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekjen Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Dedi Latip serta Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dengan moderator pimpinan redaksi detikcom Alfito Deannova Gintings.
Enam kepala daerah dari kawasan Rebana juga turut hadir, yakni Wali Kota Cirebon Effendi Edo, Bupati Majalengka Eman Suherman, Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar, Bupati Indramayu Lucky Hakim, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, dan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.
Acara ini terselenggara berkat dukungan sejumlah pihak, termasuk PT Pertamina (Persero), Patimban Industrial Estate a Barito Pacific Company, dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat.
(bba/mso)