Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Mulai dari pria di Purwakarta ditemukan bersimbah darah hingga penyebab SD di Bandung yang hanya memiliki 3 siswa baru usai PPDB 2022.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Pria Bersimbah Darah di Purwakarta
Warga Pasar Simpang yang berlokasi di Kelurahan Sindang Kasih, Purwakarta digegerkan dengan penemuan seorang pemuda yang bersimbah darah. Pemuda tersebut ditemukan dengan luka menganga di sejumlah titik di tubuhnya.
Menurut informasi, korban diketahui bernama Egi Muhamad Solihin (17). Korban sempat mendapatkan perawatan tim medis namun nyawanya tidak tertolong.
"Saya dapat info telah terjadi pembacokan tepatnya di area masuk pasar dan ini dimungkinkan terjadi di malam hari," ujar Oyok Wahyudin, Lurah Sindangkasih di lokasi kejadian, Selasa (12/07/2022).
Oyok menjelaskan, ia mendapatkan laporan dari jajarannya bahwa telah terjadi perkelahian dan pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Namun ia tidak mengetahui pasti penyebab dan siapa pelaku yang sudah menewaskan warganya.
"Kronologis kurang begitu tahu, tidak tahu persis sekuriti turun ke sini udah ada korban, menurut informasi ada adu mulut dulu korban itu, pelaku infonya ada empat orang," katanya.
Masih kata Oyok, ia menegaskan agar masyarakat tidak terpancing emosi dan tetap bersabar. Ia mendukung warga agar semua keterangan akan di sampaikan kepada pihak kepolisian.
"Saya berusaha menenangkan warga dan keluarga, biarkan polisi mengungkap masalah ini, saya tidak bisa memastikan tapi menurut informasi pihak kepolisian bisa mengembangkan disinyalir seperti itu (saling kenal)," ungkap lurah.
Di lokasi kejadian, polisi sudah memasang garis polisi di titi korban tergeletak. Di titik itu masih banyak darah segar milik korban sebelum dibawa ke rumah sakit.
Sedangkan jasad korban sudah berada di kamar jenazah RSUD Bayu Asih Purwakarta, dilihat kondisinya sangat mengenaskan. Pipi sebelah kiri luka robek hingga menganga, kaki dan tangan terdapat luka senjata tajam.
'Wanita Terkaya di KBB' Wafat Diantar Banyak Orang
Media sosial dihebohkan dengan ribuan orang yang menghadiri pemakaman seorang wanita yang disebut 'terkaya di Kabupaten Bandung Barat'. Sosok wanita tersebut dianggap 'bukan orang biasa'.
Dalam video yang beredar, rumah orang terkaya di Bandung Barat itu memang nampak megah serta unik karena mengadopsi arsitektur yang tak biasa serta warna birunya yang mencolok.
Para pelayat itu bergantian takziah serta beriringan mengantarkan mendiang Mama Eulis ke pemakaman keluarga yang ternyata lokasinya hanya sekitar 100 meter dari kediamannya.
Usut punya usut, sosok yang menjadi magnet bagi ribuan pelayat itu yakni Mama Hj Eulis Ratna Alsinah, warga Kampung Kebon Hui, RT 03/17, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Ia dikenal sebagai seorang tokoh masyarakat Desa Cigugur Girang. Mama Eulis ternyata meninggal dunia pada Minggu (10/7/2022) sekitar pukul 18.00 akibat penyakit lambung yang telah lama diidapnya.
"Mama Hj Eulis Ratna Alsinah meninggal itu hari Minggu kemarin, semua kaget. Sampai viral di medsos waktu pemakaman diantarkan ribuan orang. Memang orangnya itu humble tapi tegas dan keras," ungkap Kepala Desa Cigugur Girang Priana kepada wartawan di kantornya, Selasa (12/7/2022).
Berdasarkan pantauan detikjabar, rumah Mama Eulis yang arsitekturnya unik dengan berbagai ornamen binatang dan warna biru tua yang mencolok dibanding rumah lainnya, mulai sepi dari pelayat. Hanya ada beberapa karangan bunga di antaranya dari anggota DPRD KBB serta Pemdes Cigugur Girang.
Mendiang Mama Eulis juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sering membantu warga sekitar tempat tinggalnya. Ia juga menjadi donatur tetap kegiatan yang digelar di Desa Cigugur Girang.
"Dia itu sosok yang dikenal oleh warga dan tegas. Dia suka membantu masyarakat sekitar. Mama juga donatur untuk kegiatan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, dan ke anak yatim itu beliau concern," ucap Priana.
Priana turut mengomentari soal predikat 'orang terkaya di KBB' yang melekat pada sosok Mama Eulis. Menurutnya itu karena kedermawanan serta sumber kekayaan mendiang semasa hidupnya.
"Cuma saya enggak tahu indikatornya apa disebut terkaya di KBB, mungkin karena beliau itu dermawan. Cuma memang saya pernah lihat langsung di rumahnya itu banyak emas dan uang, enggak tahu sebanyak apa dan berapa nominalnya," kata Priana.
Meninggalnya Mama Eulis menjadi kesedihan yang mendalam bagi dia dan segenap warga Desa Cigugur Girang. Mereka kehilangan tokoh yang paham dan peduli pada Desa Cigugur Girang.
"Tentu sangat kehilangan. Tapi kalau kami di desa, mungkin karena memang keterlibatan almarhumah dan sebagai donatur tetap. Ke desa itu biasanya ngasih Rp 50 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, tergantung kegiatannya," tuturPriana.
(ral/mso)