KPID Jabar: Duka Tragedi Kanjuruhan Jangan Dimanfaatkan demi Rating

KPID Jabar: Duka Tragedi Kanjuruhan Jangan Dimanfaatkan demi Rating

Sudirman Wamad - detikJabar
Selasa, 04 Okt 2022 11:06 WIB
Kegunaan Gas Air Mata Sebenarnya, Kini Jadi Sorotan di Tragedi Kanjuruhan
Gas air mata di Kanjuruhan (Foto: AP/Yudha Prabowo)
Bandung -

Komisi Penyiaran Daerah (KPID) Jabar mengimbau lembaga penyiaran agar lebih bijak memberitakan Tragedi Kanjuruhan. KPID meminta agara lembaga penyiaran tak kebablasan menayangkan Tragedi Kanjuruhan demi rating tinggi.

"Kita semua berduka, janganlah kedukaan ini dimanfaatkan untuk kapitalisasi demi rating. Silakan diberitakan dengan arif, dorong rekonsiliasi, kembangkan jurnalisme damai. Dan, jangan demi rating lantas mem-blow up," kata Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet kepada detikJabar, Selasa (4/10/2022).

Adiyana mengatakan KPID sebagai regulator dan pengawas lembaga penyiaran, baik televisi maupun radio, wajib mengingatkan Undang-undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002. Ia mengatakan penyiaran diarahkan untuk memperkukuh integrasi nasional, dan mewujudkan penyiaran sebagai perekat sosial. Karena itu cara pemberitaan harus memperhatikan etika.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), lembaga penyiaran juga memiliki tanggung jawab dari pemberitaan yang menimbulkan trauma, apalagi dalam kasus tragedi yang menimbulkan korban meninggal," kata Adiyana.

Ia menyebut pasal 23 Standar Program Siaran yang menyatakan program siaran dilarang memuat adegan kekerasan secara detail, seperti tawuran, pengeroyokan, perang, pengrusakan barang, tindakan sadis dan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Benar bahwa penyiaran juga berfungsi ekonomi. Makin banyak ditonton, makin tinggi ratingnya, dan itu akan berpengaruh terhadap iklan," kata Adiyana.

"Tapi sebagai orang timur, apakah kita akan menjual kekerasan dengan mengorbankan anak bangsa yang berduka? Ditambahkan bahwa lembaga penyiaran harusnya dalam jeda sepak bola menayangkan iklan layanan masyarakat, berisi tentang edukasi bagaimana sportivitas dalam pertandingan sepak bola," kata Adiyana menambahkan.

Selain itu, Adiyana juga mengamini pernyataan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Kejadian Tragedi Kanjuruhan menjadi pelajaran berharga, yakni tentang sportivitas, pengamanan pertandingan dan tidak memaksakan pertandingan sepak bola digelar malam hari demi rating.

(sud/yum)


Hide Ads