Jurit Malam: Sunyi Sepi Gedung Bersejarah Balai Kota Cirebon

Jurit Malam: Sunyi Sepi Gedung Bersejarah Balai Kota Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Kamis, 13 Okt 2022 21:00 WIB
Gedung Balai Kota Cirebon.
Gedung Balai Kota Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar).
Cirebon -

Suasana sunyi menyelimuti gedung Balai Kota Cirebon, malam itu. Di pos penjagaan, nampak sejumlah petugas yang sedang berbincang sembari sesekali matanya memantau area sekitar.

Saat pagi hingga sore, Balai Kota Cirebon yang berada di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon ini merupakan tempat yang sibuk dan selalu ramai dengan banyaknya pejabat maupun pegawai pemerintahan yang melakukan aktivitas.

Namun saat malam hari, suasana di lingkungan Balai Kota Cirebon berubah menjadi sunyi dan sepi. Banyaknya pohon-pohon besar yang menjulang tinggi di sekitar gedung juga turut memberikan kesan berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari cerita yang beredar dari mulut ke mulut, gedung Balai Kota Cirebon yang telah berusia hampir seratus tahun itu disebut banyak menyimpan kisah-kisah mistis.

detikJabar pun mencoba melakukan penelusuran di sekitar gedung yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya itu saat malam hari. Bersama salah seorang petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) yang tengah berpatroli, detikJabar mendatangi beberapa bagian dalam bangunan dan beberapa sudut lainnya.

ADVERTISEMENT

Penelusuran sendiri dimulai dengan memasuki gedung Balai Kota melalui pintu utama. Suasana di dalam gedung Balai Kota saat itu nampak sepi dan sunyi. Tidak ada satu orang pun yang melakukan aktivitas. Hanya petugas Pamdal yang terlihat sedang mengecek ruangan demi ruangan. Di dinding ruang bagian depan gedung nampak terpajang foto-foto lawas yang menampilkan kondisi gedung Balai Kota Cirebon di masa lalu.

Di ruang bagian depan gedung Balai Kota juga terdapat dua tangga yang menjadi akses untuk menuju ke lantai dua. Tangga tersebut masing-masing berasa di sisi kiri dan kanan. Saat ini, lantai dua gedung Balai Kota Cirebon masih difungsikan sebagai Command Center milik Pemkot Cirebon.

Gedung Balai Kota Cirebon.Gedung Balai Kota Cirebon. Foto: Ony Syahroni

Selesai dari ruangan bagian depan, penelusuran bersama petugas Pamdal yang sedang berpatroli pun dilanjutkan ke ruangan gedung bagian belakang. Di sana, petugas kembali mengecek ruangan demi ruangan. Setelah dipastikan tidak ada hal-hal yang mencurigakan, kami pun keluar melalui pintu belakang gedung.

Petugas Pamdal yang sedang berpatroli itu bernama Seftian Romadhon (34). Ia telah bertugas sebagai penjaga keamanan sejak tahun 2016. Sembari berpatroli, Seftian banyak bercerita tentang pengalamannya selama bertugas menjaga keamanan di lingkungan Balai Kota Cirebon.

Selama bertugas, Seftian mengaku pernah beberapa kali mengalami kejadian-kejadian mistis hingga membuat bulu kuduknya berdiri. Meski kadang merasa takut, namun Seftian tidak pernah berhenti untuk berpatroli. Ia menganggap kejadian-kejadian seperti itu sudah menjadi resiko dari pekerjaannya.

"Kalau saya berfikirnya itu sudah menjadi resiko dari pekerjaan kami sebagai petugas. Terlebih kalau sedang jaga malam, sudah menjadi resiko ketika berbenturan dengan hal-hal mistis," kata Seftian.

Beberapa pengalaman mistis yang pernah dialami langsung oleh Seftian, antara lain adalah pernah melihat sekelebatan bayangan hitam yang melintas di depan gedung Balai Kota saat malam hari. Selain itu, ia juga mengaku pernah mendengar suara wanita yang sedang tertawa.

"Kalau dibilang takut ya kadang saya takut. Tapi saya berfikirnya yaudah lah. Yang penting saya enggak ganggu," kata dia.

Bukan hanya Seftian, pengalaman-pengalaman mistis juga pernah dialami oleh rekannya. Menurut Seftian, rekannya yang juga bertugas sebagai Pamdal di Balai Kota Cirebon pernah melihat sosok wanita. Sosok wanita itu terlihat di balik pintu yang menjadi akses keluar gedung di bagian belakang.

Hanya saja, dari sekian banyaknya cerita-cerita mistis di sekitar gedung Balai Kota Cirebon, penampakan sosok noni-noni Belanda menjadi yang paling santer terdengar. Meski tidak pernah melihatnya secara langsung, namun cerita itu lah yang sering didengar oleh Seftian dari orang-orang yang banyak beraktivitas di sekitar gedung Balai Kota Cirebon.

"Kalau di gedung Balai Kota memang yang paling santer terdengar itu soal sosok noni-noni Belanda. Karena saya mendengar ceritanya pun bukan sekali dua kali. Dan katanya, adanya itu di tangga sebelah kanan. Tangga di gedung Balai Kota kan ada dua, yang kiri dan kanan. Nah katanya adanya itu di tangga sebelah kanan," kata dia.

Sekadar diketahui, Gedung Balai Kota Cirebon merupakan salah satu bangunan bersejarah. Gedung yang berada di Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Jawa Barat itu telah tercatat sebagai bangunan cagar budaya dengan SK Menbudpar Nomor PM.58/PW.007/MKP/2010.

Berdasarkan keterangan dari foto yang terpajang di dinding bagian dalam gedung, disebutkan jika gedung Balai Kota Cirebon selesai dibangun pada tahun 1927. Saat itu, gedung tersebut difungsikan sebagai Raadhuis atau tempat Dewan Perwakilan Kota.

Di samping itu, bangunan tersebut juga dulunya sering digunakan sebagai tempat pertemuan dan pesta pernikahan untuk kalangan bangsa Eropa. Sementara pada masa pemerintahan militer Jepang hingga masa kemerdekaan, bangunan ini berfungsi menjadi pusat pemerintahan Kota Cirebon.

Hingga kini, bangunan yang didominasi oleh cat berwarna putih itu masih berdiri kokoh dan masih digunakan untuk beberapa kegiatan pemerintah kota Cirebon. Mulai dari kegiatan rapat maupun beberapa kegiatan lainnya.

Sebelumnya, Wali Kota, Wakil Wali Kota hingga Sekretaris Daerah Kota Cirebon juga memiliki ruang kerja di gedung tersebut. Hanya saja, saat ini ruang kerja mereka telah berpindah ke gedung Setda yang lokasinya persis berada di belakang gedung Balai Kota Cirebon.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads