Dua ekor macan tutul (panther pardhus) terekam kamera di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akhir 2024 kemarin. Keduanya diduga merupakan induk dan anakan Macan Tutul Jawa yang masih eksis di alam liar.
Balai Besar TNBTS mengatakan pihaknya bersama pemerhati satwa sengaja memasang camera trap untuk mendeteksi populasi Macan Tutul di kawasan taman nasional. Upaya itu secara kontinu dilakukan dengan menelusuri temuan jejak cakaran atau feses kucing besar di alam liar Pulau Jawa itu.
"Kegiatan pemasangan camera trap di kawasan TNBTS sudah dilakukan sejak 2015 dan dilaksanakan tiap tahun hingga sekarang," ujar Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Hendra kepada detikJatim, Senin (20/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang hampir 1 dekade, kata Hendra, pihaknya mencatat adanya perjumpaan dengan Macan Tutul yang kemudian dicatat sebagai landasan jumlah populasinya di kawasan TNBTS.
"Jumlah perjumpaan hasil dari monitoring Macan Tutul dengan menggunakan pemasangan camera trap sampai 2024 di kawasan TNBTS berjumlah 20 sampai dengan 24 ekor," terangnya.
Sebelumnya disebutkan camera trap merekam adanya satu induk Macan Tutul bersama 1 anakan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akhir 2024. Balai Besar TNBTS sendiri belum bisa memastikan jenis kelamin 2 satwa itu. Karena pemantau masih terus menelusurinya di lapangan.
"Kalau secara detil menunggu hasil laporan tim di lapangan. Dari rekaman yang kami miliki, diduga dua ekor Macan Tutul itu satu induk dan satu anakan. Mereka jantan atau betina kami belum bisa memastikan," kata Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani.
(dpe/iwd)