Jabar Hari Ini: Pria Tewas Bersimbah Darah hingga SD yang Hanya Punya 3 Siswa Baru

Jabar Hari Ini: Pria Tewas Bersimbah Darah hingga SD yang Hanya Punya 3 Siswa Baru

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 12 Jul 2022 22:30 WIB
SDN 206 Putraco Indah
Foto: Suasana SDN 206 Putraco Indah, Kota Bandung yang hanya dapat 3 siswa baru (Rifat Alhamidi/detikJabar).
Bandung -

Sejumlah peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini. Mulai dari pria di Purwakarta ditemukan bersimbah darah hingga penyebab SD di Bandung yang hanya memiliki 3 siswa baru usai PPDB 2022.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Pria Bersimbah Darah di Purwakarta

Warga Pasar Simpang yang berlokasi di Kelurahan Sindang Kasih, Purwakarta digegerkan dengan penemuan seorang pemuda yang bersimbah darah. Pemuda tersebut ditemukan dengan luka menganga di sejumlah titik di tubuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut informasi, korban diketahui bernama Egi Muhamad Solihin (17). Korban sempat mendapatkan perawatan tim medis namun nyawanya tidak tertolong.

"Saya dapat info telah terjadi pembacokan tepatnya di area masuk pasar dan ini dimungkinkan terjadi di malam hari," ujar Oyok Wahyudin, Lurah Sindangkasih di lokasi kejadian, Selasa (12/07/2022).

ADVERTISEMENT

Oyok menjelaskan, ia mendapatkan laporan dari jajarannya bahwa telah terjadi perkelahian dan pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Namun ia tidak mengetahui pasti penyebab dan siapa pelaku yang sudah menewaskan warganya.

"Kronologis kurang begitu tahu, tidak tahu persis sekuriti turun ke sini udah ada korban, menurut informasi ada adu mulut dulu korban itu, pelaku infonya ada empat orang," katanya.

Masih kata Oyok, ia menegaskan agar masyarakat tidak terpancing emosi dan tetap bersabar. Ia mendukung warga agar semua keterangan akan di sampaikan kepada pihak kepolisian.

"Saya berusaha menenangkan warga dan keluarga, biarkan polisi mengungkap masalah ini, saya tidak bisa memastikan tapi menurut informasi pihak kepolisian bisa mengembangkan disinyalir seperti itu (saling kenal)," ungkap lurah.

Di lokasi kejadian, polisi sudah memasang garis polisi di titi korban tergeletak. Di titik itu masih banyak darah segar milik korban sebelum dibawa ke rumah sakit.

Sedangkan jasad korban sudah berada di kamar jenazah RSUD Bayu Asih Purwakarta, dilihat kondisinya sangat mengenaskan. Pipi sebelah kiri luka robek hingga menganga, kaki dan tangan terdapat luka senjata tajam.

'Wanita Terkaya di KBB' Wafat Diantar Banyak Orang

Media sosial dihebohkan dengan ribuan orang yang menghadiri pemakaman seorang wanita yang disebut 'terkaya di Kabupaten Bandung Barat'. Sosok wanita tersebut dianggap 'bukan orang biasa'.

Dalam video yang beredar, rumah orang terkaya di Bandung Barat itu memang nampak megah serta unik karena mengadopsi arsitektur yang tak biasa serta warna birunya yang mencolok.

Para pelayat itu bergantian takziah serta beriringan mengantarkan mendiang Mama Eulis ke pemakaman keluarga yang ternyata lokasinya hanya sekitar 100 meter dari kediamannya.

Usut punya usut, sosok yang menjadi magnet bagi ribuan pelayat itu yakni Mama Hj Eulis Ratna Alsinah, warga Kampung Kebon Hui, RT 03/17, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Ia dikenal sebagai seorang tokoh masyarakat Desa Cigugur Girang. Mama Eulis ternyata meninggal dunia pada Minggu (10/7/2022) sekitar pukul 18.00 akibat penyakit lambung yang telah lama diidapnya.

"Mama Hj Eulis Ratna Alsinah meninggal itu hari Minggu kemarin, semua kaget. Sampai viral di medsos waktu pemakaman diantarkan ribuan orang. Memang orangnya itu humble tapi tegas dan keras," ungkap Kepala Desa Cigugur Girang Priana kepada wartawan di kantornya, Selasa (12/7/2022).

Berdasarkan pantauan detikjabar, rumah Mama Eulis yang arsitekturnya unik dengan berbagai ornamen binatang dan warna biru tua yang mencolok dibanding rumah lainnya, mulai sepi dari pelayat. Hanya ada beberapa karangan bunga di antaranya dari anggota DPRD KBB serta Pemdes Cigugur Girang.

Mendiang Mama Eulis juga dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sering membantu warga sekitar tempat tinggalnya. Ia juga menjadi donatur tetap kegiatan yang digelar di Desa Cigugur Girang.

"Dia itu sosok yang dikenal oleh warga dan tegas. Dia suka membantu masyarakat sekitar. Mama juga donatur untuk kegiatan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, dan ke anak yatim itu beliau concern," ucap Priana.

Priana turut mengomentari soal predikat 'orang terkaya di KBB' yang melekat pada sosok Mama Eulis. Menurutnya itu karena kedermawanan serta sumber kekayaan mendiang semasa hidupnya.

"Cuma saya enggak tahu indikatornya apa disebut terkaya di KBB, mungkin karena beliau itu dermawan. Cuma memang saya pernah lihat langsung di rumahnya itu banyak emas dan uang, enggak tahu sebanyak apa dan berapa nominalnya," kata Priana.

Meninggalnya Mama Eulis menjadi kesedihan yang mendalam bagi dia dan segenap warga Desa Cigugur Girang. Mereka kehilangan tokoh yang paham dan peduli pada Desa Cigugur Girang.

"Tentu sangat kehilangan. Tapi kalau kami di desa, mungkin karena memang keterlibatan almarhumah dan sebagai donatur tetap. Ke desa itu biasanya ngasih Rp 50 juta, Rp 30 juta, Rp 20 juta, tergantung kegiatannya," tuturPriana.

Supir dan Penumpang Pikap Dimassa Gegara Hoaks

Viral sejumlah video memperlihatkan aksi main hakim sendiri di Jalan Raya Simpang, Desa Simpang, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (11/7/2022). Orang yang dihakimi adalah sopir dan penumpang mobil pikap.

Dilihat detikJabar, beberapa video memperlihatkan anggota polisi berseragam berusaha hentikan kendaraan pikap putih di depan toko swalayan.

Bak film aksi, anggota ini menembakan senjata ke udara sambil meminta pengemudi berhenti. Hampir bersamaan, sejumlah warga melakukan perusakan kendaraan pikap.

Seorang penumpang yang keluar dari dalam mobil kemudian dihakimi dengan cara dipukul bagian kepalanya. Sebagian lagi memecahkan kaca depan mobil dengan benda keras.

Polisi kembali meletupkan senjata ke udara agar aksi main hakim sendiri berhenti. Penumpang pikap langsung diamankan. Disisi lain, sopir pikap harus dikeluarkan melalui jendela pintu untuk dievakuasi ke kendaraan patroli.

Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya telah melakukan pengecekan terkait aksi masa di Jalan Raya Simpang. Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dian Pornomo mengatakan, jajaran Satreskrim telah melakukan pengecekan lokasi berkaitan dengan kejadian keributan dan perusakan mobil pikap putih itu.

Selain mengamankan mobil pikap yang sudah rusak, polisi juga memeriksa saksi, termasuk sopir dan penumpang pikap yang dimassa.

"Korban sudah kita amankan, bahkan sudah mendapatkan penaganan medis. Kami mintai keterangan di Polsek. Mobil kami amankan di Polsek Bantarkalong," ucap Dian di kantornya Selasa (12/7/22).

Fakta di lapangan menemukan aksi masa terjadi diawali kecelakaan lalu lintas di kawasan Cikalong. Kendaraan pikap sempat dikejar masa yang termakan hoaks.

"Jadi awal aksi masa ini karena ada kecelakaan lalu lintas. Massa yang kejar itu termakan hoaks. Tidak tahu apa-apa, tersulut emosinya dan aksi kejar-kejaran terjadi sampai akhirnya setelah puluhan kilometer kejar kejaran, pikap dihentikan di Jalan Simpang Bantarkalong. Terjadilah aksi main hakim sendiri. Anggota polsek amankan pengemudi dan penumpang pikap dari aksi masa," tambah Dian.

Kasat Lantas Polres Tasikmalaya, AKP Yudi Sadikin, menyebut kendaraan pikap nomor polisi Z 8637 DP sempat terlibat kecelakaan lalu lintas sebelum aksi penganiyayaan dan perusakan.

Kendaraan ini ditabrak pemotor remaja saat parkir di pinggir jalan. Pemotor yang baru berusia 15 tahun ini sengaja main telefon genggam saat berkendara. Lepas kendali, motornya menabrak pikap pengangkut oli bekas yang terparkir di pinggir jalan.

"Jadi ini awalnya ada kecelakaan, pikap itu lagi parkir ditabrak pemotor masih remaja. Pemotor ini maen HP di atas motor. Nah pas mau simpan HP di dashboard motor dia nggak konsentrasi, nabrak pikap yang parkir," kata Yudi.

Entah bagaimana, akhirnya justru sang sopir di mobil pikap ini malah dikejar massa dan berujung dihajar. Kini, sopir dan penumpang pikap ini akan menempuh jalur hukum. Polisi mengumpulkan keterangan saksi dan sejumlah video viral untuk diselidiki.

GBLA Belum Layak untuk Jadi Kandang Persib di Liga 1

PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah menentukan tanggal kick off Liga 1 2022/2023. Laga perdana kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu akan dimulai pada 23 Juli mendatang.

Dua pekan kurang menjelang kick off, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dianggap masih belum layak dipakai untuk menggelar pertandingan. Padahal stadion ini bakal menjadi homebase Persib Bandung.

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Umuh Muchtar menyebutkan masih banyak fasilitas di Stadion GBLA yang mesti diperbaiki sebelum digunakan sebagai kandang klub berjuluk 'Maung Bandung' itu.

"Ya nanti kalau layak GBLA tidak masalah. Menurut saya GBLA belum layak ya, apa yang belum layak harus diperbaiki, banyak yang harus dibenahi," kata Umuh, Selasa (12/7/2022).

Umuh tidak ingin memaksakan memakai GBLA untuk menggelar pertandingan kandang Persib Bandung. Ia mengaku masih trauma akan peristiwa tragis di stadion berkapasitas 38.000 penonton itu.

Seperti diketahui dalam laga Persebaya Surabaya vs Persib di babak kualifikasi Grup C Piala Presiden beberapa waktu lalu, dua penonton meninggal dunia karena terinjak-injak saat berdesakan.

"Jangan dipaksakan di GBLA (nanti) kejadian lagi seperti kemarin itu saya masih trauma," ungkapnya.

Umuh lebih mengharapkan jika Persib untuk sementara waktu menggunakan Stadion Si Jalak Harupat di Kutawaringin, Kabupaten Bandung untuk menjadi homebase sembari menunggu GBLA benar-benar siap.

"Kalau masih yang layak di Kabupaten Bandung (JalakHarupat) itu kan masih sama di Jabar juga tidak jauh. Insya Allah nanti berunding mengambil langkah," jelasnya.

Penyebab SD di Bandung Hanya Punya 3 Siswa Baru

PPDB di Kota Bandung memunculkan polemik meski seluruh tahapannya telah dilaksanakan. Pasalnya, ada SD negeri yang hanya mendapat tiga murid baru dan kurang diminati orang tua siswa.

SD yang dimaksud adalah SDN 206 Putraco Indah di Jalan Rajamantri Kaler, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung. Dari hasil PPDB, sekolah yang memiliki kuota untuk 56 siswa ini hanya diisi tiga pendaftar dan otomatis diterima seluruhnya.

Setelah ditelusuri, faktor yang membuat SDN 206 Putraco Indah sepi peminat karena adanya label sekolah inklusi. Sehingga, orang tua banyak yang enggan mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut meski rumahnya memiliki jarak yang dekat dengan SDN 206.

"Jadi kalau saya lihat, masyarakat sudah melabeli kita dengan sekolah inklusi dan sekolah berkebutuhan khusus. Padahal pada dasarnya, sekolah kita itu sama sekolah reguler dan sekolah negeri," kata guru SDN 206 Putraco Indah, Septian Mulyadi, Selasa (12/7/2022).

Sekadar diketahui, sekolah inklusi adalah sekolah yang memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Di sekolah inklusi, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan tanpa dibeda-bedakan berdasarkan faktor apapun.

Septian yang juga menjabat sebagai Ketua PPDB SDN 206 itu pun menjelaskan, karena faktor tersebut, orang tua jadi enggan memasukkan anaknya ke sekolah ini. Ia mengakui label sekolah inklusi malah menimbulkan hambatan pihaknya saat penerimaan siswa baru.

"Karena kita di hasil akhir PPDB pasti selalu sedikit jumlah siswa yang keterimanya. Kita malah jadi yang paling sedikit di antara sekolah-sekolah negeri lain. Tahun kemarin aja kita cuma 4 siswa yang keterima di Putraco," ungkapnya.

Selain label inklusi, masalah faktor mindset orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah berlabel elit juga menjadi penyebab SDN 206 hanya mendapat 3 murid baru. Mengingat, SDN 206 lokasinya berdekatan dengan beberapa sekolah yang telah dilabeli sekolah favorit oleh masyarakat seperti SDN 257 Pelita, SDN 164 Karang Pawulang hingga SDN 163 Buahbatu Baru.

"Jadi gini, kita itu dikelilingi sama beberapa sekolah elit lah, orang-orang juga pada tahu. Jadi secara mainset, orang tua itu lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah itu," ujarnya.

Padahal berdasarkan pantauan, lokasi SDN 206 tidak terlalu sulit untuk diakses masyarakat. Sekolah itu berada di tengah-tengah komplek perumahan mewah yang berada di RW 04 Kelurahan Turangga, Kota Bandung.

Namun karena faktor ini, masalah lainnya pun muncul. Menurut pengakuan Septian, warga yang tinggal di komplek sekitar sekolahnya lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah lain. Sementara, mereka yang masuk ke SDN 206 malah berlatarbelakang anak dengan orang tua yang berprofesi mulai dari ART di komplek perumahan itu, atau anak-anak yang orang tuanya merupakan pendatang dari luar Kota Bandung.

"Secara lingkungan sebetulnya kita paling enak, kita ada di dalam komplek sekolahnya dan kita juga sekolah adiwiyata. Tapi, kebanyakan siswa di kita itu anak-anak ART di komplek sini, mereka orang dari luar Kota Bandung rata-rata. Terus ada juga dari warga pendatang yang rata-rata berpenghasilan menengah ke bawah, mereka juga dari luar Kota Bandung identitasnya," ucapnya.

Septian melanjutkan, selama tiga tahun terakhir, SDN 206 Putraco Indah sudah mulai mengurangi penerimaan ABK di sekolah. Jumlahnya pun kini mulai berkurang dari total 70 persen siswa ABK menjadi 60 persen.

"Jadi kita udah tiga tahun terakhir ini pengen menghapus labeling sekolah ABK, kita sekarang mulai mengurangi. Dan Alhamdulillah itu tercapai dari asalnya kita 70 persen ABK, sekarang turun jadi 60 persen," ucapnya.

"Dan di PPDB sekarang, kita mulai mengurangi. Kalau yang kategoru berat, mohon maaf karena itu sebetulnya kan jatah SLB. Tapi kalau hang masih ringan, kita masih bisa terima. Itu pun kita batasi penerimaannya," tambahnya.

SDN 206 Putraco Indah sebetulnya bukan tanpa upaya untuk pemenuhan kuota murid baru. Mereka bahkan sampai berkeliling ke TK-TK untuk meyakinkan orang tua supaya mau menyekolahkan anak-anaknya ke SDN 206.

Namun, upaya itu tetap saja belum membuahkan hasil maksimal. Sebab menurut Septian, mindset orang tua masih berpikir ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah elit dibanding ke sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya.

"Kita promosi udah, gencar di mana-mana. Dari situ, memang alhamdulillah ada beberapa orang tua yang mau sekolah ke sini. Kita jemput bola lah. Tapi, hasilnya kan kembali lagi ke orang tua masing-masing, apalagi kita dikelilingi sama sekolah elit," tuturnya.

Meski begitu, pihak sekolah sudah mengambil kebijakan untuk pemenuhan kuota rombongan belajar tahun ajaran baru 2022/2023. Yaitu, dengan cara mengundang orang tua siswa yang gagal mendaftar di PPDB untuk bisa menyekolahkan anaknya ke SDN 206.

"Jadi nanti kebijakannya dikembalikan ke sekolah lagi. Jadi siswa yang nggak keterima di PPDB, kita undang supaya masuk ke Putraco. Termasuk nanti menampung anak-anak dari orang tua yang pendatang, yang belum memiliki identitas sebagai warga Kota Bandung. Itu nanti kita undang buat masuk ke sini, sementara sudah 14 yang mau masuk," ucapnya.

Kebijakan ini juga sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Menurut Septian, Disdik mendukung kebijakan yang diambil sekolah selama untuk pemenuhan kuota rombongan belajar.

"Sudah, sudah dikoordinasikan. Dan dinas mendukung Alhamdulillah. Ditambah, dinas punya kebijakan untuk sekolah supaya tidak menambah rombel, jadi ketika ada sekolah yang siswanya banyak, enggak boleh nambah rombel lagi. Kalau enggak nanti bisa disanksi. Mudah-mudahan dengan solusi itu kuota siswa kita jadi bertambah," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(ral/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads