Pantauan detikJabar, warga dari Desa Balongan dan Tegal Lurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, berunjuk rasa di pertigaan jalan setempat. Mereka menuntut agar pemerintah segera memperbaiki jalan yang meresahkan masyarakat. Bahkan, sering menelan korban jiwa.
"Kemarin itu yang meninggal (terlindas truk LPG) anak saya. Bahkan, satu tahun ini sudah ada 3 korban jiwa dan pengendara jalan sering terjatuh akibat lubang-lubang jalan itu," kata Edah Rosidah (52) saat aksi di tengah jalan, Kamis (20/10/2022).
Sambil menutup jalan dan memakai sejumlah atribut aksi. Warga menuntut pemerintah agar kerusakan jalan yang rusak.
Hal senada juga disampaikan Alim (43), bahwa selain faktor alam, jalan yang ramai digunakan masyarakat ini juga cepat rusak lantaran sering dilalui kendaraan yang melebihi kapasitas jalan (truk LPG). Jika belum diperbaiki sesuai kapasitas, warga akan melarang kendaraan muatan besar melintas jalan Tegal Lurung - Balongan tersebut.
"Ini jalan kapasitas nya hanya 8 ton, sementara truk tangki LPG itu lebih berat bisa puluhan ton, makanya sering rusak. Nanti kami akan larang truk besar lewat, sebelum diperbaiki sesuai kapasitas atau di cor," kata Al-Alim.
Aksi menuntut perbaikan jalan terpantau berlangsung lama, bahkan warga memasang tenda di tengah pertigaan jalan. Hal itu akan dilakukan sampai pemerintah mewujudkan tuntutan masa.
Sementara, Camat Balongan, Opik Hidayat di hadapan masa aksi mengatakan siap untuk memperbaiki jalan rusak tersebut. Penutupan lubang jalan langsung dilakukan paling lambat besok.
Selain itu, Ia juga menawarkan kepada masa aksi bahwa perbaikan jalan secara penuh hanya dapat dilakukan di tahun anggaran 2023 mendatang. Sebab, ia tegaskan persoalan perbaikan jalan harus sesuai aturan. Meski, hal itu tetap ditolak oleh masyarakat.
"Jadi besok paling lambat lubang jalan akan diperbaiki. Bahkan tadi Ibu Bupati telepon untuk segera memperbaiki jalan. Nantinya kalau mau di beton nunggu tahun 2023 di awal tahun," kata Camat di hadapan warga.
"Gak mau, harus sesuai kapasitas, diperbaiki total," teriak warga menolak tawaran Camat.
Selain itu, Camat mengaku akan melakukan negosiasi terhadap Pihak Pertamina terkait aktivitas hilir-mudik truk tangki di jalan tersebut. Agar, Pertamina turut memperhatikan kondisi jalan yang diakuinya tidak sesuai kapasitas tonase.
"Nanti saya akan negosiasi dengan Pertamina. Agar jalan ini benar-benar bisa dilewati oleh kendaraan truk tangki," pungkas Opik.
Hingga saat ini, warga terpantau masih memadati pertigaan jalan. Lantaran pemerintah dan masyarakat belum menemui keputusan yang tertulis dan ditandatangani bersama.
(dir/dir)