Warga Kampung Cipaku, Wiwik (45) mengatakan banjir terjadi pada pukul 15.00 WIB. banjir terjadi saat aliran sungai Citalutug meluap.
"Dari titik terendah sampai titik tertinggi mencapai 1,5 meter, itu di Kampung Cipaku RT 01 RW 02, Desa Tarajusari," ujar Wiwik kepada detikJabar, Selasa (18/10/2022).
Wiwik mengaku warga tidak sempat menyelamatkan barang-barangnya saat air meluap ke pemukiman. Sehingga peralatan rumah warga banyak yang terendam.
"Memang tadi masyarakat di jam-jam masih pada kerja, banyak juga yang tidak terselamatkan terkait barang-barang," katanya.
Dia menyebutkan luapan air Sungai Citalutug tersebut menyebabkan beberapa RW terendam. Bahkan merendam beberapa perkampungan lainnya.
"Sebetulnya luapan Sungai Citalutug ini mencapai ke seberang jalan desa, dan karena wilayahnya cukup luas, dan itu semuanya pemukiman terendam. Beberapa RW, RW 1 Kampung Sindanglongo, RW 02 Kampung Cipaku, RW 03 Kampung Cipaku, RW 09 Kampung Badra, RW 08 Babakan Pangkalan, RW 05 Kampung Taraju. Tapi sekarang hanya 3 RW yang terendam banjir, RW 1 RW 2 RW 3," ucapnya.
Meski begitu, Wiwik menuturkan saat ini banjir di wilayah tersebut cepat surut. Namun dampak setelahnya warga harus tetap membereskan sisa material sisa banjir.
"Alhamdulilah memang surutnya cepet tapi kan dampaknya setelahnya," tuturnya.
Dia berharap adanya normalisasi di titik sumber masuknya air. Sehingga pihaknya bisa melakukan penanggulan air.
"Kalau folder air di sini akan tetep, kalau digunakan untuk antisipasi Sungai Citalutug mah. Kami butuh tanggul, karena kalau sudah masuk aliran Sungai Cisangkuy akan besar. Ini masalahnya Sungai Citalutugnya yang mengecil ditambah yang mau masuk ke kolam retensi Cisangkuy itu sangat sempit dikarenakan ada penyempitan lahan oleh warga. Ya intinya membuat tanggul yang lebih tinggi," ucapnya.
Sementara itu, Petugas Lapangan BBWS Citarum, Arief Rachmat mengatakan air sungai tersebut meluap karena adanya sampah yang tertahan oleh jembatan. Kemudian kampung tersebut juga merupakan area terendah di aliran sungai tersebut.
"Yang paling parah tergenang ya di Kampung Cipaku. Soalnya daerah tersebut datarannya rendah, sampahnya juga ketahan sama jembatan, terus meluap airnya ke pemukiman," ujar Arief kepada detikJabar, Selasa (18/10/2022).
Selain sampah, Arief menjelaskan terdapat penyempitan saluran yang terjadi di salah satu pabrik. Sehingga air sungai tersebut langsung meluap.
"Jadi ada penyumbatan di daerah itu, selain di wilayah jembatan," katanya.
Menurutnya banjir tersebut bukan banjir bandang. Namun menurutnya banjir tersebut adalah banjir musiman jika ada hujan melanda.
"Bukan (banjir bandang), tapi memang ini sudah musiman, ketika curah hujan tinggi, otomatis Citalutug meluap dikarenakan sungai ini dari hulunya itu dua aliran sungai, Sungai Citalutug itu sendiri dan Sungai Cibanjaran. Nah, setelah masuk ke wilayah muara Banjaran itu menjadi satu aliran, nah ditambah aliran itu menjadi sempit, karena adanya penyempitan badan sungai dan dangkal," kata Arief.
Dia menuturkan saat ini air di kolam retensi Andir pasti mengalami kenaikan. Pasalnya sungai tersebut mengalir ke kolam retensi Andir.
"Kalau di sini naik, siap-siap aja retensi yang di Andir pasti naik. Soalnya sungai Citalugtug ini penyuplai terbesar ke kolam retensi Andir," pungkasnya. (orb/orb)