Gas Mudah Terbakar di Sumur Bor Warga Tasik Diduga Gas Metan

Gas Mudah Terbakar di Sumur Bor Warga Tasik Diduga Gas Metan

Faizal Amiruddin - detikJabar
Senin, 29 Agu 2022 16:33 WIB
Lokasi penemuan gas di lokasi galian sumur bor.
Lokasi penemuan gas di lokasi galian sumur bor. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Heboh sumur bor menyemburkan gas yang mudah terbakar di Kampung Rancabogo Desa, Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya akhir pekan lalu diduga merupakan gas metan. Fenomena itu saat ini masih dalam tahap pemantauan.

"Berdasarkan pengamatan sementara, dugaan awal itu berasal dari gas metan. Gas metan itu berasal dari pembusukan bahan organik yang tertimbun di bawah tanah. Kita pantau dulu selama seminggu, nanti diperiksa lagi," kata fungsional penyelidik bumi kantor cabang dinas ESDM wilayah VI Tasikmalaya Pepen Ucu Atila, Senin (29/8/2022).

Pepen mengatakan gas ini tidak ada kaitannya dengan aktivitas gunung Galunggung. Umumnya gas gunung berapi tidak mudah terbakar. "Bukan dari gas gunung api. Kalau gunung api, gasnya relatif tidak mengeluarkan api," kata Pepen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kalau pun ada kaitannya dengan gunung Galunggung, Pepen mengatakan, gas itu muncul dari timbunan bahan organik yang tertimbun saat Galunggung meletus.

"Itu bisa saja bekas tumpukan tumbuhan atau bahan organik yang tertimbun bekas letusan gunung api, ada bahan yang tertumpuk di bawah," kata Pepen.

ADVERTISEMENT

Pepen mengatakan, sejauh ini belum dilakukan uji coba atau pengambilan sampel dari gas tersebut. "Kami lihat dulu satu minggu, kalau masih ada baru akan dilakukan pengujian sampel," kata Pepen.

Jika minggu depan gas masih keluar maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk memastikan jenis dan sumber gas.

"Penelitian dapat berupa identifikasi kondisi geologi, geothermal, vulkanologi di area sekitar dan pengambilan sampel uji gas. Setelah itu dapat dilakukan langkah penanggulangan terhadap kejadian ini," kata Pepen.

Dia menambahkan gas itu keluar akibat aktivitas pengeboran, gas yang terjebak di perut bumi menemukan jalan untuk bergerak ke permukaan.

"Dugaan awal gas yang muncul kepermukaan merupakan gas metan, dimana gas metan berasal dari pembusukan bahan-bahan organik di bawah permukaan tanah terendapkan selama bertahun-tahun dan ketika ada rongga atau lubang maka gas akan keluar dan ketika ada percikan api maka akan terbakar, biasanya bersifat sementara lama kelamaan gas metannya akan habis," kata Pepen.

Untuk penanganan di lapangan agar tidak terjadi yang tidak diinginkan, Pepen mengimbau lokasi harus steril dari aktifitas masyarakat. "Kalau nanti seminggu sudah hilang, artinya aman. Kalau sudah hilang, air akan bisa diminum lagi," kata Pepen.

(iqk/iqk)


Hide Ads