Baru-baru ini Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) membawa kabar gembira. Kodok darah atau dikenal dengan nama kodok merah muncul di kawasan TNGHS.
Munculnya kodok merah di TNGHS itu telah menolak punah. Jauh sebelum kodok merah kembali muncul di TNGHS, pada tahun 2012 kodok merah juga pertama kali ditemukan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Lantas bagaimana populasi kodok merah di TNGC?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Teguh Setiawan mengatakan, populasi kodok merah di TNGC mengalami penurunan cukup drastis. Hal ini berdasarkan hasil monitoring populasi kodok merah Ciremai yang dilakukan pihaknya.
"Penurunan populasi kodok merah Ciremai terjadi pada tahun 2018 dan tahun 2020," kata Teguh kepada detikJabar, Kamis (14/7/2022).
![]() |
Beberapa faktor menjadi penyebab menurunnya populasi kodok merah di TNGC. Kemarau panjang pada tahun 2018 dan 2019 menjadi salah satu penyebabnya. Bahkan pada tahun 2019 kodok tersebut sempat menghilang dari habitatnya.
"Saat kemarau panjang habitat kodok merah di Curug Cilutung debit air menjadi berkurang. Akibatnya aliran yang ke arah Curug Cisurian menjadi kering," jelas dia.
"Keringnya Curug Cisurian menyebabkan hilangnya kodok merah di sekitar Curug Cisurian pada tahun 2019," ujar dia menambahkan.
Selain faktor lingkungan dan alam, kurang telitinya dalam penghitungan menjadi penyebab lain menurunnya populasi kodok merah di TNGC.
"Faktor human error kurang telitinya dalam penghitungan ini bisa terjadi, karena kodok merah mempunyai warna yang sangat persis sama dengan habitatnya," ucap dia.
Berikut data hasil monitoring populasi kodok merah Ciremai yang pernah dilakukan oleh tim balai TNGC.
Tahun 2018
Curug Cisurian: 102 individu
Curug Cilutung: 272 individu
Curug Batu Nganjut: 25 individu
MA. Kopi Bojong: 24 individu
Tahun 2020
Curug Cisurian: 18 individu
Curug Cilutung: 69 individu
Curug Batu Nganjut: 7 individu
MA. Kopi Bojong: 17 individu
MA. Ciinjuk: 21 individu
MA. Cadas Belang: 21 individu
Tahun 2022
Curug Cisurian: 17 individu
Curug Cilutung: 23 individu
MA. Ciinjuk: 46 individu
MA. Kopi Bojong: 13 individu
Sementara, kegiatan monitoring populasi kodok merah Ciremai dalam satu tahun dilakukan tiga kali. Pada tahun 2022 baru dilakukan satu kali, dari tiga kali monitoring.
(ors/ors)