RS Muhammadiyah Hadir di Kabupaten Bandung

RS Muhammadiyah Hadir di Kabupaten Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 03 Nov 2022 17:39 WIB
Peresmian RS Muhammadiyah Bandung Selatan.
Fasilitas RS Muhammadiyah Bandung Selatan. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Selatan (RSMBS) di Jalan Raya Laswi, Desa Ciheulang, Kecamtan Ciparay, Kabupaten Bandung diresmikan pada Kamis (3/11/2022). Di dalamnya juga ada sebuah masjid.

Pada kegiatan itu sejumlah pejabat negara turut hadir meresmikan, di antaranya mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang Supriatna, dan Kapolri 2015-2016 Jenderal Purnawirawan Badrodin Haiti.

Direktur RSMBS, Ade Lesmana mengatakan pembangunan rumah sakit itu adalah inisiasi dari ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Pasalnya wilayah tersebut merupakan kampung kelahirannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena beliau kelahirannya di sini, di Desa Ciheulang," ujar Ade kepada awak media, Kamis (3/11/2022).

Menurutnya saat ini kebutuhan rumah sakit di Kabupaten Bandung masih kurang dari target Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Sehingga PP Muhammadiyah mendirikan rumah sakit tersebut.

ADVERTISEMENT

"Informasi dari data di kabupaten Bandung kebutuhan Rumah Sakit tempat tidur di Kabupaten Bandung itu 3.600. Pada saat ini info dari Bupati Bandung baru sampai 2.000, sehingga masih ada kebutuhan sekitar 1.600 tempat tidur," katanya.

Ade mengungkapkan pembangunan rumah sakit tersebut terbilang cepat. Terhitung saat peletakan batu pertama pada 23 Januari 2022 silam, tapi kini sudah diresmikan.

"Rencana ini sangat cepat. Kita pembangunan peletakan batu pertama itu 23 Januari 2022, sekarang 3 November 2022. Jadi pembangunannya sekitar 9 bulan lebih 10 hari," ucapnya.

Dia menyebutkan rumah sakit tersebut memiliki klasifikasi type D. Sebab hanya memiliki puluhan kamar.

"Kapasitas tempat tidur untuk ruangan atau bed itu ada 58 bed, untuk ICU-nya ada 4, NICU 2, dan ini type kelas D. Ini kan baru peresmian gedung, harapannya Januari bisa beroperasional," tuturnya.

Ade menuturkan PP Muhammadiyah saat ini tengah memperjuangkan untuk bisa bekerja sama dengan BPJS. Sehingga masyarakat yang kurang mampu bisa berobat menggunakan BPJS.

"Target kita dari Muhammadiyah tentu akan berjuang untuk bekerja sama dengan BPJS. Walaupun kondisi rumah sakit kayak gini, tentu akan bekerja sama dengan BPJS," kata Ade.

Meski begitu, Ade mengaku saat ini masih penyesuaian dengan klasifikasi rumah sakit type D. Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan akan berkembang.

"58 bed itu untuk karena penyesuaian type D, sedangkan type C itu butuhnya 100 bed. Sementara lahan kita cukup luas, kita punya lahan sekitar 11.500 meter persegi yang baru dipakai ini kurang lebih 3.000 sampai 4.000 meter persegi, dengan luas bangunan 4800 meter persegi, bangunan empat lantai," tegasnya.

Ade menambahkan terdapat keunggulan dari adanya rumah sakit tersebut. Salah satunya semuanya akan diberlakukan digitalisasi.

"Keunggulan di sini kita sudah tidak menggunakan rekam medis yang tertulis, jadi pakai IT semua. Dokter juga nanti lewat ketikan komputer, jadi kita nggak pakai tertulis lagi. Itu sesuai Permenkes yang bulan lalu baru keluar instruksi baru dan itu sudah kami sesuaikan," kata Ade.

Pihaknya mengklaim saat ini telah menyesuaikan kamar inap standar yang sedang diinisiasi BPJS dan Kemenkes. Kemudian hal tersebut akan diterapkan semua standarnya.

"Kamar ruang inap itu semuanya standar, dan sudah di ujicoba di RS pemerintah sendiri. Mungkin tahun depan bisa berjalan, jadi kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 itu dihilangkan," pungkasnya.

(orb/orb)


Hide Ads