Rohimah, ART Garut Ungkap Ragam Kekejaman Majikannya

Rohimah, ART Garut Ungkap Ragam Kekejaman Majikannya

Hakim Ghani - detikJabar
Jumat, 04 Nov 2022 14:14 WIB
Garut -

Rohimah, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) asal Garut menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh majikannya di Bandung Barat. Perbuatan keji yang dilakukan majikan terhadap Rohimah, tak sekali saja terjadi.

Tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Rohimah, jika dia akan menjadi korban penyiksaan, yang dilakukan oleh atasannya sendiri saat bekerja. Rohimah menjadi korban penyiksaan saat bekerja sebagai ART di rumah pasangan muda bernama Yulio Kristian dan Loura Francilia, yang berlokasi di Perum Bukit Permai, Bandung Barat.

detikJabar berkesempatan untuk berbincang dengan Rohimah di rumah orang tuanya, yang terletak di kawasan Kecamatan Blubur Limbangan, Garut, Jumat (4/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan wajah yang masih dipenuhi luka memar, Rohimah mulai berani berbicara. Dia menceritakan kejadian memilukan, yang dialaminya dalam waktu tiga bulan sejak Agustus 20222 itu.

Rohimah mengatakan semula, tidak ada yang aneh kala dia bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga tersebut. Awalnya, bahkan Rohimah disambut hangat oleh majikannya. Tapi, semuanya berubah di sekitaran bulan Agustus.

ADVERTISEMENT

"Awal disiksa itu, pas bulan Agustus, saya telepon keluarga untuk dijemput. Dijemput karena nggak betah, mau pulang," katanya.

Niat Rohimah untuk pulang diketahui oleh majikannya. Sang majikan kemudian menyita ponsel milik Rohimah sehingga komunikasi dengan keluarga akhirnya terputus.

Firasat Rohimah untuk pulang, memang benar. Tapi apa daya, dia akhirnya tak bisa kemana-mana sama sekali karena dikurung di dalam rumah.

Sejak saat itu, kemudian Rohimah menjadi sering disiksa majikannya. Pukulan hingga tendangan, diterimanya setiap kali sang majikan pulang ke rumah di akhir pekan. Rohimah mengatakan, aksi penyiksaan itu dilakukan, saat dia dianggap lalai dalam mengerjakan tugasnya.

"Kalau telat cabut listrik dipukul, kalau telat cabut pompa air ditendang. Ya seperti itu," katanya.

Aksi kekerasan yang diterimanya itu, berlanjut hingga tiga bulan lamanya. Parahnya lagi, tak hanya Yulio yang melakukan kekerasan kepada Rohimah, tapi juga Loura. Di suatu momen, Rohimah mengaku pernah dipukul dengan menggunakan teflon.

Kemudian, di momen lainnya, dia juga mengaku pernah diinjak dan tangannya dimasukan ke dalam kloset di kamar mandi. "Kejadiannya jadi saya dianggap kurang bersih membersihkan WC. Saya dipanggil terus diminta untuk memasukan tangan ke kloset, kemudian kepala saya diinjak," ungkap Rohimah.

Tak hanya mendapatkan kekerasan. Rohimah juga merasa ditipu oleh majikannya. Sebab, gaji Rp 2 juta yang dijanjikan di awal perjanjian kerja, tak diberikan oleh majikannya. Dia mengaku hanya menerima gaji tiga kali. Itu pun, dengan nominal yang berbeda.

"Rp 1,2 juta, Rp 1 juta dan Rp 800 ribu. Awalnya janji Rp 2 juta," ungkap Rohimah.

Parahnya lagi, Rohimah juga mengaku sering mendapatkan hukuman dari sang majikan. Ketika dia melakukan kesalahan di rumah, dia didenda Rp 100 ribu oleh majikannya.

"Iya dipotong uangnya. Kalau melakukan kesalahan Rp 100 ribu potongannya," ujar Rohimah.

Kini Rohimah kembali pulang ke kampung halaman, setelah sempat mendapatkan perawatan intensif, di RS Sartika Asih Bandung. Dia pulang dengan diantar ambulans dari Pemda Garut, pada Rabu (2/11) kemarin.

Sementara itu, majikan Rohimah kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pasutri keji itu harus mendekam di balik jeruji besi.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads