Polres Cianjur menyiagakan personel di setiap SPBU untuk mencegah penyelewengan BBM bersubsidi pasca penyesuaian harga. Tindakan tegas akan diberikan bagi para pelaku penyelewengan.
Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan, mengatakan pasca pengumunan penyesuaian harga BBM, pihaknya langsung menurunkan anggota dari Polres hingga polsek ke setiap SPBU.
"Penempatan personel dan patroli keliling kita lakukan untuk memastikan situasi aman pasca kenaikan BBM. Sampai hari ini aman, adapun antrean kendaraan tidak begitu panjang," ujar Doni usia mengecek SPBU Panembong, Jalan KH Abdullah bin Nuh, Minggu (4/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya penempatan personel di setiap SPBU juga bertujuan agar tidak ada penyelewengan BBM bersubsidi, baik solat ataupun pertalite. Pasalnya dikhawatirkan ada pihak yang memanfaatkan momen kenaikan BBM.
"Selain BBM bersubsidi, BBM non subsidi juga ada penyesuaian harga. Makanya berpotensi adanya penyelewengan, sehingga personel yang ditugaskan tidak hanya memantau situasi, tapi memastikan juga tidak ada penyelewengan," ucap dia.
Doni mengatakan anggota akan memeriksa kendaraan yang mencurigakan dan akan melakukan penyelewengan. "Yang mencurigakan akan dicek, dikhawatirkan ada yang diubah tangkinya supaya menampung banyak atau dengan cara lainnya," kata dia.
Jika ditemukan, lanjut Doni, pihaknya tidak akan segan menindak tegas, termasuk pihak yang menjadi pengguna BBM bersubsidi ilegal tersebut.
"Tidak hanya yang mengangkut dari SPBU, tapi siapapun yang menjadi pengguna dari penyelewengan akan kami tidak tegas. Kami pastikan BBM bersubsidi tepat sasaran," pungkasnya.
200 Polisi-TNI Siaga di Kota Sukabumi
Di Kota Sukabumi, sebanyak 200 personel dari TNI-Polri berjaga di tiap SPBU yang ada di wilayah hukum Polres Sukabumi Kota. Selain SPBU, kantor Pertamina cabang Sukabumi pun turut berada di bawah penjagaan petugas aparat.
"Kami tetap akan melakukan kegiatan penjagaan di masing-masing SPBU termasuk pemantauan yang sifatnya penebalan seperti patroli terhadap SPBU yang ada. Kantor Pertamina itu menjadi salah satu objek yang kami amankan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP SY Zainal Abidin.
Secara rinci, 200 personel iti terdiri dari 100 personel yang berjaga di masing-masing SPBU, 50 Personel gabungan TNI-Polri untuk melakukan patroli dan 50 personel TNI berjaga untuk memback-up kegiatan pengamanan.
"Penjagaan dan penguatan di SPBU yang ada sampai dengan hari-hari berikutnya," tutupnya.
![]() |
Sementara itu, di Kota Sukabumi, antrean BBM di SPBU sempat mengular ke jalan. Hal itu diamini oleh Sales Area Manager Pertamina Sukabumi-Cianjur, Zia Ardhi. Dia menuturkan, pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM terjadi peningkatan konsumen di SPBU.
"Kami dari pertamina sesuai tugas kami langsung menjalankan perintah dari pemerintah secara regulasi segera melakukan setting harga sesuai harga baru. Memang keterangan dari SPBU-SPBU setelah pengumuman itu ada antrean dari konsumen," kata Zia, Minggu (4/9/2022).
Kendati demikian, kondisi tersebut bisa terkendali. Zia juga menyinggung terkait stok ketersediaan BBM berbagai jenis baik itu Solar, Pertalite dan Pertamax.
"Alhamdulillah semua kondusif. Kondisi stok di Sukabumi sendiri sejak dua minggu lalu memang kita sudah melakukan beat up stock. Jadi kita sudah ada peningkatan 4 persen baik Solar, Pertalite, dan Pertamax. Memang ada peningkatan untuk antisipasi hari ini," ujarnya.
Menurutnya, fenomena meningkatnya jumlah konsumen BBM pada momen harga BBM naik itu sudah lumrah. Pihaknya mengaku sudah melakukan antisipasi terkait potensi panic buying.
Terakhir, Zia memastikan stok BBM didepot untuk Sukabumi akan mencukupi hingga 10 hari ke depan. "Kalau stok itu didepot lebih dari 10 hari semua, aman. Untuk SPBU kita setiap hari ada pengiriman dari depot sehingga dipastikan selalu aman," tandasnya.
Sekadar diketahui, pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM mulai kemarin (3/9), adapun rincian harga kenaikan tarif BBM, antara lain Pertalite dari harga Rp 7.650 per liter naik menjadi Rp 10.000 ribu per liter. Kemudian, solar subsidi dari Rp 5.150 per liter naik menjadi Rp 6.800 per liter. Sementara itu, pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter naik menjadi Rp 14.500 per liter.
(orb/orb)