7 Fakta Munculnya Buaya Bernama Euis di Sukabumi

7 Fakta Munculnya Buaya Bernama Euis di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 29 Sep 2022 08:30 WIB
Kemunculan Euis, buaya Sukabumi.
Kemunculan Euis, buaya di Sungai Cikaso, Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Buaya penunggu Sungai Cikaso di Kabupaten Sukabumi terekam kamera relawan. Buaya yang dikenal dengan nama Euis itu terlihat sedang berjemur di bantaran sungai.

Hadirnya Euis disertai sejumlah fakta menarik. Berikut ini fakta Euis sang buaya yang dirangkum detikJabar:

1. Muncul Saat Relawan Antar Bantuan

Buaya yang dinamai Euis itu muncul di bantaran sungai dan sempat terekam video relawan. Informasi diperoleh, Euis menampakkan diri pada Senin (26/9/2022). Saat itu Euis terlihat sejumlah relawan yang melintas menggunakan perahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para relawan diketahui tengah mengantarkan bantuan ke Kedusunan Kadudahung, Kampung Ciloma, Desa/Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Untuk menuju kampung itu, jarak paling ringkas adalah menggunakan perahu menyusuri Sungai Cikaso.

"Saat menyalurkan bantuan sembako dan pakaian, di perjalanan menemukan buaya. Saat itu saya bersama personel TNI, Kepolisian, Pemuda Karang Taruna mau menyalurkan bantuan ke warga terdampak banjir di Kadusunan Kadudahung, Ciloma," kata Kang Dela warga, sekaligus relawan pengantar bantuan kepada detikJabar, Rabu (28/9/2022).

ADVERTISEMENT

2. Sudah Biasa Terlihat di Sungai Cikaso

Bagi Dela dan warga setempat, penampakan Euis sudah biasa. Pasalnya meski tidak setiap hari, sudah tiga kali ia berhadapan dengan buaya tersebut.

"Saat perjalanan itu kami dikagetkan dengan. Kalau saya pribadi tidak kaget, karena sudah biasa di Sungai Cikaso ada buayanya. Saya sendiri sudah tiga kali melihat buaya. Hanya tim dan rekan kaget, dia tidak tahu ada buaya di sungai itu," ujar Dela.

"Buaya sangat besar ukuran panjang 3 sampai 4 meter. Buaya tersebut jinak, tidak buas, tidak mengganggu. Kalau didekati juga loncat, tidak mengganggu manusia atau binatang ternak," sambungnya.

3. Asal-usul Nama Euis

Kades Cibitung, Iji Pahrudin kepada detikJabar, Rabu (28/9/2022) mendapatkan informasi dari warganya jika Euis sedang bertelur. Nama Euis pun mempertegas status kelamin hewan liar itu adalah betina.

"Julukannya Euis, mungkin karena itu buaya betina. Karena kabar yang saya peroleh dari warga, Euis itu sedang bertelur dan kelihatannya memang ada sepasang ya buaya jenis itu di aliran Sungai Cikaso," kata Kades Cibitung, Iji Pahrudin kepada detikJabar, Rabu (28/9/2022).

Menurut Iji, hingga saat ini pihaknya belum mendapat laporan soal buaya Euis menyerang warga atau ternak milik warga. Namun, Iji kerap mewanti-wanti warga tetap berhati-hati ketika bertemu atau berpapasan dengan hewan liar tersebut.

"Kelihatannya sepasang, sepertinya lebih dari dua, dan selama ini memang tidak pernah mengganggu warga. Saya selalu informasikan ke warga soal buaya tersebut agar berhati-hati. Kalau dari jenisnya itu buaya muara, panjangnya empat meter lebih. Yang terlihat relawan kemarin itu panjangnya sekitar empat meter. Relawan melihat saat mengantar bantuan ke Kedusunan Kadudahung, Kampung Ciloma," beber Iji.

4. Sering Muncul Pasca Banjir Tahun 2016

Tidak banyak yang tahu pasti soal kapan pertama munculnya buaya di Sungai Cikaso, Kabupaten Sukabumi. Konon kabarnya, buaya penghuni Sungai Cikaso itu pertama kali menampakkan diri pada 2016 lalu usai meluapnya air sungai.

Buaya yang dikenal dengan sebutan Euis itu semakin sering menampakkan diri. Beragam kesaksian muncul terkait kemunculan Euis.

"Pertama kali muncul itu saat pasca banjir bandang tahun 2016. Nah ketika kemarin terjadi bencana banjir, Euis kembali menampakkan diri karena sebelum bencana 2016 itu jarang muncul. Sekarang makin sering muncul, mungkin bisa jadi karena sarangnya kena urug (tertutup tanah) atau bagaimana," kata Iji Pahrudin.

Iji lalu mengungkap penampakan jelas Euis sang buaya Sungai Cikaso yang terekam kamera relawan pada hari Senin (26/8). "Yang merekamnya Pak Entang petugas Babinsa Koramil. Ada beberapa relawan juga yang melihat langsung saat itu," tuturnya.

Lokasi buaya Euis Sukabumi menyapa relawan banjirLokasi buaya Euis Sukabumi 'menyapa' relawan banjir Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

5. Spot Favorit Euis

Upen (64), warga Kampung Ciniti, Desa Cibitung, membeberkan tempat nongkrong favorit Euis. Kediaman Upen memang berdekatan dengan aliran Sungai Cikaso. Menurutnya, sejauh ini buaya itu hanya terlihat satu ekor, meskipun sebenarnya ada buaya lain di Sungai Cikaso.

"Memang iya sering penampakan di Cikaso itu di batu satu atau batu dua munculnya. Cuma seringnya hanya satu ekor buaya, munculnya saat air surut, airnya keruh biasanya sering muncul. Kalau air naik dia tidak kelihatan, kalau surut dia berjemur," kata Upen.

Menurut Upen, buaya Euis merupakan jenis buaya muara. Selain di Cikaso, Euis menjelajah hingga ke muara di sekitarnya dan menampakan diri antara 2 hingga 3 bulan sekali. Dua lokasi itu memang favorit Euis dan buaya lainnya di Sungai Cikaso.

6. Tidak Pernah Mengganggu Warga

Buaya Euis tidak pernah 'bermasalah' dengan warga. Hewan liar itu juga tidak pernah memangsa ternak warga. Meski begitu, warga diminta tetap berhati-hati saat bertemu buaya tersebut.

"Dinamai Si Euis sejak dulu, orang-orang bilangnya si Euis karena memang namanya itu. Dulu sempat muncul ada lima ekor warga tidak pernah bersinggungan dengan buaya. Namun karena memang satwa buas, warga diminta hati-hati saja. Setiap hari ketemu setiap malam ketemu, enggak pernah ada yang diterjang buaya," beber Upen warga setempat.

"Munculnya beberapa tahun lalu. Setelah banjir besar, habis banjir ya muncul buaya itu, kalau saya ketika lahir sudah tahu ada buaya. Kalau yang ini baru muncul 4 - 5 tahunan, masyarakat aman tidak pernah terganggu dengan kemunculan buaya itu," sambungnya.

7. Selain Euis, Ada Buaya Nyai

Dian Rahayu, warga yang tinggal dekat Sungai Cikaso membenarkan kisah buaya yang kembali muncul usai banjir. Menurutnya, soal buaya itu tengah jadi obrolan hangat. Selain Euis, menurutnya ada buaya yang dinamai si Nyai.

"Buaya si Nyai juga muncul, ada video amatir yang dibuat warga saat aktivitas. Warga kan banyak yang tinggal di sana, jadi pagi suka berangkat untuk belanja, sore pulang gitu. Kalau buaya itu setiap pagi sama sore itu selalu ada. Kalau pagi dia berjemur, kalau sore naik lagi ke situ," kaya Dian yang akrab disapa Iyang tersebut.

"Nama buayanya si Nyai, beda kalau si Euis sama si Nyai, ukurannya juga sama sekitar 4 meter lebih. Saya sendiri pernah melihat, selama ini tidak pernah mengganggu aktivitas warga," sambungnya.

Halaman 2 dari 3
(sya/orb)


Hide Ads