Banyak kontroversi yang ternyata mengikuti sejarah hidup WR Supratman sang komponis lagu Indonesia Raya, yang paling menyita perhatian ialah soal tanggal lahirnya. Di beberapa literatur dan website rujukan seperti situs Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud.
Dilansir dari informasi di situs tersebut, Wage Rudolf Soepratman atau yang lebih sering dipanggil W.R. Supratman lahir pada hari Jumat Wage tanggal 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Walaupun lahir di Somongari, W.R. Supratman tidak tinggal di desa tersebut. Tiga bulan setelah lahir, orang tuanya membawanya ke Jatinegara. Sebagai seorang tentara KNIL, Sersan Jumeno Senen (ayah W.R. Supratman) segera mencatatkan kelahiran anaknya. Untuk memudahkan, maka Akte Kelahiran W.R. Supratman dibuat di Jatinegara, sehingga banyak yang menuliskan W.R. Supratman lahir di Jatinegara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun berdasarkan versi keluarga, WR Supratman bukan lahir di Purworejo.19 Maret 1903. WR Supratman diketahui lahir di Meester Cornelis atau yang kini dikenal sebagai daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Tanggalnya pun berbeda dengan apa yang tercantum di situs tersebut.
"Kami di keluarga, meyakini beliau (WR Supratman) itu lahirnya di Jatinegara pada tanggal 9 Maret 1903. Itu sudah ditetapkan di Pengadilan Negeri Surabaya tahun 1956," kata Budi.
Namun belakangan, kata Budi, banyak pihak yang mengaku-ngaku dan menyebut jika WR Supratman lahir di Purworejo 19 Maret 1903.
"Tiba-tiba muncul keputusan Pengadilan Purwerejo yang mengatakan kalau beliau (WR Supratman) lahir di Purworejo 19 Maret 1903. Padahal yang betul itu di Jatinegara, 9 Maret 1903 dan meninggal 17 Agustus 1938 di Surabaya," ujar Budi.
![]() |
Demi menegaskan semua klaim keluarga soal latarbelakang WR Supratman, Budi dan anggota keluarga WR Supratman lain yang masih tersisa sepakat mendirikan Yayasan Wage Rudolf Supratman.
"Legalitas yayasan ini sudah jelas, sesuai Keputusan Menteri Hukum dan HAM yang ditetapkan di Jakarta 27 Mei 2021. Saya (Budi Harry) sebagai pimpinan yayasan," tutur Budi.
Bersembunyi ke Cimahi
Mengupas sejarah hidupnya, WR Supratman ternyata pernah menjejakkan kakinya di tanah Kota Cimahi. Sebuah daerah yang dulu masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung. Di kota tiga kecamatan ini, WR Supratman muda bersembunyi dari kejaran Belanda.
"Betul, jadi dulu sekitar tahun 1937 beliau sempat tinggal di Cimahi, di rumah orangtuanya. Itu karena ia dalam pelarian dari tentara Belanda," ungkap Ketua Umum Yayasan WR Supratman, Budi Harry J saat dihubungi detikjabar.
Dimanakah letak rumah pelarian WR Supratman di Cimahi itu? Rumah bergaya artdeco itu ada di Jalan Warung Contong, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Rumah itu merupakan rumah orangtua WR Supratman, yakni Jumeno Senen Sastro Soehardjo yang merupakan seorang tentara KNIL Belanda, serta ibunya bernama Siti Senen.
"Tapi Pak WR (Supratman) hanya sebentar tinggal di Cimahi. Karena waktu di Cimahi itu keberadaannya sudah ketahuan sama pihak Belanda. Dari situ dia kabur lagi," ujar Budi.
![]() |
Selepas dari Cimahi, WR Supratman melanjutkan lagi pelariannya ke Pemalang. Kondisi kesehatannya ternyata menurun terus karena mengidap penyakit paru-paru, hingga pada bulan April 1937 bersama sang kakak Rukiyem Supratiyah ia bertolak ke Surabaya.
Di Surabaya juga lah kepahitan masih dirasakan WR Supratman kala ia ditangkap polisi Belanda karena menyiarkan lagunya yang berjudul 'Matahari Terbit' pada tabun 1938 sampai akhirnya dijebloskan ke penjara.
"Tertangkapnya di Surabaya itu, tapi dilepas lagi karena enggak terbukti apa-apa," ucap Budi.
(yum/yum)