Cerita Paku hingga Kunci Gembok Masuk ke Tubuh Warga Jabar

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 20 Sep 2022 07:17 WIB
Zul (9) dan penampakan kunci yang tak sengaja ia telan di Indramayu (Foto: Sudedi Rasmadi/detikJabar)
Bandung -

Kejadian benda asing masuk ke tubuh dialami beberapa orang di Jawa Barat (Jabar). Terbaru, nasib nahas menimpa Zul, bocah sembilan tahun asal Kabupaten Indramayu, yang tak sengaja menelan kunci saat asyik bermain ponsel.

Zul adalah salah satunya. Keluarga kini tengah mengupayakan agar Zul mendapatkan tindakan medis untuk mengeluarkan kunci yang tertelan itu. Kejadian serupa namun dengan benda yang berbeda terjadi di daerah lainnya di Jabar.

Berikut ulasan detikJabar mengenai benda asing yang tak sengaja masuk ke tubuh:

Bocah Indramayu Telan Kunci

Zul tak sengaja menelan kunci. Kejadiannya Rabu (14/9/2022) malam. Kala itu Zul menunggu kakaknya pulang kerja sembari bermain ponsel. Nina Listiyana (40), ibunda Zul sempat mengingatkan agar anaknya berhenti bermain ponsel. Nina pun meminta Zul untuk tidur. Sebab, sudah larut malam. Tak lama setelah itu, Zul merintih karena menelan kunci gembok.

"Saya panik tuh, langsung dikasih minum, terus cari tukang becak mau ke salah satu dokter terdekat. Tapi kata dokter harus langsung ke RSUD Indramayu, jadi saya dan Zul ke rumah sakit," kata Nina, Senin (19/9/2022).

Zul mendapatkan penanganan di rumah sakit. Ia menjalani rontgen dan diinfus. Zul tercatat sebagai pasieun umum. Nina pun membayar penanganan rumah sakit sebesar Rp 1,8 juta.

Nina adalah orang tua tinggal. Delapan tahun lalu suaminya meninggal. Kerjaannya pun tak tetap. Dan, Nina mengaku tak tercatat sebagai peserta BPJS Kesehatan.

"Sekarang masih ngurusin berkas, karena enggak punya KK, enggak punya BPJS juga. Entah biasa ke sana (RSUD Gunung Jati) juga gimana," kata Nina.

Bocah Pangandaran Telan Paku

Kejadian serupa juga pernah terjadi di Kabupaten Pangandaran. Bocah pangandaran berusia 13 tahun berinisial DN tak sengaja menelan paku. Awalnya, DN ingin unjuk kebolehan dengan bermain sulap. Namun, sulap yang dilakukan siswa SMPN 2 Parigi itu berujung diboyong ke rumah sakit.

Kejadian nahas yang dialami DN itu terjadi menjelang Salah Zuhur pada Rabu (13/11/2019). DN kala itu menunggu antrean wudu bersama teman-temannya. Kemudian, ia pamer trik sulap. DN beraksi dengan memasukan paku kecil mirip pin untuk styrofoam ke mulutnya. Setelah itu, ia menjulurkan lidahnya dan menyebut pakunya telah raib.

Paku Tertelan Bocah Pangandaran Foto: istimewa

Petaka kemudian datang saat seorang temannya tak sengaja menginjak kaki DN. Kaki yang terluka karena bermain sepak bola.DN pun menjerit kesakitan. Akibatnya, paku yang ada di mulut DN pun tertelan.

"Setelah menerima laporan dari siswa, DN saya bawa ke puskesmas," kata guru UKS SMPN 2 Parigi Yuli.

Proses ekstraksi paku kecil di tubuh DN itu rupanya harus dirujuk ke rumah sakit. DN akhirnya diboyong ke RSUD Banjar. Hasil rontgen menyebutkan posisi paku sudah berada di dekat paru-paru. Kemudian, DN kembali dirujuk, yakni ke RSHS Bandung.

Sepekan setelah kejadian itu, tepatnya Rabu (27/11/2022), dokter RSHS Bandung melaksanakan tindakan operasi dan berhasil mengeluarkan paku dari dalam tubuh DN. Kesehatan DN dilaporkan stabil usai menjalani operasi.

Bocah Bandung Telan Peluit

Bocah bernama Asep Yaya di Kampung Cimalang, RT 1 RW 5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, juga sempat membetot perhatian publik. Suara yang keluar dari mulut Asep itu terdengar seperti terompet. Ia tak sengaja menelan peluit.

Awalnya, pada 14 Oktober 2018, Subandi (54) kala itu mengizinkan anaknya, Asep bermain ke rumah bibinya. Tak lama setelah itu, sang bibi mendatangi rumah Subandi dengan membawa Asep.

Peluit Tertelan Bocah Bandung Foto: Rachmadi Rasyad

"Dia lagi main sama anak bibinya. Anaknya bilang, Asep pangku terus peluit itu tiba-tiba ketelan. Bibinya datang dan bilang Asep menelan peluit," kata dia, Selasa (18/12/2018).

Subandi membawa anaknya ke puskesmas. Karena fasilitas tak memadai, Asep pun dirujuk ke Rumah Sakit Cahya Kawaluyan (RSCK). Subandi langsung bergegas mengurus dokumen yang dibutuhkan, salah satunya kepesertaan BPJS Kesehatan.

Pihak RSKCK kalau itu merujuk kembali ke RSHS Bandung. Karena terkendala biaya, kala itu Subandi belum bisa memboyong Asep.




(sud/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork