Momen Pencari Pasir Cikaso Saling Tatap dengan Buaya Dalam Air

Kabupaten Sukabumi

Momen Pencari Pasir Cikaso Saling Tatap dengan Buaya Dalam Air

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Sabtu, 08 Okt 2022 07:30 WIB
Para pekerja angkutan dan penggali pasir di sungai memiliki kisah seru terkait buaya yang dinamai Euis di aliran Sungai Cikaso Sukabumi.
Para pekerja di aliran Sungai Cikaso (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Pria itu dikenal dengan Nama Asep, namun banyak yang memanggilnya dengan nama Epot. Sudah sewindu ia bekerja sebagai nahkoda perahu angkutan di Sungai Cikaso, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi.

DetikJabar mendapat informasi soal Epot dari Dian Rahayu, warga Kampung Ciniti pria yang akrab disapa Iyang itu menyebut Epot sebagai pawang buaya. Hal itu bukan karena Epot bisa menjinakkan buaya yang dinamai oleh warga si Euis namun karena seringnya Epot menceritakan soal penampakan Euis.

"Sudah 8 tahun, ngangkut barang dari dermaga (perahu) Cikaso ke kampung seberang. Melihat buaya kadang muncul ngikutin perahu kadang lihat sedang berjemur," kata Epot saat ditemui di bantaran Sungai Cikaso, Jumat (7/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Epot mengagumi Buaya Euis karena corak dan ukurannya, keberadaan Euis bagi dia dan sejumlah nahkoda perahu lainnya dianggap tidak mengganggu karena Sungai Cikaso sudah menjadi habitat alami hewan liar tersebut.

"Kadang dia sering terlihat di daerah Batu Satu, kadang di Cihaurbuni. Kalau posisi tidak ada muatan saya suka sengaja berhenti untuk sekedar melihat Buaya Euis. Kadang kalau perahu sambil jalan lihat buaya itu. Selama tidak menganggu dan kita juga tidak usil, aman-aman saja," ucap Epot.

ADVERTISEMENT
Kemunculan Euis, buaya Sukabumi.Kemunculan Euis, buaya Sukabumi. Foto: Istimewa

Saking seringnya melihat Buaya Euis, Epot paham benar kapan dan di titik mana hewan itu akan muncul. Ketika air sungai surut, Buaya Euis pasti memperlihatkan diri.

"Ya kadang waswas takut ke warga tapi memang selama ini belum pernah ada kejadian. Buaya itu munculnya kadang posisi jam 09.00 WIB, waktu air surut. Terakhir penampakan tiga hari yang lalu saya lihat. Saya sering lihat cuma satu, katanya yang sering muncul ada dua ada tiga," ucap Epot.

Lain lagi dengan Udin, pria 56 tahun itu bekerja sebagai pencari pasir di Sungai Cikaso soal penampakan buaya di aliran sungai baginya sudah biasa. Bahkan Udin bercerita ia pernah saling tatap di dalam air dengan buaya tersebut.

Aktivitas mencari pasir di Sungai Cikaso dilakukan dengan cara menyelam. Pencari pasir mengeruk dasar sungai dan mengangkat pasir ke perahu, aktivitas yang sebetulnya berisiko untuk para pencari pasir mengingat adanya buaya di sungai tempat mereka beraktivitas.

Para pekerja angkutan dan penggali pasir di sungai memiliki kisah seru terkait buaya yang dinamai Euis di aliran Sungai Cikaso Sukabumi.Udin penggali pasir di aliran Sungai Cikaso, Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)

"Kalau sedang cari pasir lalu ada penampakan buaya yang penting saya tenang aja, kalau kita sengaja-sengaja ngusilin ya pasti kalau saya yang dimakan," kata Udin sambil tertawa, saat berbincang dengan detikJabar.

Sikap tenang itu yang kemudian membuat Udin akhirnya dibiarkan oleh buaya-buaya itu. "Saya pernah bertatapan saat mengeruk pasir, jaraknya hanya tiga meteran. Tapi enggak kenapa-kenapa, dia pergi dan saya juga enggak panik. Santai aja, jangan membuat dia (buaya) itu juga kaget," kata Udin.

"Karena sudah biasa jadi tidak terlalu bagaimana gitu ke buaya itu, entah dia buaya asli sini, entah buaya jenis apa dan darimana juga enggak tahu. Atau jadi-jadian, kan ada buaya jadi-jadian inguan tea," ucap Udin dengan logat sundanya yang kental.

(sya/yum)


Hide Ads