Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan terakhir. Mulai dari SD negeri di Bandung yang hanya diminati 3 siswa baru hingga banjir bandang menerjang Kabupaten Garut.
Berikut rangkuman Jabar Sepekan:
Sopir dan Penumpang Dihajar Massa Gegara Hoaks
Sebuah video menunjukkan aksi main hakim sendiri di Jl Raya Simpang, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin (11/7/2022). Video yang akhirnya viral di media sosial itu menunjukkan seorang sopir mobil pikap dan penumpangnya dihakimi massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta di lapangan menemukan aksi massa terjadi diawali kecelakaan lalu lintas di kawasan Cikalong. Kendaraan pikap sempat dikejar massa yang termakan hoaks.
"Jadi awal aksi massa ini karena ada kecelakaan lalu lintas. Massa yang kejar itu termakan hoaks. Tidak tahu apa-apa, tersulut emosinya dan aksi kejar-kejaran terjadi sampai akhirnya setelah puluhan kilometer kejar-kejaran, pikap dihentikan di Jalan Simpang Bantarkalong. Terjadilah aksi main hakim sendiri. Anggota polsek amankan pengemudi dan penumpang pikap dari aksi massa," kata Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo.
Dilihat detikJabar, beberapa video memperlihatkan anggota polisi berseragam berusaha hentikan kendaraan pikap putih di depan toko swalayan.
Bak film aksi, anggota ini menembakan senjata ke udara sambil meminta pengemudi berhenti. Hampir bersamaan, sejumlah warga melakukan perusakan kendaraan pikap.
Seorang penumpang yang keluar dari dalam mobil kemudian dihakimi dengan cara dipukul bagian kepalanya. Sebagian lagi memecahkan kaca depan mobil dengan benda keras.
Polisi kembali meletupkan senjata ke udara agar aksi main hakim sendiri berhenti. Penumpang pikap langsung diamankan. Disisi lain, sopir pikap harus dikeluarkan melalui jendela pintu untuk dievakuasi ke kendaraan patroli.
Selain mengamankan mobil pikap yang sudah rusak, polisi juga memeriksa saksi, termasuk sopir dan penumpang pikap yang dimassa.
"Korban sudah kita amankan, bahkan sudah mendapatkan penaganan medis. Kami mintai keterangan di Polsek. Mobil kami amankan di Polsek Bantarkalong," ucap Dian.
Sementara, Kasat Lantas Polres Tasikmalaya, AKP Yudi Sadikin, menyebut kendaraan pikap nomor polisi Z 8637 DP sempat terlibat kecelakaan lalu lintas sebelum aksi penganiyayaan dan perusakan.
Kendaraan ini ditabrak pemotor remaja saat parkir di pinggir jalan. Pemotor yang baru berusia 15 tahun ini sengaja main telefon genggam saat berkendara. Lepas kendali, motornya menabrak pikap pengangkut oli bekas yang terparkir di pinggir jalan.
"Jadi ini awalnya ada kecelakaan, pikap itu lagi parkir ditabrak pemotor masih remaja. Pemotor ini maen HP di atas motor. Nah pas mau simpan HP di dashboard motor dia nggak konsentrasi, nabrak pikap yang parkir," kata Yudi.
Entah bagaimana, akhirnya justru sang sopir di mobil pikap ini malah dikejar massa dan berujung dihajar. Kini, sopir dan penumpang pikap ini akan menempuh jalur hukum. Polisi mengumpulkan keterangan saksi dan sejumlah video viral untuk diselidiki.
Anggota Polisi di Garut Dipecat
Seorang anggota Polri di Garut dipecat dari kesatuannya. Dia terbukti maling motor 4 kali dan tak masuk kerja lebih dari 200 hari.
Brigadir Dian Hadianto, salah seorang anggota Sekretariat Umum Polres Garut resmi dipecat sebagai anggota Polri. Upacara Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) digelar di Mako Polres Garut, Jalan Sudirman, Kecamatan Karangpawitan, hari ini, Senin (11/7/2022). Dipimpin langsung Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
"Hari ini, kami berdasarkan surat keputusan Kapolda Jawa Barat, kami majukan upacara pemberhentian tidak dengan hormat kepada salah satu anggota kami Brigadir Dian Hadianto," kata Wirdhanto.
Wirdhanto mengatakan, Dian melakukan tiga kesalahan fatal, yang tergolong ke dalam pelanggaran disiplin, kode etik dan pidana.
Pertama, kata Wirdhanto, Dian terbukti ikut-ikutan melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Kemudian, Dian juga tak masuk kerja ratusan hari.
"Pertama adalah penyalahgunaan narkotika, kemudian yang kedua adalah disersi selama 256 hari," ucap Wirdhanto.
Pelanggaran tersebut diperparah dengan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Dian. Wirdhanto mengatakan, Dian juga terbukti 4 kali melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor.
"Sudah dinyatakan inkrah dan ditahan," katanya.
Proses pemecatan yang dilakukan oleh Polres Garut diketahui tidak dihadiri langsung oleh Dian. Proses pemecatan ditandai dengan pencoretan foto Dian berseragam Polri.
Wirdhanto mengatakan, pemecatan yang dilakukan oleh pihaknya ini merupakan bentuk komitmen dari institusi Polri untuk menjadi lebih baik.
"Bagian dari reward and punishment pimpinan Polri terkait oknum. Kami tidak akan segan melakukan tindakan kepada personel yang melakukan pelanggaran," ungkapnya.
Polres Garut sendiri selama tahun 2022 ini sudah menyelenggarakan 6 kali sidang kode etik. Para oknum anggota Polres Garut yang melanggar itu dijatuhi hukuman yang beragam.
"Ada yang nanti bersifat mutasi/demosi, ada yang penundaan pangkat termasuk sekolah, dan juga termasuk ada yang diberi teguran tertulis," pungkasWirdhanto.
SD Negeri di Bandung Hanya Diminati 3 Siswa Baru Saat PPDB
SDN 206 Putraco Indah, Kelurahan Turangga, Kota Bandung sepi peminat saat PPDB 2022. Sekolah ini sempat hanya mendapat tiga siswa baru setelah tahapan penerimaan peserta didik diumumkan pada 8 Juli 2022.
Pada laman resmi PPDB Kota Bandung 2022, SDN 206 Putraco Indah hanya diisi tiga siswa baru. Ketiganya berasal dari jalur zonasi dua orang dan dari jalur afirmasi satu orang.
Padahal dalam laman tersebut, SDN 206 Putraco Indah mendapatkan kuota total 56 calon siswa baru. Rinciannya yaitu 55 siswa untuk jalur zonasi dan satu siswa untuk jalur afirmasi.
Namun masalahnya, ternyata hanya 2 orang yang mendaftar melalui jalur zonasi ke sekolah yang beralamat di Jl Rajamantri Kaler, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung tersebut. Kemudian 1 orang mendaftar melalui jalur afirmasi, sehingga ketiganya dinyatakan diterima seluruhnya.
Namun kini, siswa baru di SDN 206 itu tercatat sudah mencapai 30 orang. Pihak sekolah telah mengambil kebijakan sehingga murid baru di SD negeri itu kini mulai bertambah.
"Alhamdulilah, jadi setelah kami buka pendaftaran offline, sekarang siswa di Putraco hingga jam 12 siang hari ini sudah ada 30 orang," kata Kepala Sekolah SDN 206 Putraco Indah Darmawan saat ditemui detikJabar di ruang kerjanya, Rabu (13/7/2022).
Adapun rincian 30 siswa itu terdiri dari 25 siswa yang mendaftar secara offline dan lima siswa merupakan pindahan dari sekolah lain. Jumlah itu sudah termasuk tiga siswa yang sudah mendaftar sebelumnya.
Darmawan mengakui, pada tahapan PPDB online, siswa yang mendaftar ke sekolahnya memang hanya ada tiga orang. Namun setelah tahapan itu selesai, sekolah membuka kembali pendaftaran secara offline hingga 18 Juli 2022 atau tepatnya hingga hari pertama masuk sekolah.
"Jadi betul memang di online ini baru tiga, tapi sekarang alhamdulillah setelah masa daftar ulang terus berdatangan offline. Dan saya prediksi, di SDN ini terus bertambah karena masa proses daftar ulang masih berjalan sampai Senin," ungkapnya.
Ia pun menjelaskan, pendaftaran offline itu dibuka karena mayoritas warga yang tinggal di sekitaran sekolah masih belum mampu menjangkau pendaftaran PPDB online melalui gawainya masing-masing. Ditambah, warga yang tinggal di komplek perumahan mewah dekat sekolah, juga sudah minim anak-anak yang berusia sekolah dasar.
"Kebanyakan warga di sini menengah ke bawah, jadi nggak semua bisa daftar PPDB online. Makanya kita buka untuk yang offline. Terus kalau warga yang di komplek, itu rata-rata pensiunan yang anak-anaknya udah pada dewasa," tuturnya.
Darmawan pun menargetkan jumlah siswa di SDN 206 Putraco Indah bisa diisi dua rombongan belajar atau dua kelas untuk murid baru. Sementara, jumlah kelulusan siswa pada tahun ini mencapai 24 orang.
"Dan alhamdulillah siswa yang lulus di sini 100 persen masuk ke SMP negeri semua. Kita kalau melihat kelulusan, ini sudah banyak untuk yang masuk murid barunya. Tapi kita target dengan kuota ini, bisa diisi sama dua rombel di Putraco," pungkasnya.
4 Orang Tewas pada Insiden Kebakaran Mobil Supporter Timnas di Subang
Satu unit mobil pikap terbakar di Ruas Pantura, tepatnya di Jembatan Cipunagara, Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (11/7/2022) dini hari. Empat orang dinyatakan tewas dalam insiden itu yang belakangan diketahui berisi supporter Timnas Indonesia.
Mobil pikap bernopol E 8798 PV diketahui melaju dari Jakarta menuju Cirebon. Penumpang mobil ini baru pulang dari Stadion Patriot Bekasi setelah menonton ajang Piala AFF U-19 saat Timnas Indonesia berlaga melawan Myanmar pada Minggu (10/7/2022) malam.
Tepat di Jembatan Cipunagara, Pamanukan, Subang mobil pikap tersebut mengalami kecelakaan tunggal yang juga menyebabkan mobil terbakar. Diduga kendaraan pikap tersebut mengarah dari Jakarta menuju Cirebon itu sempat melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi sehingga menabrak trotoar dan menabrak pada bagian tengah Jembatan Cipunagara.
Salah satu korban selamat, Apip mengungkapkan kejadian insiden terbakarnya mobil yang ditumpanginya tersebut terjadi begitu cepat.
"Kalau kejadiannya saya tidak tahu bagaimana kebetulan saat kejadian saya sedang tidur," ujar Apip saat diwawancarai detikJabar di RS Pamanukan Medical Centre.
Menurut Apip, ia sadar setelah melihat kobaran api yang sudah meludeskan mobil dari pikap yang mengarah dari Jakarta menuju Cirebon tersebut. Namun, ia pun mengetahui bahwa mobil pikap tersebut melaju dengan kecepatan lumayan tinggi.
"Sadar-sadar saya melihat mobil sudah terbakar, kalau masalah kecepatan mobilnya itu lumayan kencang sebelum saya tidur," katanya.
Ada 7 orang yang berada di dalam mobil pikap. Mereka seluruhnya hendak pulang ke Patrol, Indramayu.
"Abis nonton sepak bola Indonesia lawan Myanmar di Bekasi semuanya, kejadiannya waktu mau pulang ke Indramayu, belum tau kalau kejadiannya seperti apa," ujar salah satu keluarga korban meninggal dunia atas nama Mumtaz Daniel, Ato.
Adapun korban meninggal dunia adalah Megan Afriani (29), Asep Indra Lukmana (26), Billy Martien (29), serta Mumtadz Daniel (24). Sementara untuk korban luka-luka adalah Apip (28) Khairul Umam (28) Robi Vrima (28).
Kanit laka lantas Polres Subang, Ipda Suharyadi mengatakan, insiden maut ini menyebabkan sepasang suami istri atas nama Billy Martien (29) dan Megan Afriani (29) meninggal dunia. Jasad keduanya sempat sulit dievakuasi, lantaran dalam kondisi tergencet badan pikap.
"Setelah api dari mobil sudah mulai padam, kita sempat mengalami kesusahan evakuasi pengemudi serta penumpang lainnya yang duduk di depan mobil karena tergencet," ujar Kanit laka lantas Polres Subang, Ipda Suharyadi.
Guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan tunggal hingga terbakarnya mobil pikap ini pihak kepolisian dari unit laka lantas Polres Subang bersama dengan Polda Jabar langsung memeriksa saksi-saksi.
"Saksi yang kami periksa ada tiga orang merupakan korban selamat, ada empat orang saksi mata yang berada disekitar TKP," ujar Kasubdit Gakkum Polda Jabar, Kompol Lalu Wira saat diwawancarai di lokasi kejadian, Senin (11/7/2022).
Lalu Wira mengatakan, dari hasil olah TKP nantinya akan dikonfontir dari hasil pemeriksaan saksi-saki korban selamat maupun saksi mata di TKP.
"Tentunya nanti dari hasil pemeriksaan saksi akan kami konfrontir dari hasil olahTKP. Untuk hasilnya nanti sekitar dua hari sampai tiga hari ke depan," katanya.
Kemunculan Kodok Merah di Gunung Salak
Kabar membahagiakan datang dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tentang munculnya Kodok Darah atau dikenal dengan nama Kodok Merah. Satwa ini diketahui termasuk kategori langka dan satu-satunya kodok yang masuk ke dalam daftar hewan dilindungi dalam PP No 7 Tahun 1999.
Hewan dengan nama latin Leptophryne cruentata itu ditemukan muncul pada tahun 2020 silam, terakhir satwa nokturnal itu juga terlihat di tahun 2021. Menurut pihak TNGHS penantian munculnya Kodok Merah itu sudah ditunggu selama 5 tahun terakhir.
"Juni tahun 2020 ketika memasuki masa Pandemi COVID-19, kami bersama tim survey bersama-teman-teman TNGHS menemukan kodok merah atau kodok darah itu di kawasan TNGHS yang memang dinyatakan ini satu-satunya jenis kodok yang dilindungi. Sejak 5 tahun itu tidak ditemukan keberadaanya," kata Munawir, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi KLHK.
Saat itu, Munawir yang masih menjabat sebagai Kepala Balai TMGHS mengatakan bahwa saat awal pandemi kawasan TNGHS ditutup. Dengan adanya penutupan itu, proses pemeliharaan secara alami kawasan tersebut berlangsung. Saat survey dilakukan itulah kemudian si Kodok Merah ditemukan.
"Nah kemudian akhirnya ketemu kawan-kawan itu pertama ketemu di Blok Loji, ketemu si kodok ini tentu kita senang karena waktu itu dinyatakan sudah enggak ketemu. Kita saat itu sempat publish di web kita kembali menemukan setelah 5 tahun tidak ditemukan," ungkap Munawir.
Tidak hanya di lokasi itu, tim kembali menemukan habitat amfibi itu di beberapa lokasi lain masih di area TNGHS dengan jumlah yang lebih banyak.
"Alhamdulillah kemudian kita pindah lagi ke tempat lain, mencari juga di tempat yang kita prediksi sebagai habitat kodok ini juga. Nah tenryata ketemu malah lebih banyak terus tidak berselang lama beda berapa bulan kita pindah ke Blok Betung Lega itu masih di taman nasional ketemu lagi di situ," ujar Munawir.
"Dan kemudian di beberapa tempat di tahun 2021 adalagi di daerah sukabumi ketemu lagi bahkan lebih banyak lagi. Kita simpulkan bahwa kodok merah itu di taman nasional belum punah artinya masih ada dan sebetulnya masih banyak," sambung Munawir.
Kemunculan Kodok Merah menandakan masih lestarinya suatu kawasan. Ini mengartikan, kata Munawir kawasan TNGHS masih terjaga ekosistemnya dan tidak tercemar.
"Kodok jenis ini menjadi penanda masih alaminya atau bagusnya suatu ekosistem. Jadi kehadiran kodok itu di tempat tersebut itu menandakan bahwa daerah itu tidak tercemar daerah itu bersih, nah dia tidak akan bisa hidup di tempat yang daerah itu tercemar alias tidak terjaga kelestariannya," ujar Munawir.
Kemunculan Kodok Merah amatlah penting sebagai penanda kelestarian sekaligus pantasnya sebuah kawasan dilabeli kawasan konservasi.
"Jadi itu yang menjadi sangat penting bahwa dengan adanya kodok ini di kawasan tersebut bisa dikatakan bahwa TNGHS pantas disebut kawasan konservasi karena dia masih terjaga kealamiannya, itulah gunanya TNGHS harus dijaga dalam konteks Bio Diversity nya, pasti punya fungsi dengan adanya macan tutul ada Owa Jawa ada Elang Jawa banyak jenis lain yang tentu memiliki fungsi-fungsi di ekologinya termasuk kodok yang tadi," pungkas dia.
Banjir Bandang di Garut
Banjir bandang meluluhlantakkan sejumlah daerah di Kabupaten Garut. Ada ribuan orang yang terdampak bencana yang terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai itu.
Banjir bandang itu terjadi Jumat (15/7) malam usai hujan deras mengguyur sejak siang hari. Bencana ini mengingatkan warga Garut dengan tragedi serupa pada tahun 2016 lalu itu.
Hujan deras tersebut kemudian menyebabkan volume air di sejumlah sungai di Kabupaten Garut meningkat. Salah satunya Sungai Cimanuk.
Daerah-daerah yang terdampak banjir mayoritas berada di kawasan bantaran sungai, seperti di Cimacan, Kaum Lebak dan Dayeuh Handap.
Luapan air dari Sungai Cimanuk membuat 8 kecamatan terendam banjir, yakni Kecamatan Cikajang, Bayongbong, Cilawu, Garut Kota, Karangpawitan, Banyuresmi, Tarogong Kidul dan Cibatu.
Banjir bandang tersebut terjadi secara tak terduga. Tak heran, banyak warga yang terjebak di dalam rumah saat air merangsek dari sungai ke pemukiman.
Seperti yang terjadi di kawasan Cimacan, Kecamatan Tarogong Kidul. Di kawasan ini, banyak warga yang terjebak di dalam rumah saat banjir berlangsung.
Wawan, salah seorang warga Cimacan mengatakan, ketinggian air saat itu bervariatif. Yang paling tinggi, terdapat di kawasan bawah, yang terdekat ke Sungai Cimanuk.
"Di sana ada lah sampai 2,5 meter," ungkap pria yang akrab disapa Awan tersebut.
Wawan mengatakan, saat kejadian berlangsung, dia dan warga lainnya kebanyakan sedang beristirahat. Dia kaget bukan main saat air mengepung perkampungan.
"Ada banyak yang terjebak di dalam rumah, tapi Alhamdulillah tidak ada yang hanyut," ujar Wawan.
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Pemprov Jawa Barat, Sabtu (16/7) pagi, diketahui total ada 451 orang yang terdampak banjir bandang. Jumlah tersebut berasal dari 8 kecamatan yang terdampak banjir.
Sementara berdasarkan proses inventarisir yang dilakukan oleh pihak kepolisian, di kawasan Kecamatan Tarogong Kidul saja, ada lebih dari 2,5 ribu warga yang menjadi korban.
"Estimasinya 2.500 orang yang terdampak," ungkap Kapolres AKBP Wirdhanto Hadicaksono.
Banjir bandang tersebut membuat ribuan orang harus mengungsi ke rumah kerabat dan tempat pengungsian. Banjir mengakibatkan ribuan orang merana karena rumahnya luluh-lantah.
Namun beruntung, dalam kejadian tersebut, hingga berita ini dimuat, Minggu (17/7) pagi, belum ada laporan mengenai adanya korban jiwa atas kejadian banjir bandang yang terjadi di 8 kecamatan itu.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, petugas kami masih melakukan inventarisir," ujar Bupati Rudy Gunawan.
Kendati demikian, diketahui ada masyarakat yang sempat terjebak di dalam rumah saat banjir bandang terjadi. Beberapa di antaranya berhasil diselamatkan oleh petugas yang melakukan penyisiran.
Sejumlah warga lain lebih memilih untuk bertahan di lantai dua atau atap rumah agar terhindar dari banjir bandang.
Di kawasan Cimacan, ada seorang ibu hamil yang berhasil diselamatkan oleh petugas saat banjir bandang sedang menjadi. Proses evakuasi berlangsung dramatis karena debit air luapan sungai terus meningkat saat itu.
Pemda Garut sendiri akhirnya langsung menetapkan status darurat banjir bandang. Status tanggap darurat banjir bandang ditetapkan selama 14 hari terhitung Sabtu (16/7).
Setelah menetapkan status darurat banjir bandang, Pemda Garut melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai melakukan proses penanggulangan.
Tim dikerahkan untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi material banjir dari dalam rumah. Kegiatan itu juga dibantu personel TNI dan Polri.
Bupati Rudy Gunawan mengatakan, para penyintas banjir bandang dipastikan akan mendapatkan uang kerohiman. Mereka yang hanya terdampak akan dapat duit Rp 500 ribu, sedangkan yang kondisi kerusakan rumahnya cukup parah akan dapat uang hingga Rp 1 juta.
"Insya Allah dana BTT kami masih cukup untuk melakukan penanggulangan banjir bandang ini," ungkap Rudy.