Greenpeace menggelar agenda diskusi tentang krisis iklim yang saat ini sedang terjadi di Indonesia. Menariknya, diskusi ini melibatkan para anak-anak muda supaya memiliki kesadaran mengenai perubahan alam melalui sudut pandang dari meja makan.
Diskusi ini digelar sebagai rangkaian agenda Greenpeace untuk mengkampanyekan kesadaran krisis iklim kepada publik. Kampanye ini juga turut memuat upaya dari Greenpeace melalui agenda bertajuk Chasing The Shadow atau CATS dengan cara bersepeda dari Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya hingga ke Bali.
Setelah kick off di Jakarta dengan mengunjungi Marunda dan Muara Gembong, Bekasi, tim pesepeda Greenpeace tiba di Bandung. Mereka turut membagikan pengalaman selama perjalanan tentang bagaimana kesaksian dampak krisis iklim mengancam sejumlah wilayah di Indonesia.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Adila Isfandiari mengatakan, krisis iklim tak hanya berdampak bagi perubahan alam. Hal itu juga mengancam kelangsungan pangan di Indonesia, yang tentunya merupakan bagian dari kerusakan lingkungan.
"Tidak ada satu pun wilayah di dunia yang bisa lolos dari ancaman krisis iklim, termasuk Indonesia. Pilihan-pilihan kita akan gaya hidup, jenis energi yang kita gunakan, dan juga sistem ekonomi telah membawa dampak kerusakan lingkungan dan pemanasan global," katanya dalam diskusi di salah satu cafe di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/10/2022).
Ia berpendapat aksi untuk melindungi lingkungan bisa dimulai dari diri masing-masing. Contoh kecilnya dengan mengurangi penggunaan bahan plastik sebagai alat untuk makan di rumah maupun di tempat nongkrong anak-anak muda.
Setelah kesadaran itu bisa dilakukan para generasi muda, Greenpeace tinggal melihat keseriusan pemerintah dalam upaya nyata melindungi kerusakan lingkungan. Sebab menurutnya, Indonesia punya potensi yang besar dalam mengembangkan energi bersih dan terbarukan seperti tenaga surya, angin maupun air, sebagai energi pengganti berbahan fosil seperti batu bara.
"Aksi individu penting untuk dilakukan. Namun, itu tidak cukup untuk mengatasi situasi krisis iklim saat ini. Diperlukan perubahan skala besar yang harus dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan yang dibuat,"ucapnya.
(ral/mso)