Cerita di Balik Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

ADVERTISEMENT

Cerita di Balik Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 28 Okt 2024 14:00 WIB
WR Supratman
WR Supratman. Foto: Dokumen keluarga WR Supratman
Jakarta -

Museum Sumpah Pemuda awalnya didirikan berdasarkan gagasan pelaku Kongres Pemuda II. Museum ini juga menyimpan biola WR Supratman yang ketika peristiwa Sumpah Pemuda, digunakan untuk memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" pertama kali.

Biola itu diberikan oleh Willem Mauritius van Eldik, kakak ipar WR Supratman pada 1914. Dengan biola yang sama juga WR Supratman menggubah lagu "Indonesia Raya".

Kisah Biola WR Supratman

Biola WR Supratman mempunyai dimensi dengan panjang 36 cm, lebar badan pada bagian terlebar 20 cm dan 11 cm di bagian tersempit, lalu tebal tepian biola 4,1 cm, serta tebal bagian tengah 6 cm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari buku Merayakan Indonesia Raya oleh Martin Suryajaya, Gunawan Wiradi, dan Edi Irawan, biola tersebut terdiri dari tiga jenis kayu yakni cyprus atau jati Belanda untuk papan depan. Kemudian maple Italia untuk papan samping, papan belakang, leher, dan kepala biola, juga kayu eboni Afrika Selatan untuk bagian snare holder, penggulung senar, kriplang, dan end pin.

Van Eldik membeli biola tersebut di sebuah toko alat musik di Makassar. Diperkirakan biola tersebut adalah salinan model biola buatan Nicolo Amati, pembuat biola terbaik dari keluarga Amati yang hidup di Cremona, Italia pada abad ke-17.

ADVERTISEMENT

Nama besar Amati membuat model biolanya banyak disalin di Jerman dan beberapa negara lainnya pada akhir abad ke-19. Salinan inilah yang kemungkinan dibeli van Eldik lalu diberikan ke WR Supratman. Pada bagian dalam biola tersebut tertulis "Nicolaus Amatus Fecit in Cremona 16".

Dengan biola tersebut, WR Supratman menjadi anggota Black and White Jazz Band di Makassar dan anggota orkes Gedung Societet Concordia di Bandung pada 1924.

Biola Diberikan ke Museum Sumpah Pemuda

Setelah meninggalnya WR Supratman, biola tersebut dirawat kakaknya, Rukiyem. Pada 1974 biola ini diserahkan ke Museum Sumpah Pemuda.

Oleh Museum, biola WR Supratman dirawat dengan perhatian khusus karena termasuk aset negara.

Biola tersebut pernah dimainkan dalam acara-acara khusus, seperti pada peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2005 dan 2007 yang dimainkan oleh pemain biola Idris Sardi.

Biola tersebut disimpan di ruang penyimpanan tertutup Museum Sumpah Pemuda. Dikarenakan faktor keamanan, para pengunjung hanya boleh melihat replikanya di ruang pamer.

Informasi Kunjungan Museum Sumpah Pemuda

Dikutip dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda, berikut ini informasi tiket dan jadwal kunjungan Museum, jika detikers ingin berkunjung:

Tiket Masuk

  • Dewasa (lebih dari 12 tahun): Rp 5 ribu
  • Anak (3-12 tahun): Rp 3 ribu
  • Pengunjung asing (foreign tourist): Rp 25 ribu

Jadwal Kunjungan

  • Selasa-Kamis, Sabtu-Minggu: 08.00-16.00 WIB
  • Jumat: 08.00-16.30 WIB
  • Senin dan hari libur besar: tutup

Bagaimana detikers, tertarik mengunjungi Museum Sumpah Pemuda dan melihat replika biola WR Supratman?




(nah/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads