Melihat Bandung Tempo Dulu dari Titik 0 KM di Jl Asia-Afrika

Ekspedisi Titik 0 KM di Jabar

Melihat Bandung Tempo Dulu dari Titik 0 KM di Jl Asia-Afrika

Sudirman Wamad - detikJabar
Jumat, 09 Sep 2022 13:09 WIB
ugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini.
Tugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini. (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Tugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini.

Selain menyimpan kisah berdirinya Pemerintah Kota Bandung. Tugu 0 KM juga menjadi saksi perkembangan wisata di Kota Bandung. Tugu ini kerap menjadi buruan para wisatawan, tempat swafoto.

Sebab, tugu 0 KM Bandung ini berada di Jalan Asia Afrika, tepatnya di depan kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar. Jalan yang memiliki magnet untuk menarik wisatawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan tugu tak terlalu besar. Tingginya sekitar 50 sentimeter. Namun, terlihat gagah karena berdiri berdekatan dengan monumen mobil setum kuno (stoomwals). Selain itu, kesan betapa pentingnya sejarah tugu 0 KM ini dikuatkan dengan adanya empat patung tokoh atau pemimpin pada masa lalu.

Pertama, patung Gubernur Jenderal Hindia Belanda HW Daendels. Kedua, gubernur pertama Jabar Mas Soetardjo Kartohadikusumo. Ketiga, Bupati Bandung periode 1794-1829 RA Wiranatakusumah II. Dan, keempat adalah presiden pertama Indonesia Soekarno.

ADVERTISEMENT

Tugu 0 KM Bandung menjadi bagian sejarah Indonesia. Dikutip dari laman resmi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar, berdirinya tugu 0 KM Bandung adalah penggalan kisah pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer, Banten hingga Panarukan, Jatim. Jalan Raya Pos itu di bangun pada 1808.

Saat itu, Gubernur Jendral Hindia Belanda HW Daendels mendapatkan mandat untuk mengawasi pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan itu. Daendels mendapat mandat untuk mempertahankan Pulau Jawa dari gempuran Inggris.

Singkat cerita, dua tahun setelah pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan itu, tepatnya 1810, Daendels berkunjung ke Bandung Raya setelah selesainya pembangunan jembatan Sungai Cikapundung. Dalam kunjungannya itu, Daendels bersama Bupati Bandung RA Wiranatakusumah II berjalan kaki di sepanjang Jalan Asia Afrika.

Saat sampai di titik yang kini menjadi tugu 0 KM Bandung. Daendels saat itu menancapkan kayu sembari mengucapkan kalimat. "Zorg, dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd," kata Daendels seperti ditulis laman resmi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar.

ugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini.Tugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini. Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Arti dari ucapan Daendels itu adalah, "Coba usahakan, bila aku datang kembali di tempat ini telah dibangun sebuah kota," tulis dalam situs tersebut.

Tepat pada 25 September 1810, masih di tahun yang sama saat Daendels mengunjungi kawasan Jalan Asia Afrika, Bupati Bandung RA Wiranatakusumah II mendapat surat terkait pusat pemerintahan kota atau kabupaten. Lokasinya tepat di mana Daendels menancapkan tongkatnya.

Surat tentang pusat pemerintahan itu pun menjadi momentum lahirnya Kota Bandung, sementara tempat Daendels menancapkan tongkatnya menjadi titik 0 KM Bandung.

Nyaris dua abad setelah kisah tongkat Daendels menancap hingga kemunculan surat tentang pusat pemerintahan Kota Bandung, tugu 0 KM Bandung akhirnya diresmikan, tepatnya pada 2004.

Saat itu diresmikan Gubernur Jabar Danny Setiawan. Tak hanya tugu, di tempat itu kini dibangun monumen mesin penggilingan ( stoomwals ) kuno yang disertai sebuah batu prasasti sejarah. Tugu dan moumen ini didekasikan untuk rakyat priangan yang menjadi korban pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan.

Tepat setelah 12 tahun persemian, di tahun 2016 tugu 0 KM kemudian dipercantik dengan empat tokoh pemimpin saat itu.

Berdirinya Kota Bandung

Dikutip dari situs resmi Pemkot Bandung, di Kota Bandung, jalan yang merupakan jejak atau sentuhan dari Daendels adalah Jalan Jendral Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke Sumedang dan seterusnya.

Daendels juta sempat menyurati Bupati Bandung dan Parakamuncang agar memindahkan ibu kota kabupaten. Rencananya dipindahkan ke Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari) mendekati Jalan Raya Pos.

Saat itu, Daendels tak mengetahui rencana Bupati Bandung saat itu, yakni memindahkan ibu kota, yang sebelumnya di Karapyak dipindah ke wilayah Kota Bandung saat ini. Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat Kota Bandung sekarang).

Alasan pemindahan ibu kota itu antara lain, Krapyak tidak strategis sebagai pusat pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, Kota Bandung dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung. Bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung oleh Bupati. Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II, atau pendiri Kota Bandung.

ugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini.Tugu 0 KM Bandung menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa. Sejak era kolonial hingga saat ini. Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Kota Bandung diresmikan sebagai ibu kota baru Kabupaten Bandung dengan besluit (surat kelulusan) Tanggal 25 September 1810. Hal ini berarti, selama belum ditemukan sumber lain yang menunjukan fakta lebih akurat mengenai berdirinya Kota Bandung, maka tanggal 25 September 1810 dapat dipertanggungjawabkan validitasnya sebagai Hari Jadi Kota Bandung

Selanjutnya Pengingat Sejarah

Pengingat Sejarah

Ternyata tak semua warga mengetahui secara persisi lokasi titik 0 KM Bandung. Salah satunya Noprian (32). Saat ditanya mengenai lokasi titik nol, Noprian menyebut berada di kantor Pos Indonesia.

"Kalau tidak salah di kantor Pos Indonesia, yang di Jalan Asia Afrika," kata Noprian kepada detikJabar, Kamis (8/9/2022).

Noprian juga tak mengetahui secara persis fungsi dari adanya titik0 KM itu. Menurutnya titik 0 KM itu sebagai penanda. "Sepertinya tanda awal pembangunan jalan raya pos itu. Yang dilakukan Daendels," katanya.

Sementara itu, Firman (28) mengaku pernah berswafoto di tugu 0 KM Bandung. Namun, Firman mengaku tidak tahu fungsi adanya tugu tersebut.

"Tahu, di depan kantor Dinas Bina Marga Jabar yang di Asia Afrika. Kalau untuk cerita atau fungsinya mah tidak tahu persis ya," kata Firman.

Sementara itu, menurut Ikhsan (34), titik 0 KM Bandung memiiki fungsi sebagai pengingat peristiwa masa lalu. Ikhsan juga mengaku pernah berkunjung ke tugu 0 KM Bandung.

"Ya jadi pengingat sejarah sih. Sama ini, kalau menurut saya mah jadi penanda pusat Kota Bandung waktu itu," ucap Ikhsan.

Halaman 2 dari 2
(sud/yum)


Hide Ads