Kawasan Konservasi Taman Buru Gunung Masigit Kareumbi (TBMK) menjadi salah satu habitat bagi macan kumbang (Panthera pardus melas) di pulau Jawa. Macan kumbang menjadi binatang endemik yang menduduki puncak rantai makanan tertinggi di kawasan tersebut.
Kawasan TBMK secara administratif masuk di tiga wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Kawasan tersebut menjadi harta berharga khususnya bagi Jawa Barat umumnya bagi Indonesia.
Betapa tidak, di sana terdapat sumber mata air beserta keberagaman flora dan faunanya. Selain itu, kawasan itu juga menjadi salah satu penyumbang oksigen bagi Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Sub Bagian Humas BBKSDA Jabar Halu Oleo menjelaskan kawasan konservasi TBMK luasnya sekitar 12 hektar. Kawasan tersebut beririsan dengan tiga wilayah kabupaten, yakni Sumedang, Garut dan Kabupaten Bandung.
"Sumedang paling luas, dari total luasannya ada 60 persen diantaranya masuk Kabupaten Sumedang, sisanya masuk kedua kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung," ujar Halu saat dihubungi detikJabar, Rabu (14/9/2022).
Halu menyebut, kawasan TBMK memiliki flora dan fauna endemik khas Jawa Barat di dalammnya. Untuk pepohonan seperti Puspa, Manglid, Rancamala, Kisireum, dan lain-lain.
"Sementara untuk hewan endemiknya, diantaranya macan tutul/macan kumbang, kancil, babi hutan, ayam hutam, beragam jenis burung dan binatang endemik lainnya," ujarnya.
Halu memaparkan, macan kumbang merupakan hewan yang menduduki rantai teratas dalam puncak rantai makanan di kawasan konservasi TBMK. Berdasarkan monitoring sejauh ini, lanjut Halu, jumlah spesies macan kumbang di kawasan TBMK ada sekitar 11 ekor.
"Estimasi berdasarkan monitoring perjumpaan, laporan dari berbagai sumber dan dianalisa dari bukti jejak dan kamera trap ada sekitar 11 ekor yang terdiri dari anakan dan indukan," terangnya.
Kendati demikian, kata Halu, jumlah tersebut masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
"Jumlah itu bisa lebih karena macan kumbang ini kan liar dengan daya jelajahnya cukup luas," ujarnya.
Halu menilai jumlah macan kumbang tersebut terhitung stabil dengan luasan yang dimiliki oleh kawasan TBMK.
"Dengan luasan itu (TBMK) masih stabil artinya kalau untuk satu ekor macan kumbang itu memiliki daya jelajah sekitar 70 hektar atau 700 hektar daerah jelajah," terangnya.
Berita sebelumnya, Seekor macan kumbang atau macan tutul Jawa menyerang tiga warga di Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Nyawa ketiga warga itu hampir melayang, sebelum akhirnya mereka mampu mengalahkan hewan yang memiliki nama latin panthera pardus melas tersebut.
(yum/yum)