Seekor macan kumbang muncul di Kampung Cikaso, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Macan tersebut diduga turun dari Gunung Masigit Kareumbi untuk memangsa ayam.
Kepala Sub Bagian Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar Halu Oleo mengatakan, jika di Gunung Masigit Kareumbi masih terdapat populasi macan tutul atau macan kumbang.
"Masih di Gunung Masigit Kareumbi itu ada macan," kata Halu via sambungan telepon, Jumat (22/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Halu belum mengetahui penyebab macan kumbang tersebut turun ke pemukiman warga. Menurutnya, dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui penyebabnya.
"Kemarin yang turun di Cicalengka perlu di pelajari kembali," ujarnya.
Namun secara umum, menurut Halu biasanya macan memiliki daerah jelajah untuk mencari makan dan mangsa yang cukup luas hingga berkilo-kilo meter. Bisa saja, macan tersebut sedang mencari makan.
"Misalnya jika di dalam hutan atau wilayah jelajahnya tidak menemukan pakan, terus ada masyarakat yang membuat (kandang ayam) dan memancing macan itu mau memangsa bisa jadi dia keluar," ujarnya.
Saat disinggung keberadaan populasi macan di Gunung Masigit Kareumbi, apakah masih banyak atau berkurang, Halu menyebut populasinya masih ada namun untuk jumlah harus diinventarisasi kembali.
"Kalau populasi macan masih ada, berapa populasinya harus melakukan inventarisasi apakah macan tutul atau kumbang itu masih (banyak) harus dilakukan inventarisasi," ujarnya.
Tak hanya itu, satwa lainnya seperti rusa hingga babi hutan juga masih ada di Gunung Masigit Kareumbi.
"Satwa yang ada di sana seperti kijang. Ekosistem itu ketika ada karnivora tentu ada hewan lainnya, termasuk babi hutan, mangsanya macan tadi," pungkasnya.
(wip/tey)