Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di ruma Irjen Ferdy Sambo, Jakarta. Orang nomor satu di Indonesia itu meminta agar kasus itu diusut tuntas.
"Saya kan sudah sampaikan, usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi, transparan. Sudah!", kata Jokowi dikutip dari detikNews, Kamis (21/7/2022).
Dia menilai transparansi penting dalam penyelidikan kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J. Hal itu, agar tidak muncul keraguan masyarakat terhadap Polri.
"Itu penting untuk agar masyarakat tidak ada keragu-raguan terhadap peristiwa yang ada. Ini yang harus dijaga kepercayaan publik terhadap Polri harus dijaga," ucapnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menonaktifkan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Kepala Biro Pengamanan Internal (Paminal) Polri Brigjen Hendra Kurniawan, dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdy Susianto.
Penonaktifan tersebut sebagai upaya menjaga transpransi dan akuntablitas Polri dalam mengungkapkan kasus polisi tembak polisi. Selain itu, juga telah menemukan rekaman CCTV.
"Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu (20/7/2022).
(mso/mso)