Berbagai cara dilakukan untuk mengolah sampah rumah tangga tanpa harus jauh membuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Salah satunya menggunakan alat penghancur.
Hal itulah yang dilakukan warga di RW 01 dan RW 06 Citepus, Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Mereka mengolah sampah rumah tangga secara mandiri menggunakan mesin sampah yang disediakan oleh Satgas Cirarum Harum sektor 7.
Pantauan detikJabar di lokasi, Jumat (19/8/2022), warga memilah sampah dari mulai sampah plastik hingga sampah organik. Setelah itu sampah tersebut dimasukkan ke alat pengolah sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operator alat pengolah sampah, Dadan (42) mengaku sampah yang diolah oleh alat pengolah sampah tersebut bisa lebih cepat. Bahkan, kata dia, sampah tiga karung bisa hancur dalam waktu satu jam.
"Untuk memusnahkan 3 karung sampah kalau pakai mesin yang dulu bisa sampai 3 hari itu juga sampahnya harus di pilih, khususnya yang kering. Kalau mesin yang baru itu, tiga karung bisa habis hanya satu hingga dua jam. Kalau termasuk sampah yang basah, tiga karung bisa sehari," ujar Dadan.
Dia menjelaskan alat pengolah sampah tersebut digunakan dengan bahan bakar oli bekas. Kemudian dibantu dengan memasukan air untuk uap.
"Bahan bakarnya oli bekas dari air, oli bekas di bakar di luar setelah api menyala baru di masukan, setelah panas akan terjadi uap yang menekan sekitar 15 menit. Fungsi air buat membentuk uap dan memberikan tekanan," katanya.
Baca juga: Miris, Tugu Adipura Bandung Dikotori Sampah |
"Air botol untuk memulai 3 botol, oli bekasnya satu botol. Prinsip alat ini, seperti panci presto," tambahnya.
Dia menjelaskan saat ini pemilahan sampah masih dilakukan oleh petugas. Sehingga menurutnya belum ada kesadaran warga dalam memilah sampah.
"Belum terbangunnya kesadaran untuk memilah sampah organik dan non organik," jelasnya.
Dia menambahkan sampah yang telah diolah oleh alat pengolah sampah tersebut menghasilkan abu. Namun kata dia, tidak menimbulkan asap yang pekat.
"Sampah kering warna putih, kalau asapnya warna hitam ada sampah organik yang sengaja dibakar," jelasnya.
"Yang punya ide memang Babinsa Kabupaten Bogor. Ke depannya alat itu, akan di perbanyak, diukur dari data masing-masing wilayah di bawah sektor 7," katanya.
Dia mengungkapkan permasalahan sampah selalu menjadi kendala di berbagai sektor Citarum Harum. Melalui alat tersebut diharapkan bisa mengurangi produksi sampah.
"Hampir semua di Sektor jadi kendala, alasan selalu armada terbatas. Salah satu alternatifnya itu, karena dirasa efektif alat itu bisa mengurangi penumpukan sampah," kata Welly.
Welly menambahkan sisa pembakaran tersebut ke depannya bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya.
"Targetnya mengurangi dulu penumpukan sampah, ke depan sisa pembakaran sampah bisa digunakan untuk pupuk, pavingblok, atau yang lainnya," pungkasnya.
Simak Video "Pengolahan Sampah Bebas Bau, Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)