Visual Interaktif: Jejak Kehidupan Purba di Jawa Barat

Jejak Kehidupan Purba di Jawa Barat

Visual Interaktif: Jejak Kehidupan Purba di Jawa Barat

Cornelis Jonathan Sopamena - detikJabar
Kamis, 25 Agu 2022 06:01 WIB
Fosil gajah purba yang tersimpan di Museum Geologi Bandung
Fosil gajah purba yang tersimpan di Museum Geologi Bandung (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Peninggalan dan jejak kehidupan purba bertebaran di Provinsi Jawa Barat. Dalam beberapa tahun ke belakang saja, ditemukan berbagai fosil manusia dan hewan purba serta berbagai situs yang diyakini menjadi saksi bisu kehidupan di masa lampau.

20 tahun yang lalu, ditemukan sebuah fosil hewan raksasa di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung. Setelah ditelusuri, fosil tersebut ternyata berasal dari rahang gajah. Fosil rahang gajah itu kini tersimpan rapi di Museum Geologi Bandung.

Pada Jumat pekan lalu (19/8), Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang tengah meneliti situs megalitikum Gunung Padang, Kabupaten Cianjur. Salah satu arkeolog tim tersebut, Ali Akbar menyebut situs ini merupakan bukti kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban di masa lampau. Pasaknya, arsitektur dan letak Gunung Padang penuh dengan perhitungan luar biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fosil gigi Megalodon atau hiu purba juga sempat membuat geger warga Kampung Cigintung, Kabupaten Sukabumi pada 2020 lalu. Pasalnya, gigi hewan yang hidup jutaan tahun silam itu sempat dijual sampai Rp150 juta. Kades Gunungsungging, Nanang menyebut beberapa warga sempat kaya mendadak. Kini, perburuan gigi Megalodon itu sudah dihentikan dan berbagai temuan fosil pun disetor ke Museum Geologi Bandung.

ADVERTISEMENT

Peninggalan bagian tubuh kuda nil juga sempat ditemukan di beberapa daerah Jawa Barat. Rahang atasnya ditemukan di Subang pada 2015, sedangkan rahang bawahnya ditemukan di Garut pada 17 Juni 1936. Penyelidik Bumi Museum Geologi, Unggul Prasetyo Wibowo mengetahui kuda nil ini sudah punah setelah melihat gigi serinya. Sebab, kuda nil saat ini hanya memiliki empat gigi seri, sedangkan kuda nil purba ini memiliki enam gigi seri.

Selain rahang bawah kuda nil, Kabupaten Garut juga ternyata menyimpan Situs Pasir Lulumpang di Kecamatan Banyuresmi. Situs tersebut telah dinyatakan sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh Pemprov Jabar. Setelah ditelusuri, Pasir Lulumpang diduga menjadi tempat manusia purba beribadah. Lumpang itu disebut-sebut sebagai media persembahan bagi kekuatan gaib di luar manusia.

Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis ternyata menyimpan sangat banyak jejak kehidupan purba dalam bentuk fosil. Pamong Budaya Ahli Muda, Sodikin menyebut Situs Tambaksari menyimpan sekitar 170 fosil yang terdiri atas fosil hewan, kayu, daun, gigi ikan, sisik ikan, kura-kura purba, hingga beberapa fosil yang belum teridentifikasi. Berbagai fosil di situs itu pun sudah ditemukan sejak seabad yang lalu.

Selain fosil kuda nil purba, Kabupaten Subang juga sempat menggegerkan masyarakat setelah ditemukannya manusia purba rumpun Austronesia di Situs Nyi Subang Larang. Fosil manusia purba itu ditemukan oleh Balai Arkeologi Bandung di Desa Nagerang, Kabupaten Subang. Kini, fosil tersebut terpampang di Museum Wisma Karya Kabupaten Subang.

Fosil manusia lainnya juga sempat ditemukan di Goa Pawon Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah BRIN, Lutfi Yondri menyebut manusia purba yang ditemukan di Goa Pawon ini berasal dari periode manusia yang berbeda, yaitu dari periode 5.600 sampai 12.000 tahun yang lalu. Menurutnya, manusia purba di era itu masih berburu untuk mencari makan dan mengonsumsinya tanpa diolah.

Selain manusia purba, Kabupaten Bandung Barat juga ternyata menyimpan fosil ular jenis reticulatus yang diperkirakan berumur 30-40 ribu tahun. Fosil ular tersebut ditemukan di Ciharuman pada sekitar tahun 2000. Selain ular, berbagai fosil binatang lainnya seperti kerang raksasa, sapi, kerbau, bahkan banteng pun sempat ditemukan di area sekitar Waduk Saguling tersebut.

Sebuah kura-kura purba juga sempat ditemukan dalam kondisi fosil masih utuh di Desa Jembarwangi, Kabupaten Sumedang. Kura-kura yang diperkirakan berusia jutaan tahun lalu dari zaman Pleitosen diekskavasi oleh tim gabungan Bidang Kebudayaan Sumedang, Balai Arkeologi BRIN, serta Badan Geologi dan Paleontologi Kementerian ESDM pada Juni 2022 lalu.

Terakhir, situs peti kubur batu sempat ditemukan di Desa Belawa, Kabupaten Cirebon. Salah seorang warga desa setempat, Yon Maryono menyebut peti kubur batu ini sempat diteliti oleh Balai Arkeologi Jawa Barat pada 2013 dan dipimpin oleh Lutfi Yondri. Penelitian itu mengungkap sebuah artefak berupa fragmen gerabah dan perunggu yang sudah sangat rapuh akibat pelapukan. Maryono menyayangkan kondisi situs kubur batu ini sangat tidak terawat dan susunannya tidak beraturan.

(yum/yum)


Hide Ads