Jabar Hari Ini: Mundurnya Robert Alberts hingga Longsor di Tasik

Jabar Hari Ini: Mundurnya Robert Alberts hingga Longsor di Tasik

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 10 Agu 2022 22:00 WIB
Pelatih Persib Robert Alberts.
Robert Alberts. (Foto: persib.co.id)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jabar hari ini, Rabu (10/8/2022). Mulai dari pelatih Persib Bandung Robert Alberts yang mundur hingga polisi mengusut kasus pria Sukabumi yang ditipu penyalur kerja.

Berikut lima peristiwa pilihan detikJabar yang menggemparkan publik pada hari ini:

Robert Alberts Mundur

Kabar mengejutkan datang dari Persib Bandung di awal kompetisi Liga 1 2022. Pelatih mereka Robert Alberts mengumumkan mundur dari jabatannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengumuman mundurnya Robert disampaikan melalui keterangan resmi oleh manajemen Persib pada Rabu (10/8/2022) siang.

"Setelah tiga musim menjalin kebersamaan, PERSIB dan Robert Alberts memutuskan untuk mengakhirinya pada hari ini, Rabu 10 Agustus 2022. Pelatih asal Belanda tersebut memutuskan mundur dari jabatannya sebagai pelatih kepala Pangeran Biru," tulis keterangan resmi klub.

ADVERTISEMENT

Keputusan mundur Robert sebagai pelatih tidak terlepas dari hasil buruk yang dialami klub berjuluk Maung Bandung ini di tiga pertandingan awal Liga 1. Marc Klok cs menelan dua kekalahan dan sekali imbang. Itu membuat Persib terpuruk di urutan ke-17 klasemen sementara.

"PERSIB dan Robert sepakat untuk tidak melanjutkan kerjasama pada kompetisi Liga 1 musim ini. Hal tersebut tak lepas dari hasil evaluasi yang dilakukan kepada tim dari tiga pertandingan awal Liga 1 2022/2023. Tiga laga yang sudah dilakukan, satu kali imbang dan dua kekalahan," ujarnya.

Robert sendiri pertama kali datang melatih Persib di musim 2019 lalu. Bersama Persib, Robert berhasil mengantarkan Persib menjadi runner up di Liga 1 musim 2021 kemarin.

Keputusan mundur dari pelatih kepala merupakan sikap yang diambil Robert. Itu diambilnya demi kebaikan bersama, khususnya Persib.

Dengan mundurnya Robert, Persib kini tidak memiliki pelatih kepala. Manajemen Persib masih akan mencari sosok pengganti yang tepat untuk melatih Persib di Liga 1 2022 ini.

Untuk sementara, posisi pelatih kepala akan dipegang Budiman yang merupakan asisten pelatih. Laga terdekat yang akan dihadapi Budiman bersama Persib adalah melawan PSIS Semarang akhir pekan ini.

Seperti diketahui, ribuan Bobotoh mengepung Graha Persib untuk menuntut manajemen melakukan evaluasi dengan memecat Roberts dan memperbaiki sistem penjualan tiket.

"Akhirnya alhamdulilah jam 12.30 tadi yah, pak Glenn (Direktur Utama PT PBB) menelepon ke saya, jadi Rene Alberts sudah mengundurkan diri dan sudah tidak di Persib lagi," ucap Umuh Muchtar.

Untuk itu, Umuh memastikan di laga Persib berikutnya melawan PSIS Semarang pada 13 Agustus di Stadion GBLA, Roberts dipastikan tidak akan lagi melatih Marc Klok cs.

"Jadi untuk besok lawan Semarang jadi di back up dulu sama asisten pelatih. Robert besok sudah tidak ada di lapangan hari Sabtu ya itu intinya. Jadi sudah jelas Robert sudah mengundurkan diri," ujarnya.

Menurut Umuh, keputusan mundurnya Roberts merupakan jalan terbaik bagi pelatih asal Belanda itu dan juga bagi klub serta Bobotoh. "Jalan yang terbaik buat semua jelas yah," tutup Umuh.

'Teror' Abu Hitam di KBB

Abu berwarna hitam pekat beterbangan mengotori serta mencemari rumah-rumah warga yang bermukim di dekatnya. Abu hitam pekat itu berasal dari sebuah pabrik peleburan logam.

Abu hitam pekat itu diduga merupakan limbah batubara yang timbul dari aktivitas pabrik yang ada di tengah permukiman warga Kampung Cibingbin, RT 03 dan 06, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Limbah batubara yang berterbangan dari cerobong asap pembuangan pabrik tersebut menempel di semua bagian rumah warga, pakaian yang sedang dijemur, sehingga harus dibersihkan setiap hari.

Seorang warga yang terdampak langsung pencemaran diduga limbah batubara tersebut, Dedeh Hartati (53), mengatakan dampak yang dirasakan warga yakni bau, debu, hingga sesak napas.

"Jadi bukan hanya bau, tapi seperti hujan debu (abu) berwarna hitam. Jadi debunya itu nempel ke cucian, terus warga merasakan sesak napas, perih juga di mata," ungkap Dedeh kepada wartawan, Rabu (10/8/2022).

Kondisi itu, kata Dedeh, sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu tepatnya setelah Idul Fitri. Pencemaran dari pabrik tersebut sangat dirasakan terutama pada pagi hari.

"Buat pencemaran itu paling terasa mulai dari jam 5.30 pagi, soalnya kalau siang nggak terlalu karena terbawa angin. Dugaan ini pabriknya pakai batubara, terlihat asapnya itu keluar dari cerobong," tutur Dedeh.

Warga lainnya, Rina Santika (36), mengatakan akibat pencemaran limbah batubara dari pabrik di dekat rumahnya, tiga anaknya terpaksa harus menjalani pemeriksaan kesehatan pernapasan setiap bulan.

"Dampak ke keluarga saya sangat terasa. Di rumah itu kan saya berlima dengan suami dan anak, nah kita sebulan sekali ke dokter terutama anak, keluhannya batuk dan pencernaan," kata Rina.

Bahkan anak-anaknya harus mendapatkan penanganan berupa penguapan dari dokter untuk membersihkan saluran pernapasan dari debu-debu yang terhirup hingga membuat sesak.

"Jadi sesak, bahkan anak saya harus diuap juga biar lega napasnya. Kalau kata dokter memang penyebabnya polusi udara, cuma enggak menyebutkan karena material apa," ucap Rina.

Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada DLH Bandung Barat Idad Saadudin mengatakan pihaknya sudah menerima laporan pencemaran limbah itu.

"Sudah terima laporannya sejak lama, dan sekarang sedang dibina juga bahkan disanksi karena memang ada kesalahan," ujar Idad saat dihubungi.

Longsor di Tasikmalaya

Bencana tanah longsor terjadi di Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya. Sebuah kendaraan umum jenis elf yang tengah melintas sempat terseret material longsoran.

Peristiwa itu terjadi tepatnya di Jalan Salopa-Cikatomas, Desa Margaluyu, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/8/2022) siang. Saat kejadian sebuah kendaraan umum jenis elf melintas di jalan tersebut.

Kendaraan yang mengangkut 10 orang penumpang itu terseret dan nyaris terguling masuk jurang. Namun, beruntung ban bagian kiri depan terganjal batu longsoran tanah.

Menurut penuturan salah seorang penumpang elf, Cucu Sudana (45) mengungkapkan elf melaju dari Kota Tasikmalaya dengan tujuan Cikalong. Di lokasi kejadian, tiba-tiba tebing tanah setinggi 50 meter ambrol dan menyeret elf yang ditumpanginya tersebut hingga ikut terdorong.

"Saya dan para penumpang lainnya panik ketika dari arah kanan jalan tiba-tiba tebingnya ambrol dan menimpa bagian samping kendaraan. Kami pun segera berhamburan keluar menyelamatkan diri," ucapnya kepada detikJabar di lokasi kejadian, Rabu (10/8/22).

Akibat kejadian ini, akses Jalan Salopa-Cikatomas tertutup material longsor dengan lebar 7 sampai 10 meter. Ketebalan tanah longsor antara 50 centimeter sampai tiga meter.

Akibat kejadian ini arus lalu lintas di selatan Tasikmalaya alami lumpuh. Jalanan ini tidak bisa dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Sehingga kendaraan diputar balikan kembali guna mencari jalanan alternatif lain.

Kapolsek Salopa Iptu Sufian menegaskan bencana tanah longsor terjadi pasca hujan yang mengguyur selama dua hari berturut-turut. Selain di lokasi ini, terjadi pula bencana longsor yang sama di titik jalan berbeda. Untungnya dalam dua kejadian tersebut tidak sampai memakan korban jiwa.

"Jadi ketika longsor terjadi bertepatan dengan kendaraan elf tujuan Cikalong melintas, hingga nyaris tertimpa dan terdorong material longsor. Untungnya untuk korban jiwa tidak ada," jelas Sufian.

Kepala Desa Margaluyu Entang Sulaeman menuturkan jika longsoran tanah di sepanjang Jalan Salopa-Cikatomas ini sering terjadi. Selain karena hujan deras, kontur tanah yang berada di perbukitan dengan tebing curam jadi penyebabnya. Ditambah lagi, lahan di atas tebing sudah nyaris gundul karena penebangan pohon karet.

"Sudah sering di jalur ini mah longsor terjadi, apalagi jika terus di guyur hujan. Sehingga pengendara yang melintas harus lebih waspada," jelas Entang.

Sebelumnya, lokasi tersebut juga pernah longsor, bahkan ditinjau langsung Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum. Dirinya bersama pemerintah desa bahkan sempat membahas solusi ke depannya untuk mengerukan tanah yang berpotensi longsor. Akan tetapi karena berbenturan dengan kepemilikan tanah rata-rata milik masyarakat, upaya tersebut belum bisa dilakukan.

Jaksa Geledah Kantor DPRD Garut

Jaksa menggeledah Kantor DPRD Garut. Penggeledahan tersebut ternyata berkaitan dengan korupsi yang diduga dilakukan oleh wakil rakyat.

Kepala Kejaksaan Negeri Garut Neva Sari Susanti mengatakan, penggeledahan tersebut berkenaan dugaan kasus korupsi dana BOP dan reses DPRD Garut periode 2014-2019.

"Saat ini kasusnya sedang dalam tahap penyidikan," kata Neva kepada wartawan di Kantor Kejari Garut, Rabu (10/8/2022).

Proses penggeledahan berlangsung sekitar 4 jam. Tim yang dipimpin Kasi Pidsus Kejari Garut Yosef menyisir sejumlah ruangan di dalam gedung DPRD Garut.

Proses penggeledahan tersebut berakhir sekira jam 14.00 WIB siang tadi. Selepas melakukan penggeledahan, tim jaksa terpantau beranjak dari gedung dewan dengan membawa dua buah koper.

Neva mengatakan, saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh pihaknya. Proses penanganan sudah memasuki tahap penyidikan.

"Semoga ini bisa menjawab keinginan dari masyarakat Garut. Kami berkomitmen untuk melakukan penegakan hukum secara profesional," katanya.

Kasus dugaan korupsi dana BOP dan Reses ini sendiri diduga kuat terjadi pada periode 2014 hingga 2019. Pihak kejaksaan memperkirakan kerugian negara akibat korupsi itu lebih dari Rp 1 miliar.

"Perhitungan kasarnya, dari kami itu sekitar Rp 1,2 miliar," pungkas Neva.

Polisi Usut Dugaan Perdagangan Manusia

Polisi merespons kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) ke Laos. Diketahui, dua orang pria asal Kota dan Kabupaten Sukabumi diduga menjadi korban human trafficking ke luar negeri dengan diiming-iming upah besar.

Kapolsek Citamiang Resor Sukabumi AKP Arif Saptaraharja mengatakan, sementara ini baru mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak, termasuk dari pihak keluarga korban AF (28) warga Kota Sukabumi.

"Saya sedang kumpulkan bahan keterangannya dulu, periksa dulu semua. Pertama itu disuruh sama siapa, diperiksa dulu nanti hasilnya kita infokan," kata Arif saat dihubungi detikJabar, Rabu (10/8/2022).

Dia mengatakan, baru mendapatkan informasi bahwa korban di Laos sudah bekerja dan ingin pulang ke Indonesia. Hanya saja, para korban tidak dapat keluar apartemen, kebutuhan makan sehari-hari disediakan seadanya oleh pihak perusahaan.

"Kalau saya terima keterangan di sana dia sudah kerja dan ingin pulang. Pada saat update itu dia sebelum ditempatkan di mes, sekarang mah orang tuanya hariwang. Makanya sedang dikumpulkan (bahan keterangan)," sambungnya.

Sekedar informasi, AF (28) pria asal Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau penipuan penyalur kerja ke Laos. Dia curhat di media sosial terkait kondisinya di sana dan berharap mendapatkan pertolongan.

"Minta doanya dan share-nya mumpung ada koneksi karena komunikasi dibatasi. Saya dan teman saya jadi korban perdagangan manusia di Laos," tulis AF dikutip, Selasa (9/8/2022).

Lebih lanjut, ia juga menceritakan kronologi singkatnya bisa menjadi korban TPPO. Mulanya ia ditawari pekerjaan ke Thailand namun ternyata dipindahkan ke Laos.

"Kronologi mau dipekerjakan di Thailand malah disebrangkan ke Laos lewat sungai Mekong, di gedung ini saya tidak bisa keluar dan dikurung, mau makan pun susah karena mengandung babi. Jadi susah makan," ujarnya.

Dalam postingan itu, ia juga men-tag beberapa pejabat negara mulai dari Polres Sukabumi Kota, Gubernur Jabar Ridwan Kamil hingga Presiden Joko Widodo.

"Semoga pihak Divisi Humas Polri Polres Sukabumi bisa menolong saya teman saya dan warga Indonesia di sini yang terjebak jadi korban perdagangan orang bisa keluar dari gedung ini. Ridwan Kamil, Presiden Joko Widodo, Kepala BP2MI RI, Humas Polres Sukabumi Kota," lanjutnya.

(sud/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads